Gaji nunggak atau klien kabur adalah momok yang kerap dirasakan para penulis lepas. Bukan hanya dibayar rendah, tapi para klien yang telah menyewa jasa mereka ini terkadang dengan entengnya lepas tanggung jawab dan menghilang begitu saja.
Di tengah gempuran AI (Artificial intelligence), para penulis dituntut untuk bisa bersaing dengan cara adu kreatif. Namun di satu sisi, saat otak sudah diperas untuk selalu menelurkan tulisan berkualitas yang original, mereka masih saja tidak dihargai oleh para klien nakal ini.
Saat hendak menagih bayaran, para klien ini sengaja mengabaikan atau parahnya memblokir kontak penulis. Hal ini tentu memusingkan bagi para penulis.
Sebab sama seperti pekerja yang lain, mereka juga punya kehidupan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Jadi kalau gaji mereka tidak dibayar tentu akan mendzolimi penulis ini dan keluarganya.
Tidak hanya para klien, beberapa platform menulis juga terkadang menahan gaji penulis atau justru menguranginya. Hal ini terjadi karena perubahan kebijakan yang dirasa tidak menguntungkan platform tersebut dari segi bisnis. Sehingga memangkas atau menahan gaji penulis adalah solusi tercepat yang bisa mereka lakukan.
Hal ini tentu sama mirisnya, karena biar bagaimana pun, para penulis ini telah bekerja sesuai kontrak dengan menyetorkan tulisan sesuai syarat dan ketentuan yang diminta.
Namun sebaliknya, pihak platform justru dengan sengaja mengabaikan tanggung jawab mereka dan tidak memenuhi kewajiban sesuai kontrak awal.
Buruknya, perubahan kebijakan dari platfrom atau klien yang kabur ini tidak bisa diprediksi. Semuanya serba tiba-tiba. Sehingga penulis yang sudah mengatur anggaran untuk ini dan itu mendadak menjadi panik karena sumber pemasukan mereka mendadak tidak dibayar atau diundur entah sampai kapan.
Mencari ide dan mengeksekusi sebuah tulisan yang original, menarik dan sesuai syarat dan ketentuan, memang bikin pusing. Namun bagi penulis, bayaran yang nunggak ternyata jauh berkali-kali lipat lebih bikin pusing.
Terlebih saat sedang banyak kebutuhan seperti tahun ajaran baru, jelang Ramadhan, atau jelang Idul Fitri. Tentu ini akan semakin memusingkan lagi.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Beda Sehari, Pledis Umumkan Tanggal Wamil Hoshi dan Woozi SEVENTEEN
-
Debut Jepang, TWS Hiasi Banyak Festival hingga Sukses Rajai Oricon Chart
-
Waktu Bermain Futsal, Lebih Singkat dari Game Online yang Hempas Stresmu
-
Momen Viral di Konser BLACKPINK, Ada Naeyon, Jihyo hingga Red Velvet
-
Lebih dari Sekadar Istirahat, Ini Makna Lagu SEVENTEEN "Healing"
Artikel Terkait
Kolom
-
Penambahan Kuota Pemain Asing, dan Makin Terpinggirkannya Talenta Indonesia di Rumah Sendiri
-
Penulisan Ulang Sejaran dengan Tone Positif: Bagaimana Nasib Buku Kiri?
-
Dilema Fatherless: Dear Ayah, Anakmu Juga Ingin Dipeluk!
-
Di Balik Ibu-ibu yang Kuat, Sering Ada Lelaki yang Tak Mau Belajar Dewasa
-
Budaya Hustle Culture dan Burnout yang Disamarkan oleh Kecemasan
Terkini
-
The Book of Ichigo Ichie: Bukan Sekadar Hidup, Tapi Menghidupi Setiap Momen
-
Ulasan Freedom Writers, Bukti Pendidikan Jadi Alat Gebrak Sistem Sosial
-
Imbangi Arema FC, Liga Indonesia All Star Masih Terpuruk di Dasar Klasemen
-
Makna Lagu Stray Kids 'Parade': Berani dan Jangan Menyerah dalam Hidup
-
Kenneth Branagh dan Lily Gladstone Gabung di Film The Thomas Crown Affair