Di era digital, media sosial seperti Instagram menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan diri, menjalin hubungan, dan membangun jaringan.
Namun, muncul fenomena menarik yaitu jumlah followers dan interaksi di Instagram sering kali dianggap sebagai indikator kedekatan hubungan seseorang.
Sehingga tidak jarang ketika mengidolakan couple drama tertentu, hal pertama yang dilakukan adalah mengecek Instagram mereka untuk memastikan apakah mereka saling follow atau tidak. Tapi, apakah benar followers Instagram bisa dijadikan tolok ukur kedekatan?
Memiliki banyak followers tidak selalu berarti memiliki hubungan yang dekat dengan semua orang tersebut. Followers lebih mencerminkan popularitas atau daya tarik akun seseorang, baik itu karena konten yang menarik, profesi, atau sekadar jaringan sosial yang luas. Kedekatan emosional tidak bisa diukur hanya dari angka.
Mungkin Anda sering melihat seseorang yang rajin menyukai dan mengomentari unggahan Anda. Ini bisa menjadi indikasi perhatian, tetapi belum tentu mencerminkan hubungan yang dalam. Banyak interaksi di media sosial bersifat spontan dan tidak selalu melibatkan keterikatan emosional.
Orang-orang yang paling dekat dengan kita, seperti keluarga atau sahabat, sering kali tidak terlalu aktif di media sosial atau bahkan tidak mengikuti semua unggahan kita.
Kedekatan sejati sering ditunjukkan melalui interaksi langsung, percakapan pribadi, atau dukungan di saat-saat sulit hal-hal yang jarang terukur di dunia digital.
Ada pula tekanan sosial untuk mem-follow seseorang sebagai tanda sopan santun atau menjaga hubungan profesional. Dalam konteks ini, menjadi followers tidak selalu berarti adanya hubungan personal yang erat. Kadang-kadang, ini hanya formalitas.
Kedekatan sejati lebih dari sekadar tampilan di Instagram. Hubungan yang bermakna melibatkan komunikasi yang mendalam, saling pengertian, dan kepercayaan, yang tidak selalu dapat dilihat melalui jumlah followers atau likes.
Followers Instagram mungkin memberikan gambaran tentang jaringan sosial seseorang, tetapi tidak cukup untuk dijadikan tolok ukur kedekatan hubungan.
Sebagai gambaran, mantan Anda sampai sekarang masih mem—follow Instagram Anda, maka bukan berarti Anda dan mantan masih memiliki hubungan spesial.
Kedekatan sejati melampaui angka dan interaksi virtual ia berakar pada koneksi emosional yang mendalam, yang sering kali tidak tercermin di media sosial.
Alih-alih fokus pada angka followers, penting untuk memprioritaskan hubungan yang autentik, baik secara online maupun offline.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
4 Tips Menentukan Tujuan Hidup ala Jerome Polin, Bikin Semangat!
-
Tradisi Rewang: Tumbuhkan Sikap Gotong Royong di Era Gempuran Egosentris
-
Butterfly Era di Balik Lagu Tunggu Apa Lagi Karya Nyoman Paul
-
Belajar dari Dasar, Berikut 2 Rekomendasi Buku Matematika bagi Mahasiswa Baru
-
Anak Polah Bapa Kepradah: Perilaku Anak Memengaruhi Reputasi Keluarga
Artikel Terkait
-
Diancam Netizen Indonesia, Istri Patrick Kluivert Tutup Komentar di Instagram
-
Resmi Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Banjir Follower
-
Anak Shin Tae-yong Bongkar Borok PSSI? Banyak yang Mau Kukatakan...
-
Jika Tak Diperhatikan, Ini 5 Aplikasi yang Bisa Bikin Baterai HP Jadi Boros
-
Kode Keras! Shin Tae-yong Unfollow Instagram PSSI
Kolom
-
Stop Gaya Hidup YOLO, Sekarang Waktunya YONO: You Only Need One!
-
Tunjuk Patrick Kluivert Gantikan STY, PSSI Lakukan Pertaruhan Paling Nekat
-
Budaya Labelisasi di Kampus: Merusak Relasi, Menghancurkan Niat Baik
-
Jam Kosong di Sekolah, Bukti Nyata Krisis Disiplin dalam Dunia Pendidikan
-
Lingkaran Setan Self-Reward: Menghargai atau Justru Menghukum Diri
Terkini
-
Pelatih Vietnam Heran PSSI Pecat Shin Tae-yong: Dia Sudah Raih Hasil Bagus
-
Berlabuh ke Liga Thailand, Bagaimana Kans Bermain Pratama Arhan di Klub Barunya?
-
Perjalanan Penuh Makna di Novel 'Bagaimana Cara Mengurangi Berat Badan'
-
Film Petaka Gunung Gede: Ketika Pantangan Diabaikan, Teror Dimulai!
-
Menikmati Liburan Bersama Keluarga dengan Budget Minim di Cianjur City Park