Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Fatson Tahya
Kawasan Tugu Jogja yang ramai dilewati pengendara. [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal akan keistimewaannya, tetapi ada sebuah ironi, sebuah ironi yang tidak menyangkut tentang keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta tetapi hal ini seperti lestari, hal tersebut berkaitan dengan klitih.

Klitih dan Daerah Istimewa Yogyakrta saat ini seperti telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau bisa juga dibilang identik.

Seperti keistimewaan yang menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan oleh Yogyakarta, Yogyakarta identik dengan keistimewaan.

Keistimewaan identik dengan sebuah hal yang positif, tapi klitih identik dengan sebuah hal yang mempunyai penilaian negatif.

BACA JUGA: Klitih: Sisi Gelap di Balik Keindahan Kota Jogja

Klitih di Daerah Istimewa Yogyakarta seperti telah menjadi sebuah identitas, yang sayangnya ini adalah identitas yang buruk. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal akan keramah tamahannya tercoreng dengan tindakan yang mengarah pada aktivitas kekerasan dan kriminalitas.

Apa tidak ada efek jera?

Tindakan klitih ini seperti tidak mempunyai efek jera, mungkin hal ini yang mengakibatkan kejadian kitih di Daerah Isimewa Yogyakarta terus berulang.

Tanpa ada solusi serta penyelesaian masalah yang tepat dan tegas, hal yang dapat mengakibatkan kerugian dari aktivitas klitih ini akan terus berlanjut, dengan berlindung dibalik kalimat “anak di bawah umur” kejahatan klitih yang dapat mengakibatkan hilangya nyawa seperti menjadi kejahatan dengan taraf ringan dan bukan kejahatan yang serius.

Solusi harus tepat

Kejadian klitih yang seperti terus berulang di Daerah Istimewa Yogyakarta ini harus mempunyai solusi yang tepat, tidak mungkin membiarkan tindak kejahatan yang meresahkan masyarakat, apalagi tindak kejahatan tersebut dapat menimbulkan kerugian materi bahkan dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Ketegasan dalam hukuman para pelaku klitih mungkin dapat menjadi solusi bagi tindak kejahatan klitih agar tidak terus berulang.

Selain ketegasan hukuman bagi para pelaku kitih, peran orang tua juga diharapkan dapat dilibatkan dalam solusi untuk menanggulangi permasalahan kitih di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terus berulang.

Pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak sangat penting untuk dilakukan, diharapkan orang tua dapat lebih pro aktif untuk menjaga serta mengawasi anak-anak mereka.

BACA JUGA: Fenomena Klitih yang Marak Terjadi di Yogyakarta, Apa yang Menjadi Penyebabnya?

Yogyakarta istimewa bukan karena klitih

Yogyakarta istimewa bukan karena klitih, mari kita wujudkan Yogyakarta yang berhati nyaman. Dengan begitu, maka masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta akan memetik manfaat yang positif dari slogan atau tagline tersebut.

Sudah sepatutnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai potensi pariwisata yang mumpuni dikemas dengan keistimewaan tanpa klitih yang membuat Yogyakarta menjadi tidak berhati nyaman.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Fatson Tahya