Pada tahun ini, peringatan Hari Pers Nasional mengusung tema Pers Merdeka, Demokrasi Bermartabat. Dalam peringatan ini, berbagai isu dan wacana tentang pers, baik itu tentang kebebasan pers, tantangan pers di era digital dan era disrupsi maupun dalam demokrasi berbangsa dan bernegara diangkat serta diperbincangkan.
Ragam isu dan wacana tentunya menempatkan pers sebagai elemen yang turut mempengaruhi proses perkembangan sebuah bangsa maupun negara. Hal ini secara tidak langsung menjadikan pers ataupun jurnalistik turut mempengaruhi proses pembangunan fisik maupun non fisik dari sebuah bangsa. Namun, patut diingat, bahwa peran dan pengaruh tadi tidak diberikan tanpa menghadapi berbagai tantangan.
BACA JUGA: Pengiriman Tank Barat ke Ukraina dan Permasalahan Baru yang Ditimbulkan
Pers, Pembangunan dan Tantangannya.
Pengaruh Pers berkaitan dengan persoalan pembangunan sudah terjadi sejak zaman lampau. Sudah sejak zaman Julius Cesar (100-44 SM) Acta Diurna telah menjadi tempat berita atau informasi pemerintahan diumumkan.
Tentunya pengumuman atau pemberitaan berasal dari penguasa atau istana. Isinya adalah tentang informasi, kebijakan atau keputusan tertentu. Hal ini lalu mempengaruhi suasana politik dan progress perkembangan kerajaan, secara fisik maupun non fisik. Aturan atau hukum yang mengatur perbudakan, atau pengumuman yang berkaitan dengan pembangunan Coloseum pada masa Cesar misalnya, menjadi informasi yang tentunya dimuat di dalam Acta Diurna ini.
Di masa modern sekarang ini, pers atau jurnalistik kerap memuat berbagai informasi mengenai kebijakan dan langkah pembangunan yang dibuat oleh pemerintah. Perihal penanganan banjir atau pembangunan moda transportasi dalam kota di Jakarta, bisa diangkat sebagai contoh.
Berdasarkan hal tadi, entah di masa lampau maupun masa modern, pemberitaan pers tentu mendatangkan tanggapan kirits, inteprestasi politik dan berbagai pengaruh lain berkaitan dengan pembangunan. Hal ini secara gamblang menunjukkan bahwa pemberitaan ataupun produksi informasi, wacana dari pers mempengaruhi produksi wacana kritis sehingga bisa mempengaruhi politik dan arah pembangunan (Ziai, 2015)
Namun peran pers sebagai unsur yang mempengaruhi pembangunan bukan hadir tanpa tantangan. Di era Orde Baru misalnya, pers dibungkam untuk menghasilkan pemberitaan maupun wacana kritis tentang pembangunan. Memasuki era reformasi dan era digital sekarang, tantangan semakin berat dihadapi oleh pers. Pemberitaan pers harus bersaing dengan berbagai konten di media sosial untuk mendapatkan perhatian pembaca.
Wacana-wacana tentang pembangunan dari pers harus mendapatkan tantangan dan bersaing dengan konten-konten dari media sosial, yang aneh, lucu, memanjakan mata. Padahal ribuan konten yang bertebaran di media sosial, belum tentu membawa aspek positif dan edukatif bagi pembangunan sebuah bangsa.
Hal yang mengkhawatirkan adalah kehadiran konten media sosial yang menampilkan hal-hal yang tidak urgen namun viral itu berhasil menggeser hal penting dan vital bagi kehidupan dan kesejahteraan bersama yang lebih luas. Dampaknya ialah pemikiran bangsa ini hanya dipenuhi dan disibukkan hal yang remeh temeh tanpa subtansi. Pencerahan bangsa dan proses pembangunan bisa mandek dalam situasi ini, sebab orang lebih menaruh perhatian pada konten yang viral dan lupa hal yang lebih penting.
Pers sebagai akselerator pembangunan
Berhadapan dengan situasi ini, eksistensi dan konsistensi pers sebagai unsur dalam pembangunan dipertaruhkan dan ditantang. Dikatakan demikian karena dalam kondisi ini pers ditantang, entahkah ia bisa konsisten untuk tetap menjadi media yang memberikan informasi dan edukasi yang berkualitas sehingga berpengaruh positif untuk publik dan menciptakan proses pembangunan yang berkualitas, ataukah ia terbawa arus zaman dan hanyut mengikuti gaya konten-konten di media sosial, yang mementingkan tujuan untuk menjadi viral tanpa memikirkan kualitas dan subsantsi dari konten itu sendiri.
