Lebaran 2025 nanti, MD Pictures merilis "Pabrik Gula" dengan dua versi berbeda: Jam Kuning (17+) dan Jam Merah (21+, Uncut). Bedanya? Hampir nggak ada.
Satu versi berdurasi 132 menit, satu lagi 133 menit. Hanya terpaut satu menit, tapi versi Jam Merah hanya boleh ditonton sama penonton dewasa, di show malam pula.
Sekilas, ini terdengar aneh. Biasanya, kalau ada versi "uncut", kita mengharapkan perbedaan yang lebih jelas—setidaknya ada adegan tambahan yang cukup signifikan, bukan sekadar tambahan beberapa detik. Lalu, kalau perbedaannya cuma semenit, apa yang sebenarnya dirahasiakan dari versi yang lebih "bersih"?
Di dunia perfilman, sensor bukanlah hal baru. Banyak film yang harus dipotong supaya bisa tayang dengan rating usia lebih rendah. Beberapa film bahkan sampai kehilangan banyak adegan penting hanya demi bisa menjangkau lebih banyak penonton. Namun, dalam kasus "Pabrik Gula", MD Pictures justru memilih untuk merilis dua versi sekaligus.
Mungkinkah ini soal sensor? Bisa jadi. Namun, kalau hanya soal sensor, biasanya durasi film akan lebih banyak terpangkas. Bedanya bukan hanya satu menit, tapi bisa beberapa menit bahkan lebih. Jadi, ada kemungkinan lain: Perubahan tone dan atmosfer.
Bayangkan ada satu adegan yang sama-sama ada di kedua versi, tapi di versi Jam Merah, adegan itu dibiarkan lebih lama beberapa detik. Atau mungkin, ada beberapa adegan yang di versi Jam Kuning dipotong sebelum mencapai klimaksnya, sementara di versi Jam Merah, adegan itu diperlihatkan tanpa gangguan.
Bisa juga ada perubahan subtil dalam dialog, ekspresi wajah, atau efek suara yang membuat satu adegan terasa lebih disturbing di satu versi dibandingkan dengan yang lain. Dan perubahan semacam itu, meskipun hanya berdurasi beberapa detik, bisa cukup untuk membuat film terasa lebih intens, lebih brutal, lebih bergairah, atau lebih mengguncang secara emosional.
Ada juga kemungkinan kalau ini tuh bukan soal sensor sama sekali, melainkan strategi pemasaran yang sangat cerdas. Dengan adanya dua versi, orang akan dibuat penasaran. Yang sudah menonton versi Jam Kuning mungkin tergoda untuk kembali dan menonton versi Jam Merah. Ini berarti, tanpa perlu menambah terlalu banyak biaya produksi, MD Pictures bisa meningkatkan jumlah penonton dan memperpanjang umur film di bioskop.
Dan kalau memang ini strategi marketing, harus diakui, MD Pictures berhasil.
Sekarang, semua orang membicarakannya. Penonton yang tadinya mungkin nggak tertarik jadi penasaran. Apakah ada adegan yang lebih brutal? Apakah ada unsur sensual yang lebih eksplisit? Atau mungkin ada sesuatu yang lebih gelap, lebih depresif, lebih mengganggu yang hanya bisa ditampilkan di show malam?
Satu menit mungkin terasa sepele. Namun, dalam dunia perfilman, satu menit bisa mengubah segalanya. Kamu wajib nonton Film Pabrik Gula versi mana pun deh!
Baca Juga
-
Check Out Sekarang, Pay Later: Film yang Mengangkat Fenomena Bayar Nanti
-
Warkop DKI Disulap Jadi Kartun, Siap Tayang di Bioskop, Yuk Kepoin!
-
Review Emergent City: Dokumenter Soal Gentrifikasi dan Perlawanan Warga
-
Review Spy High: Saat Skandal Sekolah Terkait Privasi yang Jadi Taruhan
-
Review Princess Mononoke: Kisah Magis di Tengah Kutukan dan Perang Alam
Artikel Terkait
-
Film Animasi Jumbo dari Kacamata Sang Kreator: Ryan Adriandhy Berbagi Cerita
-
Review Film Outside The Wire, Konsep Futuristik Elit tapi Eksekusi Rumit
-
Rahasia Akting Memukau Vanesha Prescilla dan Asha Assuncao Dibongkar! Siapa Rukman Rosadi?
-
Fakta-fakta Film Pengepungan di Bukit Duri, Raih Lebih 1 Juta Penonton di Hari ke-12 Penayangan
-
Check Out Sekarang, Pay Later: Film yang Mengangkat Fenomena Bayar Nanti
Kolom
-
Usulan Pencopotan Gibran: Ironi Nasib Wapres Kontroversial
-
Orang Tua dan Guru: Dua Pilar Pendidikan yang Sering Tak Searah
-
Menyamar dan Merekam: Krisis Integritas di UTBK SNBT 2025
-
Mimpi Pendidikan vs Ancaman Utang: Dilema Kebijakan Student Loan Pemerintah
-
Kafe Bertebaran, Angkringan Bertahan: Kisah Ketahanan Budaya di Jogja
Terkini
-
4 Inspirasi Outfit Harian dari Choi San ATEEZ yang Gampang Buat Kamu Tiru!
-
Belum Pasti Lolos, China Sudah PD Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia Ronde 4!
-
FIFTY FIFTY 'Pookie' Cerahkan Hari Lewat Sikap Riang dan Penuh Percaya Diri
-
Desa Wisata Jambu, Wisata Edukasi Cocok untuk Acara Outing Class di Kediri
-
Review Film Outside The Wire, Konsep Futuristik Elit tapi Eksekusi Rumit