Ada masa ketika rak buku terlihat membosankan. Bahkan mungkin buku yang dulunya sangat dinanti kini hanya tergeletak, tak tersentuh sama sekali.
Pikiran ke mana-mana, halaman pertama tak juga terlewati, dan setiap kalimat sangat terasa jauh. Inilah yang sering disebut dengan istilah reading slump, saat kita kehilangan semangat membaca, dan tak tahu harus mulai dari mana lagi.
Reading slump bukan kondisi langka yang terjadi pada setiap pembaca. Hampir setiap pembaca, baik yang baru mulai ataupun yang sudah bertahun-tahun mencintai buku, pernah mengalami hal tersebut.
Penyebabnya bisa beragam seperti kelelahan mental, kesibukan harian, stres pekerjaan, distraksi digital, atau bahkan efek dari membaca buku yang berat secara emosional.
Selain karena kelelahan mental atau kesibukan, reading slump juga sering kali disebabkan oleh kejenuhan terhadap genre bacaan yang sama secara terus-menerus.
Misalnya, seseorang yang terbiasa membaca novel romansa mungkin mulai merasa bosan karena pola ceritanya terasa serupa. Atau pembaca buku pengembangan diri merasa lelah dengan repetisi pesan yang sama.
Dalam kasus seperti ini, mencoba genre baru bisa menjadi cara untuk keluar dari zona reading slump. Misalnya beralih ke fiksi sejarah, puisi, atau bahkan komik bisa membuka pengalaman baru dan membangkitkan kembali semangat membaca yang sempat meredup.
Kadang, kita sendiri tak tahu kenapa semangat membaca tiba-tiba redup. Meskipun sebelumnya kita telah membuat jadwal baca harian bahkan target bulanan sekalipun. Sebetulnya kita hanya butuh perspektif segar untuk kembali mencintai membaca.
Namun yang perlu disadari adalah ketika kita mengalami reading slump secara tiba-tiba bukan berarti kita kehilangan identitas sebagai pembaca.
Justru, itu adalah bagian dari dinamika hubungan jangka panjang kita dengan buku. Sama seperti hubungan apa pun, ada kalanya rasa jenuh itu hadir. Dan itu adalah hal yang wajar bagi setiap pembaca buku.
Salah satu cara sederhana dan efektif untuk keluar dari reading slump adalah dengan beralih ke bacaan yang ringan dan menyenangkan.
Kita tak harus langsung membaca buku filsafat yang tebal atau novel sejarah yang kompleks. Cukup pilih buku yang membuat kita merasa nyaman seperti bisa novel romansa dengan alur yang cepat, cerpen yang menyentuh, atau puisi yang mudah dicerna.
Buku ringan punya kekuatan untuk mengisi kembali ruang kosong di dalam kepala yang terlalu penat. Membaca ulang buku favorit juga bisa menjadi terapi yang ampuh. Mengenang cerita yang dulu membuat kita jatuh cinta bisa memunculkan kembali koneksi emosional dengan aktivitas membaca.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba mengubah suasana dan rutinitas membaca. Ganti tempat baca, coba waktu baca yang berbeda, atau temani diri sendiri dengan musik instrumental. Bahkan bergabung dalam komunitas baca dan berdiskusi soal buku (meski belum selesai dibaca) bisa memicu semangat yang sempat redup.
Hal yang terpenting ketika sedang mengalami reading slump adalah jangan paksa diri sendiri. Reading slump bukan musuh yang harus dilawan habis-habisan, tapi sinyal yang menandakan bahwa kita perlu rehat sejenak. Tak perlu merasa gagal hanya karena tidak membaca selama beberapa minggu atau bulan.
Membaca seharusnya menjadi ruang yang nyaman bagi semua orang, bukan target untuk dipenuhi secara membabi buta. Jadi, jika kamu sedang berada dalam fase reading slump, ambil napas, beri waktu. Buku-buku itu akan tetap ada di sana. Dan semangat membaca akan kembali, pelan-pelan.
Baca Juga
-
Paradoks Literasi Gen Z: Mengapa Minat Baca Tinggi tapi Pemahaman Rendah?
-
Cerita Pahit Warung Kopi Pangku: Dilema Moral Ibu Tunggal dalam Film Pangku
-
Mengarungi Trauma Sejarah di Gerbong Arwah: Ulasan Novel Kereta Semar Lembu
-
Harapan Kecil untuk Tetap Hidup dalam Novel As Long as the Lemon Trees Grow
-
Menyingkap Pahit Manis Sejarah Tionghoa Peranakan dalam Novel Ca-Bau-Kan
Artikel Terkait
-
Cara Bijak Mengatasi Rasa Iri dan Cemas Lewat Buku The Art of Stoicism
-
Book Buying Ban: Ujian Terbesar Bagi Pecinta Buku di Era Banjir Diskon
-
Ulasan Buku Kareem and Khaleel Finding Allah: Refleksi Lembut Soal Keimanan
-
Ulasan Buku Semestaku Semua Tentang Kamu: Monolog soal Kehangatan Cinta
-
Memahami Karakter Kepribadian Manusia Lewat Buku Seni Membaca Wajah
Kolom
-
Guru sebagai Agen Transfer Knowledge dan Transfer Value dalam Pendidikan
-
Ketika Penghargaan Jadi Alat Propaganda: Negara Harus Tahu Batasnya
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional? Dilema Moral di Balik Usulan 40 Nama Baru
-
The Power of Three: Pilar Resiliensi yang Menjaga Kita Tetap Tangguh
-
Ciptakan Trend Khatam Al-Quran Sejak Dini Lewat Tasmi Jumat Legi
Terkini
-
Jadi Single Mom, Erika Carlina Bakal Terima Masukan soal Cara Asuh Baby Andrew
-
Daftar 3 Pemenang FIFA Puskas Award Paling Underrated, Rizky Ridho Bisa Jadi Selanjutnya!
-
Ulasan Novel Beside You: Takdir sebagai Pemeran Pengganti
-
Rutin Cek Darah, Sarwendah Akui Pernah Temukan Hasil yang Janggal
-
Ariana Grande Diserang Fans saat Premiere Film Wicked For Good di Singapura