Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Budi Prathama
Ilustrasi lowongan kerja. (Pixabay.com/loufre)

Indonesia saat ini bisa dibilang sedang gonjang-ganjing politik hingga sosial, salah satu "permainan" yang tengah diperankan, yaitu “Tebak-tebakan Job.” Tantangannya? Jutaan lulusan baru bermunculan setiap tahun, tapi pekerjaan yang tersedia ibarat satu jarum di dalam tumpukan jerami. Jadi, siap-siap ya, karena ini bukan sekadar cerita biasa, melainkan kisah nyata penuh liku dan tawa getir.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025 menunjukkan angka pengangguran terbuka mencapai 5,6%, atau sekitar 8,2 juta jiwa. Jumlah ini naik dibandingkan tahun lalu yang berada di angka 5,1%.

Sektor industri dan manufaktur yang sebelumnya menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja, kini justru banyak mengurangi jumlah karyawan akibat tekanan ekonomi global dan otomatisasi.

Bayangkan saja, kita bisa menyaksikan setiap tahun kampus-kampus di seluruh Nusantara melahirkan ribuan bahkan jutaan sarjana. Dari yang baru lulus sampai yang sudah punya ijazah tapi belum punya kerjaan, semua berkumpul di arena pencarian kerja. Tapi pekerjaan? Dikit banget. Rasanya seperti ikut audisi besar-besaran, tapi panggungnya cuma untuk satu orang.

Di satu sisi, kita patut bangga karena banyaknya lulusan menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Tapi di sisi lain, kalau semuanya lulus dan pengen kerja tapi kerjaannya nggak nambah, jadinya kayak reuni besar tapi cuma ada satu kursi yang bisa dipakai. Duh, yang mau duduk harus siap rebutan.

Kalau kamu pernah coba cari kerja di Indonesia, pasti tahu betapa penuh drama dan kejutan prosesnya. Ada yang ngelamar kerja dari pagi sampai malam, kirim CV sampai tangan pegal, tapi balasan cuma “Mohon maaf, posisi sudah terisi.” Waduh, kayak main petak umpet sama kerjaan, ya?

Nah, buat lulusan baru, ini ibarat latihan sabar tingkat dewa. Kadang kita mikir, “Apa iya ijazah ini cuma jadi hiasan di rak?” Bahkan ada yang sampai belajar jurusan baru demi ngikutin tren kerja. Misalnya, dulu ambil jurusan bahasa Inggris karena saking yakin bisa jadi penerjemah, eh ternyata yang dicari malah programmer. Ya sudah, balik lagi belajar coding sambil nangis.

Kalau kita lihat dari sudut pandang perusahaan, mereka juga kayak lagi main puzzle. Mereka butuh karyawan dengan skill tertentu, tapi kadang lulusan yang tersedia malah skill-nya nggak nyambung. Jadi, perusahaan bingung, lulusan bingung, dan akhirnya kerjaan juga jadi rebutan.

Selain itu, fenomena ini bikin banyak lulusan akhirnya “ngamen” alias kerja di luar bidangnya. Ada yang lulusan teknik tapi kerja di kafe, lulusan ekonomi malah jadi driver ojek online. Bukan karena nggak mau kerja sesuai jurusan, tapi memang kerjaan sesuai jurusan langka seperti unicorn yang sulit ditemukan.

Tapi, jangan sedih dulu! Meskipun sulit, banyak juga lulusan yang sukses cari kerjaan dan bahkan jadi bos sendiri. Kuncinya? Kreatif dan pantang menyerah. Misalnya, ada yang bikin startup jualan makanan unik, ada yang jadi content creator terkenal, atau ada yang buka usaha jasa yang tak terduga.

Jadi, meskipun “Tebak-tebakan Job” ini bikin pusing, bukan berarti kita harus nyerah. Justru ini saatnya untuk mikir kreatif, cari peluang baru, dan berani coba hal yang berbeda. Kalau kerjaan sesuai jurusan sulit, coba cari kerjaan sesuai passion, siapa tahu itu jadi jalan keberhasilan.

Kalau boleh kasih saran, buat para lulusan yang lagi cari kerja, jangan cuma fokus ngelamar di satu tempat. Perbanyak jaringan, ikuti pelatihan, upgrade skill, dan jangan lupa jaga semangat. Ingat, masa pengangguran itu cuma proses menuju masa sukses yang lebih seru.

Satu hal lagi yang penting: jangan lupa tetap jaga kesehatan mental dan fisik. Cari kerja itu proses panjang yang kadang bikin stres, jadi penting banget buat tetap happy dan optimis. Karena siapa tahu, kesempatan kerja terbaik justru datang ketika kamu lagi santai dan nggak terlalu mikirin deadline lamaran.

Kesimpulannya, Indonesia memang lagi main “Tebak-tebakan Job” yang bikin pusing banyak lulusan. Tapi dengan sikap positif, kreativitas, dan kerja keras, jalan menuju kerja yang pas pasti akan terbuka. Jadi, jangan pernah menyerah, tetap semangat, dan siap-siap menang dalam permainan ini!

Budi Prathama