Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Tirza Kanya Bestari
Sekar Sari (Instagram/sekarsha)

Lahir dan tumbuh di Yogyakarta, membuat Sekar Sari menghidupi dan hidup dari berbagai bentuk kesenian dan kebudayaan. Sekar Sari telah menjelajahi panggung dan layar sebagai performer, penari, presenter, dan aktris. Film pertamanya yang berjudul 'SITI' membawa Sekar memenangkan penghargaan aktor terbaik dalam The Singapore International Film Festival 2014, aktris terbaik dalam Usmar Ismail Awards 2016, dan sebagai aktor muda terbaik dalam Indonesian Movie Actors Awards 2016.

Selain menghidupi seni pertunjukan, Ibu dari satu anak ini juga aktif terlibat dalam penelitian seni budaya dan proyek kearsipan, misalnya melalui proyek bernama 'Recording the Future (RtF)' yang ia ikuti sejak 2012. Tesis Magisternya juga melibatkan passion-nya di dunia akting dan menari dimana dia melakukan penelitian tentang drama tari Panji di Bali dan Thailand berjudul "STAGE LIFE AND DAILY LIFE: A Comparative Study of Gender Representation and Characterization in the Panji Story". Sekar juga telah mengikuti sejumlah konferensi internasional di mana ia menyampaikan karya-karyanya.

Pada tanggal 22 September 2020 lalu, Sekar Sari terlibat dalam proyek web series yang dipublikasikan oleh Indonesia Kaya bertajuk Paras Cantik Indonesia. Sekar menjadi salah satu perempuan yang akan ikut serta dalam menarasikan nilai-nilai di balik kecantikan dengan mengikuti  keseharian, pergerakan, harapan dan kebaikan terhadap sesama dari perempuan Indonesia melalui proyek tersebut.

Perempuan Jawa seringkali dikonotasikan sebagai perempuan yang ‘manutan’, lemah lembut dan kurang ekspresif. Namun Ibu dari satu anak ini berani melawan stigma tersebut dengan bersuara melalui karya-karyanya.

Nah, semoga sepenggal kisah inspiratif dari Sekar Sari mampu menjadi inspirasi bagi para wanita saat ini untuk terus berkarya dan menjadi bagian pembangunan di Indonesia.

Tirza Kanya Bestari