Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Fatson Tahya
Ilustrasi AI (Pexels/ThisIsEngineering)

Artificial Intelligence (AI) atau yang bisa juga disebut sebagai kecerdasan buatan sekarang ini telah memiliki perkembangan yang pesat dan luar biasa, hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bahwa pada saatnya AI akan dapat menggeser dan menggantikan tugas-tugas yang saat ini dilakukan oleh manusia.

Memang tidak dapat dipungkiri saat ini ada beberapa jenis pekerjaan yang semula dikerjakan oleh manusia kini telah diambil alih oleh AI, hal ini yang menjadi kekhawatiran bahwa di masa depan manusia akan tergantikan oleh teknologi AI, namun ada beberapa alasan yang membuat manusia tidak dapat digantikan oleh AI.

Berikut 5 alasan manusia tidak dapat digantikan oleh AI:

1. Kreativitas atau inovasi

Menurut studi yang dilakukan oleh Paw Research Center pada tahun 2021, sekitar 72% respnden memberikan pendapat bahwa mereka merasa bahwa AI dapat menggantikan pekerjaan manusia akan menjadi ancaman pekerjaan manusia di masa depan.

Tetapi civitas INSTIKI, studi tersebutjuga mendapatkan data bahwa pekerjaan yang lebih berorientasi pada interaksi sosial atau hubungan sosial, kreativitas, dan kemampuan berpikir yang kompleks memungkinkan akan lebih sedikit tergantikan oleh AI.

2. Empati atau kepedulian

Profesor David Autor dari MIT dalam artikelnya yang diterbitkan di tahun 2015 pada The Journal of Economic Perspectives menjelaskan meskipun AI dapat menggantikan dan dapat digunakan untuk menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rutin serta berulang-ulang tetapi pekerjaan yang menyangkut empati atau kepedulian akan tetap dilakukan oleh manusia.

3. Fleksibilitas

Penjelasan dari Dr. Kai-Fu Lee dalam bukunya yang terbit pada tahun 2018 dengan judul “AI Siperpowers: China, Silicon Valley, and the New World Order”, dijelaskan bahwa AI hanya akan dapat melakukan tugas-tugas yang telah di program sebelumnya dan AI tidak akan bisa menangani situasi yang tidak terduga atau situasi yang kompleks.

Maka dari itu, manusia atau tenaga manusia akan masih dibutuhkan untuk mengambil keputusan serta melakukan tindakan dalam pada situasi yang tidak terduga atau kompleks.

Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manusia atau tenaga manusia akan lebih mempunyai fleksibilitas khususnya dalam hal berbagai situasi serta kondisi, ini yang akan membuat tenaga manusia atau manusia masih dibutuhkan dan tidak tergantikan.

4. Kredibilitas dan kepercayaan

Profesor David Lazer dari Northeastern University menjelaskan pada artikelnya yang terbit pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa meskipun AI dapat bermanfaat atau dapat membantu memroses data dalam jumlah yang besar dengan cepat, manusia tetap dibutuhkan untuk menafsirkan atau menganalisis data tersebut dengan kritis.

Hal ini penting untuk menjaga kredibilitas serta kepercayaan dalam bidang-bidang seperti jurnalisme, penelitian, serta yang lainnya.

5. Etika moralitas

Etika moralitas adalah alasan lain yang membedakan manusia dengan Artificial Intelligence atau yang sering disebut atau disingkat dengan AI. Dr. Joanna Bryson dari University of Bath dalam artikelnya yang diterbitkan pada tahun 2018 di The Conversation, dijelaskan bahwa AI tidak memiliki etika moralitas karena mereka atau AI tidak memiliki kesadaran diri.

Manusia yang memiliki etika moral jelas masih dibutuhkan untuk memasatikan bahwa penggunaan AI tetap sesuai dengan nilai-nilai etika moral yang ada di masyarakat.

Itulah 5 alasan manusia tidak dapat digantkan oleh Artificial Intelligence atau AI.

Fatson Tahya