Halloween dulu identik dengan hal-hal menyeramkan: vampir, zombie, penyihir. Tapi beberapa tahun terakhir, ada perubahan menarik dan agak absurd juga. Banyak kostum yang dulunya seram, kini tampil dengan potongan lebih minim dan gaya lebih “hot”.
Dari sexy witch sampai “suster seksi”, Halloween pelan-pelan bergeser dari spooky ke sexy.
Penelitian menunjukkan tren ini bukan hal sepele. Studi Sullivan, Hipple, & Hyers berjudul Female Disempowerment Disguised as a Halloween Costume (2017) menemukan bahwa kostum perempuan, dibandingkan laki-laki, jauh lebih sering dibuat versi seksualnya. Kostum yang menggambarkan profesi, terutama yang diidentikkan dengan perempuan seperti nurse atau maid, cenderung difetishisasi.
Penelitian lain oleh Sherman, Allemand, & Prickett berjudul Hypersexualization and Sexualization in Advertisements for Halloween Costumes (2020) menganalisis lebih dari seribu iklan kostum dan menemukan pola serupa: kostum perempuan lebih sering digambarkan secara hypersexualized, bahkan untuk kategori remaja.
Salah satu contoh paling jelas adalah kostum nurse. Profesi perawat yang di dunia nyata bekerja di bawah tekanan tinggi dan tanggung jawab besar, diubah jadi versi sexy nurse dengan rok super pendek, stocking jala, dan simbol medis yang nggak relevan.
Masalahnya bukan pada orang yang memilih pakai baju itu. Siapa pun bebas berekspresi lewat kostum. Tapi yang perlu dikritisi adalah bagaimana industri hiburan menjual fantasi yang menyederhanakan profesi penting menjadi objek seksual.
Pergeseran ini menunjukkan bahwa Halloween kini lebih sering dirayakan sebagai ajang tampil menarik daripada menakutkan. Seperti kata peneliti Sherman dkk., pakaian bukan sekadar kain: ia membawa pesan sosial tentang bagaimana tubuh perempuan dilihat dan dimaknai.
Masalahnya, ketika makna seram berubah jadi seksual, Halloween kehilangan esensinya sebagai ruang bermain identitas dan imajinasi. Dulu orang memakai kostum untuk menantang rasa takut, sekarang lebih sering untuk menonjolkan daya tarik.
Bukan salah, tapi menarik untuk dipikirkan: kapan tepatnya hiburan berubah jadi komodifikasi tubuh?
Sebagai konsumen, kita tetap punya pilihan. Nggak harus pakai kostum seram, tapi juga nggak perlu mengikuti pola industri yang selalu menonjolkan sensualitas sebagai satu-satunya cara “menarik”.
Halloween bisa tetap seru, kreatif, bahkan seksi, tanpa harus menjadikan profesi atau tubuh tertentu sebagai lelucon atau fantasi kolektif.
Intinya, ini bukan soal melarang baju seksi atau menyalahkan siapa pun yang mau tampil seperti itu. Ini soal bagaimana kita membaca ulang makna di balik perayaan.
Karena setiap kostum adalah cerita kecil tentang siapa kita, bagaimana kita melihat tubuh, dan bagaimana budaya mempengaruhi pilihan itu.
Baca Juga
-
Resolusi Tahun Baru: Mulai Berdamai dengan Uang, Bukan Hanya Target Menabung!
-
Bukan Tren Sesaat, Industri Hijau Kini Jadi Keharusan
-
SEA Games 2025: Perjalanan Timnas Indonesia U-22 Terhenti
-
Teman Sintas, Ruang Aman Berbasis Komunitas untuk Mendampingi Penyintas
-
Richelle Skornicki dan Adegan Dewasa di Pernikahan Dini Gen Z: Antara Akting dan Perlindungan Anak
Artikel Terkait
-
7 Lagu yang Cocok Masuk Playlist Halloween Party, dari Klasik sampai Kekinian
-
Sejarah Halloween, Bukan Cuma Hantu-hantuan! Ini Makna Spiritual yang Tersembunyi di Baliknya
-
Apakah Orang Islam Boleh Merayakan Halloween? Ini Hukumnya
-
5 Warna Lipstik yang Bikin Makeup Halloween Makin Dramatis, Siap-siap Jadi Pusat Perhatian!
-
Hukum Merayakan Halloween dalam Islam, Ikut-ikutan Boleh Nggak Sih?
Kolom
-
Meninjau Ulang Peran Negara dalam Polemik Arus Donasi Bencana
-
Ahli Gizi: Pahlawan Super yang Cuma Ditelfon Kalau Badan Sudah Ngeluh Keras
-
Indomie Double Plus Nasi Adalah Cara Saya Menyiasati Kemiskinan
-
Kecemasan Kolektif Perempuan dan Beban Keamanan yang Tak Diakui
-
Dari Pesisir Malang Selatan, Cerita tentang Penyu dan Kesadaran
Terkini
-
Saat Sekolah Jadi Ajang Konten: Tren Makeup di Kalangan Pelajar Tuai Pro Kontra
-
Indra Sjafri Ungkap Suasana Ruang Ganti usai Kandas di SEA Games 2025
-
Cerita Ruangkan: Oase di Tengah Hustle Culture Bagi Para Pekerja Kreatif
-
Han So Hee dan Jeon Jong Seo Lakukan Aksi Kriminal Penuh Risiko di Project Y
-
Rayakan 10 Tahun, Anime Assassination Classroom Bagikan Trailer Film Baru