Dalam situasi ini dan di zaman ini, kiranya pekerjaan rumah bagi dunia pers dan jurnalistik adalah untuk memberikan arahan dan citra diri yang benar sebagai pers yang berkualitas. Hal ini berarti pers mesti bisa memberikan perlawanan di tengah arus banjir informasi terutama serangan-serangan dari konten-konten yang viral yang membuat orang melupakan esensi dan substansi informasi yang dihasilkan oleh konten-konten itu.
Di sini, peran pers independen dalam menghasilkan pemberitaan yang berkualitas, dengan liputan dan investigasi yang mendalam sangat diperlukan. Sebab, berita dan liputan berkualitas, seperti investigasi dan mendalam, akan membantu dalam membentuk pengetahuan dan mencerahkan masyarakat secara baik dan berkualitas sehingga mempengaruhi pembentukan wacana publik yang kritis dan berkualitas dalam melawan serbuan ribuan konten di media sosial.
Wacana yang kritis dan berkualitas ini pada gilirannya akan membuka paradigma berpikir masyarakat sehingga sangup mengawal dan mengkritisi model, pendekatan dan kegiatan-kegiatan pembangunan di negara ini. Apabila proses ini berjalan, maka pembangunan akan berjalan dengan baik pun cepat karena kerja-kerja pembangunan tidak dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, yang mungkin juga diselewengkan, tetapi dibantu oleh pandangan dan pikiran publik.
BACA JUGA: Fenomena Childfree, Antara Tren atau Pilihan
Dengan independensi yang sanggup mendorong masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan, maka pers pun sanggup menjalankan perannya sebagai corong demokrasi. Maka benarlah tema Hari Pers Nasional tahun ini bahwa kualitas dan kebebasan pers akan sanggup menciptakan demokrasi yang bermartabat dan membantu pembangunan. Sebab, semua mereka yang terlibat dalam proses demokrasi bangsa mendapatkan pengetahuan dan pencerahan yang mumpuni untuk mengawal proses pembangunan.
Akhirnya mengutip pesan Presiden Jokowi pada Peringan Hari Pers Nasional tahun ini, di mana Pers mesti menjadi media arus utama yang menjadi penjernih informasi, baiklah pers selalu menjadi kandil dan bercahaya untuk memberikan penerangan dan informasi yang akurat, berkualitas dan selalu aktual bagi bangsa dan negara ini untuk mengakselerasi berbagai proses pembangunan bangsa dan negara ini ke arah yang lebih baik.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Shin Tae-yong Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Media Korea: Mereka Lupa...
-
Media Vietnam Sibuk Urusi Timnas Indonesia, Sampai Prediksi Ini Usai Lawan Arab Saudi
-
Cegah Anak Kecanduan Medsos, Menteri PPPA Dorong Ajarkan Permainan Tradisional
-
Kepala Hubungan Media Hizbullah Tewas karena Serangan Israel di Beirut, Iran Murka!
-
Media Asing Soal Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026: Cuma 0,5 Persen!
Kolom
-
Viral Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kok Bisa Kita Kembar dengan Orang Lain?
-
Mapel Coding dan AI untuk SD, Kebijakan FOMO atau Kebutuhan Pendidikan?
-
Miris! Ribuan Anggota TNI-Polri Terseret Judi Online, Sinyal Pembenahan?
-
Lapor Mas Wapres ala Gibran: Kebijakan Strategis atau Populis?
-
Tantangan Ujian Nasional Berbasis Komputer: Ketimpangan Akses, Perspektif Guru, dan Alternatif Penilaian yang Adil
Terkini
-
3 Film Glen Powell yang Pantang Buat Kamu Lewatkan, Terbaru Ada Twisters
-
3 Hal yang Perlu Diperbaiki oleh Skuad Garuda Jelang Laga Kontra Arab Saudi
-
MEOVV Terjebak dalam Hubungan 'Toxic' di Lagu Comeback Terbaru
-
3 Serum Brightening Murah Meriah Cocok untuk Pelajar, Harga Rp20 Ribuan
-
Ulasan Novel Yang Telah Lama Pergi: Kisah Pengkhianatan Masa Lalu