Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat muslim di seluruh dunia setelah melaksanakan kewajiban berpuasa selama satu bulan penuh di bulan suci Ramadhan.
Hari Raya Idul Fitri atau lebaran, kadang-kadang identik dengan pakaian baru. Sebenarnya tidak ada anjuran dan keharusan memakai pakaian baru ketika merayakan lebaran tetapi sejak awal bulan Ramadhan, toko pakaian diserbu oleh pembeli untuk mendapatkannya. Roda perekonomian bergerak cepat, transaksi dan perputaran uang berjalan sejak pagi hingga malam hari tidak seperti pada hari-hari biasa. Ada 3 alasan dari kebiasaan membeli pakaian baru menjelang lebaran:
1. Persepsi keliru
Dalih dari kebiasaan membeli pakaian baru bisa terjadi karena persepsi masyarakat yang keliru tentang adanya anjuran menggunakan pakaian terbaik, bersih, dan wangi_bukan pakaian baru_ yang harus dikenakan ketika mengikuti Sholat Idul Fitri. Persepsi terlanjur membekas secara turun temurun antar generasi sehingga menjadi sebuah tuntutan, kejelian pelaku bisnis melihat peluang membuat kebiasaan membeli pakaian baru tetap terjadi.
2. Kebutuhan pokok
Alasan lain dari kebiasaan membeli pakaian baru adalah wujud rasa syukur dan penghargaan seseorang atas jerih payah yang telah dilakukan dengan menyisihkan penghasilan berupa tabungan setelah bekerja selama satu tahun atau beberapa tahun sebelumnya guna menggantikan pakaian yang sudah usang. Selain kepuasan, bisa menumbuhkan spirit dan motivasi kerja pada tahun berikutnya.
3. Prestise
Bagi beberapa orang yang memiliki kelebihan harta, membeli pakaian dilakukan untuk up date mode atau menambah koleksi supaya bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan dunia fashion dan popularitas dalam masyarakat. Membeli pakaian baru tidak berdasarkan kebutuhan pokok dan tidak terbatas oleh waktu tetapi sebagai pemenuhan kebutuhan akan prestise.
Meskipun kadang-kadang dalam beberapa kasus bisa berdampak negatif, kebiasaan membeli pakaian baru saat lebaran tidak akan pernah bisa diberhentikan. Pakaian merupakan kebutuhan bagi setiap orang dan dengan alasan apapun keputusan membeli berkaitan dengan kebebasan dalam membelanjakan uang yang dimiliki oleh seseorang. Sebuah fenomena sosial yang tidak langka.
Apakah kamu memiliki alasan lain untuk menentukan pilihan membeli atau tidak membeli pakaian baru saat lebaran?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Tokoh Perempuan di Balik Sukses Ki Hajar Dewantara Pertahankan Taman Siswa
-
Tumbuhkan Jiwa Patriot lewat Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara
-
Clue Kemandirian Finansial di Balik Terputusnya 'Galak Gampil'
-
Mengubah Imajinasi Menjadi Cuan di Buku 'Kreativitas dalam Mainan Kardus'
-
Uji Taktual Baca Al-Qur'an Braille di 'Syiar Ramadhan Distra' Malang 2025
Artikel Terkait
-
Rahasia Tampil Profesional di Era Modern: 5 Tips Fashion yang Wajib Kamu Tahu
-
Donald Trump Diduga Cuek soal Aturan Pakaian di Pemakaman Paus Fransiskus, Banjir Kritik Pedas
-
4 Tips Kembalikan Warna Baju Hitam yang Pudar: Nol Rupiah, Cuma Pakai Bahan Rumahan
-
4 Tampilan Kasual Kekinian ala Sumin STAYC yang Wajib Dicoba untuk Daily Wear!
-
Pertamina Sukses Penuhi Lonjakan Permintaan Energi saat Ramadan dan Idul Fitri
Kolom
-
RUU Polri: Kebebasan Ruang Digital Terancam? Revisi Kontroversial yang Bikin Warganet Resah!
-
Dari Medan Tempur ke Obat-obatan: Kontroversi Rencana Pabrik Farmasi TNI
-
Sejuta Anak Punya Cerita: Menjadikan Pendidikan sebagai Hak, Bukan Impian
-
Pendidikan Indonesia 2025: Antara Harapan Baru dan Tantangan Lama
-
Di Balik Pintu Kelas: Refleksi Pembelajaran di Hari Pendidikan Nasional
Terkini
-
Pecat Carlos Pena di Penghujung Musim, Manajemen Persija Salah Langkah?
-
Demi si Dia! TXT Belajar Bahasa Cinta di Single Terbaru 'Love Language'
-
5 Drama Korea Ini Terpilih Tayang di Canneseries 2025, Simak Sinopsisnya
-
Review Film The Devil's Bath: Teror Mengerikan Tanpa Hantu
-
Jelang Penayangan Perdana, Drama Korea 'Spring of Youth' Kenalkan 7 Pemeran Pendukung