Di era digital yang semakin maju seperti sekarang ini, banyak orang yang merasa khawatir tentang nasib buruh. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, beberapa pekerjaan tradisional sudah mulai tergantikan oleh mesin atau sistem otomatis yang lebih efisien dan akurat.
Namun, sejatinya, era digital juga membawa banyak peluang baru bagi buruh untuk mengembangkan karir mereka. Dalam tulisan "Menakar Kembali Nasib Buruh di Era Digital" yang diterbitkan oleh CNBC Indonesia, membahas tentang bagaimana buruh dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keterampilan mereka dan membuka pintu peluang baru.
Salah satu contoh yang diungkapkan oleh tulisan tersebut adalah adanya platform daring seperti Upwork dan Freelancer yang memungkinkan buruh dengan keterampilan khusus bekerja terkoneksi dengan klien dari seluruh dunia. Dalam era digital ini, pekerja lepas atau freelancer dinilai semakin banyak diminati oleh perusahaan karena mereka tidak perlu memberikan gaji dan tunjangan, sehingga biaya operasional perusahaan disinyalir lebih efisien.
Namun, untuk memanfaatkan peluang ini, buruh juga dituntut mengasah keterampilan dan pengetahuan mereka dengan terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti kursus daring atau mengikuti pelatihan di lembaga pendidikan yang menawarkan program-program terkait teknologi.
BACA JUGA: Pandangan Terry Eagleton Terhadap Pemikiran Karl Marx
Selain itu, ada juga banyak pekerjaan di era digital yang masih membutuhkan tenaga manusia, seperti di bidang pemasaran digital, pengembangan aplikasi, dan manajemen media sosial. Bahkan, beberapa perusahaan juga mengutamakan keberadaan manusia untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan keterampilan sosial dan emosional seperti memberikan pelayanan pelanggan.
Oleh karena itu, bagi buruh, era digital tidaklah selalu berarti kabar buruk. Dengan memanfaatkan teknologi dan mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar, para pekerja tentu akan memperoleh peluang baru demi mengembangkan karir dan meningkatkan kualitas kesejahteraan hidup.
Memang, era digital telah membawa peluang dan tantangan bagi buruh di Indonesia, bahkan dunia. Namun, sebagai pekerja kita sebaiknya mampu menghadapi perubahan-perubahan. Sebagai buruh, hendaknya terbuka untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dengan terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi.
Meskipun begitu, perlu diingat bahwa perkembangan teknologi sudah selayaknya diimbangi dengan kebijakan yang adil dan berkelanjutan, agar tidak merugikan hak-hak buruh demi kesejahteraan seluruh masyarakat secara komprehensif.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
5000 Langkah dan Satu Liter Bensin, Refleksi Tentang Ketidakadilan
-
Membincang Pertolongan Pertama pada Psikologis
-
Menyambangi Bukit Rhema dan Eksplorasi Perjalanan Spiritual di Gereja Ayam
-
Sudah Tahu Well Being? Ini Cara Mewujudkannya agar Hidupmu Jadi Lebih Baik
-
Mengulik Polemik Iuran Tapera yang Diprotes Banyak Pekerja
Artikel Terkait
-
AFC Beri Penghargaan Ole Romeny yang Jadi Pahlawan Timnas Indonesia
-
Punya Nama Khas Orang Jawa, Siapa Diego Wagimin? Rekan Setim Dean James
-
Tahu Denny Chasmala Cuma Dapat Royalti Rp5,2 Juta, AKSI Langsung Bereaksi
-
Pemain Keturunan Indonesia Bikin Malu Raksasa Liga Jepang, Bakal Dipanggil Kluivert?
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
Kolom
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?
-
Jalan Terjal Politik Ki Hajar Dewantara: Radikal Tanpa Meninggalkan Akal
-
Lebaran: Hari Kemenangan Sekaligus Kekalahan
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
Terkini
-
Sinopsis Film Streaming, Mengulas Kasus Kriminal yang Belum Terpecahkan
-
Review Film Twisters: Lebih Bagus dari yang Pertama atau Cuma Nostalgia?
-
Selamat! Ten NCT Raih Trofi Pertama Lagu Stunner di Program Musik The Show
-
Arne Slot Soroti Rekor Unbeaten Everton, Optimis Menangi Derby Merseyside?
-
Review Film 'Pabrik Gula': Teror Mistis di Balik Industri Gula Kolonial