Pemerintah kembali menyoroti pentingnya menjaga kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, dari potensi kerusakan lingkungan.
Presiden Prabowo Subianto, pada Selasa (16/12/2025), meminta para kepala daerah di Papua memastikan kawasan tersebut tidak dirusak oleh perilaku wisatawan.
Arahan itu disampaikan di tengah perhatian pemerintah terhadap keberlanjutan Raja Ampat sebagai salah satu destinasi wisata andalan Indonesia.
“Mana Bupati Raja Ampat? Tapi kita harus jaga ya Raja Ampat dan semua kawasan, jangan sampai dirusak oleh wisatawan, wisatawan datang dengan kapal mereka dan kadang-kadang juga meninggalkan sampah, kotoran, dan sebagainya,” kata Prabowo, dikutip dari Suara.com pada Rabu (17/12/2025).
Presiden menekankan bahwa Raja Ampat bukan hanya aset pariwisata, tetapi juga kawasan dengan nilai ekologis tinggi yang harus dijaga bersama.
Raja Ampat dikenal sebagai rumah bagi ribuan spesies laut dan menjadi magnet wisata kelas dunia.
Namun, meningkatnya arus kunjungan memang membawa tantangan, mulai dari persoalan sampah, aktivitas snorkeling dan diving yang tidak sesuai aturan, hingga tekanan terhadap kawasan konservasi.
Dalam konteks itu, penertiban wisatawan memang menjadi salah satu langkah yang dinilai perlu.
Meski demikian, pengalaman panjang pengelolaan lingkungan di Indonesia menunjukkan bahwa kerusakan alam kerap bersumber dari persoalan yang lebih struktural.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selama bertahun-tahun mencatat laju deforestasi, kerusakan pesisir, dan degradasi ekosistem tidak hanya dipicu oleh aktivitas individu, tetapi juga oleh eksploitasi sumber daya alam berskala besar.
Berbagai wilayah hutan di Indonesia telah kehilangan fungsi ekologisnya akibat pembukaan lahan dan aktivitas ekstraktif yang berlangsung dalam waktu lama.
Dampaknya tidak hanya pada lingkungan, tetapi juga pada keberlanjutan ekonomi dan ruang hidup masyarakat sekitar.
Fakta tersebut menjadi petunjuk bahwa perlindungan kawasan seperti Raja Ampat tidak bisa hanya bertumpu pada penertiban wisatawan.
Raja Ampat bukan sekadar tujuan liburan, melainkan warisan alam yang nilainya jauh melampaui sektor pariwisata.
Jika perhatian publik dan kebijakan hanya terfokus pada perilaku wisatawan, sementara potensi eksploitasi lain luput dari pengawasan ketat, upaya perlindungan berisiko tidak menyentuh akar persoalan.
Menjaga Raja Ampat berarti memastikan seluruh aktivitas di sekitarnya berjalan dalam prinsip keberlanjutan.
Di tengah banyaknya kawasan hutan dan lingkungan Indonesia yang telah rusak dan sulit dipulihkan, pencegahan harus dilakukan sejak dini, bukan hanya kepada wisatawan, tetapi juga terhadap setiap bentuk eksploitasi yang berpotensi meninggalkan kerusakan permanen.
Baca Juga
-
Menopause Bukan Akhir, tapi Transisi yang Butuh Dukungan
-
Persib Bandung Move On dari Malut United, Fokus Hadapi Bhayangkara FC
-
Tak Lagi Masuk Halaman Sekolah, Begini Aturan Baru Mobil Pengantar MBG
-
Resolusi Tahun Baru: Mulai Berdamai dengan Uang, Bukan Hanya Target Menabung!
-
Bukan Tren Sesaat, Industri Hijau Kini Jadi Keharusan
Artikel Terkait
-
Kepala Daerah Papua Diminta Jaga Raja Ampat, Prabowo: Jangan Sampai Dirusak Wisatawan!
-
Presiden Prabowo Sudah Teken PP, Begini Formula Kenaikan Upah 2026 yang Akan Berlaku
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Di Hadapan Kepala Daerah, Prabowo Ingin Kelapa Sawit Jamah Tanah Papua, Apa Alasannya?
-
Gubsu Bobby Nasution: Pemerintah Pusat Sangat Membantu Pemulihan Pascabencana
Kolom
-
Remaja, Keranjang Oranye, dan Ilusi Bahagia Bernama Checkout
-
Terperangkap Bayang-Bayang Patriarki, Laki-Laki Cenderung Lambat Dewasa
-
Marissa Anita dan Perfeksionisme: Tak Ada Ruang untuk Setengah-Setengah
-
Drone Dilarang, Tambang Bebas Jalan: Ada Apa dengan Konservasi Kita?
-
Banjir Sumatra dan Mimpi Indonesia Emas: Mau Lari ke Mana Kalau Lantainya Amblas?
Terkini
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan Baterai 6.000 mAh, Cocok bagi Pekerja Lapangan dan Ojek Online
-
Sempat Emosi, Fuji Bagikan Pengalaman Terburuknya dengan Oknum Penggemar
-
Sentil Zainuddin Amali dan Indra Sjafri, Sebuah Kritik Penuh Tendensi ala Bung Towel
-
Ari Lasso Murka Singgung Dearly Djoshua di Medsos: Menurut Saya ini Norak!
-
Langkah Indonesia di Oscar 2026 Terhenti, Sore: Istri dari Masa Depan Tak Lolos Nominasi