Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rizka Utami Rahmi
Ilustrasi anak sekolah (Freepik/AmranKaydinov)

Membentuk siswa untuk menjadi pribadi yang teladan dan disiplin tentunya adalah harapan semua tenaga didik di mana pun berada. Sudah sepatutnya seluruh elemen sekolah, ataupun dinas pendidikan terkait memberikan perhatian penuh bagi siswa dan kehidupan sekolahnya agar mereka bisa menyongsong masa depan yang lebih cerah.

Tapi apa jadinya jika kebijakan salah satu perangkat pemerintah mengenai peraturan sekolah malah terkesan memberatkan siswanya?

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat baru saja menerapkan kebijakan yang meminta siswa SMA/SMK di NTT masuk sekolah jam 5 pagi. Ia beralasan hal tersebut bisa meningkatkan etos kerja, disiplin dan mutu pendidikan. Kebijakan tersebut tentunya memberatkan siswa sekolah SMA/SMK di NTT.

BACA JUGA: Jadi Syarat Utama Sukses, Ini 4 Tips Melatih Diri Supaya Bisa Disiplin!

Lantas apa benar dengan masuk sekolah jam 5 pagi para siswa menjadi disiplin hingga bisa menaikkan mutu pendidikan?

Menurut berita yang beredar, saat hari pertama diterapkannya kebijakan tersebut, hanya sekitar 7 siswa yang berhasil masuk tepat waktu pada jam 5 pagi, sisanya mengalami keterlambatan.

Jika siswa masuk sekolah jam 5 pagi, itu berarti setidaknya mereka harus bangun lebih awal sekitar satu jam lebih cepat dari waktu masuk sekolah yaitu sekitar jam 4 atau bahkan lebih cepat lagi.

Lalu bagaimana dengan siswa yang bertempat tinggal jauh dari sekolah? Pastinya mereka membutuhkan waktu lebih awal lagi untuk mempersiapkan diri berangkat ke sekolah. Bahkan mungkin mereka sudah harus bersiap-siap dari jam 3 pagi.

Jika siswa tersebut baru tidur jam 10 malam, berarti mereka hanya memiliki waktu 5 jam untuk tidur. Cukup tidur saja kadang membuat siswa masih suka mengantuk di kelas, apa jadinya jika mereka kurang waktu tidur? Belum lagi jika ada yang menderita insomnia.

BACA JUGA: Punya Insomnia? Ini 5 Teh yang Efektif Atasi Insomnia Agar Tidur Nyenyak

Mengutip dari Klik Dokter, rime sirkadian tubuh juga bisa terganggu akibat tidur telat dan bangun lebih awal atau biasa disebut delayed sleep phase (DSP) yang jika terjadi berulang bisa menyebabkan penyakit bahkan kematian.

Selain itu, masuk jam 5 pagi kondisi jalan masih sangat sepi, NTT bukan Jakarta yg jalannya selalu ramai, tentu saja bisa membuka peluang kejahatan atau kriminal beraksi melihat anak sekolah yang sedang berjalan atau naik motor sendirian pada waktu tersebut.

Jika sudah begini apa Gubernur NTT masih bisa melihat manfaat dari masuk pukul 5 pagi? Tentunya selain alasan tadi, masih banyak alasan lainnya yang harus dipertimbangkan.

Negara seperti Jepang dan Finlandia yang mampu mencetak SDM unggul saja tidak serta merta memasukkan siswanya pukul 5 pagi bukan?

Jadi apakah memasukkan siswa jam 5 bisa efektif membentuk siswa disiplin? Semoga hal ini menjadi masukan bagi para perangkat pemerintahan yang ingin membuat peraturan tanpa melihat dampak negatif yang ditimbulkan di kemudian hari. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rizka Utami Rahmi