Belakangan ini viral konten di laman media sosial saya, video seseorang memancing dengan tulisan "Jika tujuanku hanya mencari ikan, mungkin aku sudah pergi ke pasar". Membaca ini pikiran saya terbang ke memori awal saat ayah saya mengajari saya memancing. Ternyata aktivitas yang dulu saya anggap sederhana bisa jadi memiliki makna lebih dari itu dewasa ini.
Memang memancing sering kali diasosiasikan dengan aktivitas sederhana hanya melempar umpan, menunggu ikan menggigit, dan menariknya ke permukaan. Namun, bagi banyak orang, memancing jauh bermakna lebih dari itu. Dalam kesibukan dunia seperti saat ini, aktivitas ini menjadi bentuk pelarian, terapi, dan cara untuk menemukan kembali diri di tengah kehidupan yang penuh tekanan.
Meredith McCord, seorang pemancing profesional dengan ratusan rekor dunia, menggambarkan memancing sebagai satu-satunya momen di mana pikiran bisa benar-benar istirahat. Dalam dunia yang tak henti-hentinya menuntut perhatian, memancing memberikan kita kebebasan dari gangguan.
Memancing adalah bentuk mindfulness. Aktivitas ini tidak membuat seseorang mematikan pikiran, melainkan memfokuskan perhatian pada hal-hal kecil di sekitar seperti gerakan air, bayangan ikan, atau suara alam. Proses ini menciptakan ketenangan yang jarang ditemukan di dunia modern.
Banyak penelitian juga mendukung manfaat memancing bagi kesehatan mental. Project yang dilakukan bernama Project Healing Waters Fly Fishing, membuktikan bahwa memancing dapat menurunkan tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Bahkan, aktivitas ini membantu meningkatkan kualitas tidur, sesuatu yang sering kali sulit dicapai bagi mereka yang mengalami trauma berat.
Dalam situasi ini, memancing tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga alat pemulihan yang efektif. Manfaat fisik dari memancing pun tidak bisa diabaikan. Gerakan melempar, menarik, serta menjaga keseimbangan di air melibatkan banyak otot tubuh, memberikan latihan ringan namun menyeluruh.
Memancing juga mengajarkan kita menghadapi ketidakpastian. Dengan setiap lemparan umpan, ada peluang untuk gagal atau berhasil, namun itulah inti dari memancing. Kesabaran menjadi kunci, dan pelajaran tentang menerima ketidakpastian perlahan tertanam dalam diri. Dalam situasi ini, memancing mengajarkan bahwa proses sering kali lebih penting daripada hasil.
Ketika dunia terus bergerak dengan cepat, memancing mengingatkan manusia untuk melambat. Aktivitas ini bukan hanya soal menunggu ikan menggigit umpan, tetapi juga tentang menemukan makna dalam ketenangan. Bagi siapa pun yang merasa terhimpit oleh tekanan hidup, memancing mungkin bisa kamu coba untuk jadi cara sederhana untuk menemukan kembali dirimu.
Baca Juga
-
Viral Gempi Dapat HP Baru, Kapan Sebaiknya Anak Diberi HP Pertama?
-
Masalah Komunikasi, Apa Timnas Sepak Bola Wajib Dilatih oleh Pelatih Lokal?
-
Stop Gaya Hidup YOLO, Sekarang Waktunya YONO: You Only Need One!
-
Viral Istilah Self-Serving Bias Jadi Penyakit Orang Indonesia, Apa Artinya?
-
Welcome Desember, 4 Rekomendasi Tontonan Spesial Natal yang Ada di Netflix!
Artikel Terkait
-
Prabowo Tinjau Kawasan BLUPPB Karawang, Dorong Swasembada Pangan dan Ekonomi Biru
-
Ulasan Buku Ikan Selais dan Kuah Batu: Kisah Persahabatan Manusia dan Ikan
-
Diusulkan Jadi Menu Gratis, Ikan Kaleng Ternyata Butuh Perhatian Khusus Menurut Ahli Gizi
-
Singgung Ikan Asin, Farhat Abbas Dilaporkan Pablo Benua Pencemaran Nama Baik
Lifestyle
-
4 Clay Cleanser Ampuh Bersihkan Pori-pori untuk Kurangi Minyak dan Jerawat
-
3 Rekomendasi Flatshoes Brand Lokal Kualitas Top, Cocok untuk Semua Acara!
-
4 Ide OOTD Musim Dingin ala Seulgi Red Velvet, Nyaman dan Tetap Gaya!
-
Bocoran Spek IQOO Z11 Turbo: Performa Monster Dibalut Resolusi Kamera Raksasa
-
Kasual hingga Neat Style, 4 Ide Daily OOTD Mark NCT untuk Momen Apa Pun
Terkini
-
5 Tanaman Buah yang Bisa Ditanam di Polybag, Solusi Berkebun di Lahan Sempit
-
Bukan Sekadar Resolusi: Tahun Baru sebagai Ruang Belajar dan Resiliensi
-
Simu Liu Bintangi Film Live-Action Sleeping Dogs Arahan Timo Tjahjanto
-
CERPEN: Senyum yang Tertinggal di Tanah Basah
-
CERPEN: Basa-basi di Balik Mesin Kopi, Saat Rindu Tidak Tahu Diri