Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dini Sukmaningtyas
Foto udara pemandangan di Kota Jakarta, Senin (18/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Di dunia ini, banyak orang sumbu pendek yang mudah tersinggung dengan hal-hal sepele, salah satunya perihal panggilan atau sapaan.

Baru-baru ini, ada akun X atau Twitter yang membagikan pengalamannya terkait panggilan "Mbak" yang dia alamatkan kepada seorang perempuan yang ditemuinya di stasiun.

"Jadi pas aku diturunin di st tebet, ada mbak mbak emoneynya jatuh, ak kejer terus aku tegur “mbak ini jatuh”. TAPI INSTEAD OF MAKASIH DIA JUTEK BGT GRGR DIPANGGIL MBAK," tulis akun @BarudaksPapi pada Minggu (5/11/2023).

Dalam utasnya, dia membagikan kronologi kejadian tersebut secara lebih rinci. Saat melihat e-money milik penumpang lain terjatuh di luar stasiun, si penulis tweet tersebut langsung buru-buru mengambil dan berniat mengembalikan kepada pemiliknya.

Dia awalnya menyapa "Mbak" kepada pemilik e-money tersebut. Setelah yang bersangkutan menoleh, si penulis tweet menyodorkan e-money sambil berkata, "Ini jatuh, Mbak."

Si pemilik e-money hanya menjawab dengan nada datar dengan ekspresi tidak senang sambil melihat si penulis tweet dari atas sampe bawah gitu, lalu hanya menjawab “Oh ya” tanpa ucapan terima kasih.

Cuitan tersebut langsung mendapatkan beragam respons dari netizen.

"Kayaknya kalo tinggal di jkt harus membiasakan diri memanggil mbak-mbak yang spesies ini dengan sebutan Yang Mulia deh. Dipanggil 'kamu' baper, dipanggil 'Mbak'juga baper. Kan serba salah," tulis akun @stro****.

"Di sini manggilnya kakak. Mbak/ibu itu sensitif," tulis akun @rev****.

"Keknya di Jakarta tuh banyak yang ngartiin kalo sebutan "mbak" tuh cuma buat art, soalnya, bos aku aja suka gak terima kalo dipanggil mbak sm orang, soalnya buat dia "mbak" itu panggilan buat pesuruh/art, padahal dia asli malang," tulis akun @Senja****.

Dalam bahasa Jawa, "Mbak" merupakan panggilan yang sopan untuk menyebut perempuan yang lebih tua. Namun, beberapa orang justru tersinggung dengan panggilan tersebut karena dianggap merendahkan atau seperti panggilan kepada pembantu atau Asisten Rumah Tangga.

Ada yang salah dengan orang-orang ibu kota dalam memaknai panggilan "Mbak" ini. Walaupun panggilan "Mbak" di sana identik dengan ART, bukan berarti panggilan itu menjadi rendahan, karena ART adalah pekerjaan yang wajib dihormati.

Baik itu panggilan "Mbak", "Kak", atau "Teteh", semuanya merupakan panggilan untuk menghormati orang yang lebih tua. Seharusnya kita bangga karena bahasa dan budaya kita amat luas dan beraneka ragam, sehingga kita bisa menggunakan berbagai macam sapaan untuk orang lain.

Jika masih ada yang tersinggung dipanggil "Mbak" hanya karena merasa panggilan itu terdengar hina, ingat, dunia tidak hanya berputar di sekeliling Anda saja.

Dini Sukmaningtyas