"Saya ingin menyampaikan permohonan maaf atas tindakan dan perilaku yang telah menimbulkan keresahan bagi banyak pihak. Saya menyadari kesalahan ini sepenuhnya dan akan memperbaiki diri agar tidak mengulanginya kembali. Terima kasih kepada netizen yang telah memberikan masukan, dan saya berharap dapat melangkah dengan lebih baik untuk ke depannya," ucap influencer yang baru saja mengakui kesalahannya kepada publik melalui media sosial.
Klarifikasi seseorang atas perbuatan yang tidak tepat secara etika atau norma dan ia memohon maaf kepada publik serta pihak yang bersangkutan, memang sudah sepatutnya dilakukan. Mengakui kesalahan dengan memberi penjelasan menunjukkan sikap tanggung jawab dan kejujuran.
Perlu diingat bahwa memang setiap insan pasti pernah melakukan kesalahan kepada siapa saja, dimulai dari orang tua, teman, sahabat, sampai orang yang tidak dikenal sekalipun. Tentu kekhilafan tersebut bisa saja dilakukan dengan sengaja atau memang tidak sengaja, tergantung pada diri kita sebagai manusia pada saat menyikapinya.
Tetapi, berbagai kesalahan yang dilakukan itu bisa terjadi akibat sebelum bertindak belum dipikirkan terlebih dahulu apa yang akan menjadi penyebabnya.
Kejadian ini bisa dilihat dan dapat diamati dari banyaknya influencer atau public figure yang tidak memperhatikan perilaku dan etika di mana pun dan kapan pun berada. Terkadang, suka ceplas-ceplos tanpa melihat situasi dan kondisi.
Menurut pandangan saya, ketika seseorang sudah diketahui oleh masyarakat luas dan menjadi perhatian publik yang dikenal baik, seharusnya lebih waspada ketika akan melakukan sesuatu.
Saat menjadi figur publik dan sudah memiliki banyak fans atau penggemar berat, sebaiknya memperhatikan perilaku dan etika diri sendiri.
Semakin mereka mengenal, maka akan memahami sifat, perilaku, kebiasaan, dan juga dari cara berpikir influencer/public figure tersebut untuk mengenal lebih mendalam.
Selain itu, jika bertemu dengan fans garis keras, maka bisa saja perilaku mereka mengikuti sifat public figure yang digemarinya tanpa membedakan antara yang benar dan salah. Hal ini tentu bisa menjadi berbahaya ketika tokoh yang disukai melakukan kesalahan fatal, mereka malah mendukung dan membenarkannya.
Saya berharap seluruh netizen bijak dalam menangkap informasi, tidak melakukan provokasi, dan tidak membenarkan perilaku yang salah ketika sudah terbukti melanggar norma dan etika. Mencari sumber dan memastikan fakta kejadian dengan yang sebenarnya adalah salah satu langkah menyaring informasi yang akurat.
Permohonan maaf atas kesalahan yang diperbuat sudah sepatutnya dilontarkan. Meski begitu, klarifikasi yang diunggah di media sosial ini tentu memunculkan sebuah harapan dan suasana membaik bagi warganet.
Oleh karena itu, jangan sampai klarifikasi yang dibuat menjadi sebuah konten drama dan sandiwara semata serta mengulang kesalahan berulang kali tanpa melakukan introspeksi diri atas kekhilafan yang diperbuat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Pendidikan di Era Digital: Bagaimana Jika Ki Hajar Dewantara Tahu AI?
-
Tamansiswa dan Merdeka Belajar: Sejalan atau Berseberangan?
-
Bongkar Rahasia Cek Akun yang Berhenti Mengikuti di Instagram via ChatGPT
-
Kulineran di Pariaman? Ini 4 Kuliner Andalan yang Harus Dicicipi!
-
Edukatif! Ekskul MMBC SMA Negeri 1 Purwakarta Garap Film Pendek Tema Bersedekah
Artikel Terkait
-
Bandara Soetta Bantah Isu Kebakaran, Deputi Komunikasi Sebut Ada Pabrik Plastik yang Terbakar
-
Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
-
Lebih Mahal dari Xiaomi 15: Light Phone 3 Sajikan Fitur agar Orang Bisa Pensiun dari Media Sosial
-
Rincian Isi PP Tunas, Aturan Baru Prabowo untuk Batasi Anak Main Medsos
-
Tren Girl Canon Events: Sarana Refleksi Perjalanan Hidup Perempuan
Kolom
-
Jalan Terjal Politik Ki Hajar Dewantara: Radikal Tanpa Meninggalkan Akal
-
Lebaran: Hari Kemenangan Sekaligus Kekalahan
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
-
Mudik dan Reuni Keluarga: Antara Kebahagiaan dan Pertanyaan Menyebalkan
-
Kontroversi: Ghiblifikasi AI Lukai Hayao Miyazaki, 'AI Tak Punya Jiwa'
Terkini
-
Film 6/45: Perebutan Tiket Lotere yang Berakhir Serangkaian Negosiasi Kocak
-
4 Drama Jepang yang Tayang Bulan April 2025, Siap Masuk Watchlist Kamu
-
Sinopsis Drama Shine on Me, Drama Romantis yang Dibintangi Zhao Jin Mai
-
Ulasan Film China Just for Meeting You: Manisnya Romansa Remaja saat SMA
-
Review The Residence: Serial Whodunit Seru dengan Sentuhan Komedi