Jalan tol yang telah dibangun oleh pemerintah Indonesia memiliki dampak positif dan negatifnya masing-masing. Dimulai dengan tujuan untuk konektivitas transportasi dan kota, pembangunan infrastruktur yang merata, dan lain sebagainya.
Adanya jalan tol membuat masyarakat lebih mudah untuk mendatangi kota yang begitu jauh menjadi terasa dekat dengan jalanan yang tidak curam dan menakutkan dibanding menggunakan jalan raya yang lama tanpa menggunakan jalur bebas hambatan.
Perubahan yang terjadi tentu membuat jalan raya yang menghantarkan kota ke kota menjadi sepi. Masyarakat lebih sering menggunakan jalan tol ketika menempuh perjalanan yang sangat jauh dibanding jalanan lama yang terkadang di tengah jalan ditemukan jalur mendaki, curam, dan bahkan menempuh waktu yang lama untuk sampai ke tujuan.
Sebelum adanya jalan tol, saat itu hanya satu jalan untuk menempuh kota tujuan. Banyak sekali di pinggir jalan penjual yang menjajakan jajanan hingga makanan khas di daerah setempat. Saat ini, mereka mulai perlahan menghilang karena masyarakat rata-rata memilih jalan tol ketika sedang berpergian jauh.
Sebenarnya, bukan pembangunan jalan tol yang semakin banyak yang membuat rugi UMKM lokal. Tetapi lebih kepada pemerintah yang tidak menghiraukan akan hal ini sehingga banyak sekali masyarakat yang tak tahu kuliner daerah yang dilewati selama perjalanan ditempuh.
Seharusnya pemerintah dan pengelola jalan tol ini mampu bekerja sama untuk dapat memberikan tempat dengan izin yang mudah bagi para UMKM lokal di rest area jalan tol. Hal ini mampu memberikan sebuah keuntungan bagi mereka sebagai pelaku usaha.
Selain itu, pelaku UMKM juga dapat melakukannya lebih dari sekadar itu. Mereka bisa melakukan promosi digital dengan memanfaatkan teknologi di berbagai platform untuk memperluas pasar hingga terdorongnya transformasi digital di Indonesia.
Pastinya tidak semua UMKM yang berada di jalanan lama berpindah ke rest area di jalan tol. Pemerintah juga perlu menyediakan alternatif untuk merubah jalur-jalur tersebut menjadi jalur wisata kuliner dan budaya. Makanan khas juga bisa ikut dijual di toko-toko besar atau dijadikan oleh-oleh di bandara dan terminal.
Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat kebijakan lebih lanjut mengenai promosi dalam mengenal UMKM melalui kuliner khas atau jajanan daerah setempat kepada masyarakat agar memberikan dampak positif dalam perekonomian.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Tag
Baca Juga
-
Rayakan Hari Kartini, SMA Negeri 1 Purwakarta Gelar Parade dan Fashion Show
-
Ada Presentasi di Kelas? Ini 5 Tips Jitu dari Angga Fuja Widiana
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
-
AI Ambil Alih Estetika, Apakah Pertanda Proses Kreatif Mulai Terpinggirkan?
-
Pendidikan di Era Digital: Bagaimana Jika Ki Hajar Dewantara Tahu AI?
Artikel Terkait
-
Hingga Akhir Maret 2025, BRI Salurkan KUR Senilai Rp42,23 Triliun: Dorong Ekonomi Kerakyatan
-
UMKM Minuman Herbal Garap Pasar Global, BRI Berikan Dorongan Agar Makin Percaya Diri
-
JAPFA Serap Ayam UMKM untuk Jaga Stabilitas Harga: Langkah Mendukung Peternakan Rakyat
-
Rumah BUMN Rembang Milik SIG Penen Orderan Saat Lebaran Lalu
-
Pelat Besi Kolong Tol Dekat JIS Banyak yang Hilang Dicuri, Ini Langkah Pemprov DKI
Kolom
-
Langkah Kecil Bandung: Mengguncang Dunia dan Membangun Solidaritas Global
-
Ki Hadjar Dewantara: Dari Pejuang Kemerdekaan Menjadi Bapak Pendidikan
-
Memoar Aktivisme Politik Ki Hadjar Dewantara Melalui Pendidikan
-
Kolaborasi Lintas Sektor dalam Perpaduan Kedai Kopi dan Toko Buku
-
Wamenaker Sidak Penahanan Ijazah: Aksi Heroik atau Salah Panggung?
Terkini
-
Makin Panas! Media Vietnam Soroti 3 Keputusan Aneh Thailand di SEA Games 2025
-
Piala AFF U-23: Peluang Jens Raven Buktikan Kualitasnya di Skuad Garuda
-
Ngobrol Santai Soal Pendidikan Indonesia dalam Buku Kopi Merah Putih
-
7 Drama China yang Dibintangi Su Xiao Tong, Ada Young Blood
-
Sinopsis Phule, Film Biopik India Dibintangi Pratik Gandhi dan Patralekha