Sering sekali ketika sedang berinteraksi, kita memberikan beberapa komentar terkait orang lain. Entah itu komentar bersifat saran ataupun kritikan. Namun, sadarkah kita akan dampak dari komentar-komentar kita terhadap orang tersebut?
Demi menjaga silaturahmi, ada baiknya tahan komentar kita terkait 3 hal di bawah ini. Simak selengkapnya.
1. Bentuk Fisik dan Penampilan Orang
“Wah makin hari kamu makin gendutan ya?”
“Kok pake baju ini sih, norak!”
“Idih, jerawatnya tuh bikin bergidik!”
“Liat tuh, jalannya pincang!”
Sering dengar kalimat-kalimat di atas? Atau jangan-jangan malah sering diucap? Ada baiknya jangan lagi berkomentar seperti demikian. Membicarakan fisik ataupun penampilan orang lain mungkin menyenangkan. Beberapa dari kita juga mungkin menjadikannya sebagai bahan lelucon.
Namun sadarkah, komentar terkait fisik dan penampilan orang lain sebenarnya menyakitkan. Bayangkan kalau kita yang dikomentari negatif oleh orang lain terkait 2 hal itu, menyakitkan bukan?
2. Keputusan dan Keyakinan Orang
“Sarjana kok Cuma jadi IRT sih?”
“Kok tidak ikut seleksi CPNS sih? Rugi ijazahmu!”
Kita mungkin bertemu dengan beberapa orang yang terkadang keputusan mereka dalam menjalani hidup tidak masuk akal bagi kita. Selama keputusan mereka tidak menyimpang, ada baiknya tahan komentar buruk itu. Lagi pula kita tidak tahu apa alasan dibalik keputusan itu.
“Ajaran agamamu kuno! Masa apa-apa gak boleh?”
Tahan juga komentar kita terkait keyakinan orang lain. Ini sangat sensitif. Sejak dulu telah disepakati bersama untuk tidak menjadikan isu sara sebagai bahan omongan apalagi candaan.
3. Urusan Pribadi Orang
“Kapan nikahnya? Ingat umur! Mau jadi perawan tua?”
“2 tahun nikah, kok belum hamil-hamil sih? Ngapain aja?”
Jangan sekali-sekali mengomentari urusan pribadi orang, seperti contoh kalimat di atas. Urusan pribadi orang lain biarlah tetap menjadi milik mereka. Tak perlu kita campuri dengan komentar-komentar buruk.
Itulah 3 hal sensitif yang tak perlu dikomentari. Ingatlah kata pepatah, mulutmu adalah harimaumu. Perkataan kita yang tajam terhadap orang lain suatu saat akan kembali pada diri kita. Meskipun hanya dijadikan bahan gurauan atau basa basi. Lebih baik cari topik yang lain.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Menteri-menteri Sambangi Jokowi, Istana: Silaturahmi Lebaran Jangan Dibumbui Tafsiran Politik
-
Terungkap Alasan Presiden Prabowo Pilih Sambangi Rumah Megawati, Bukan Sekedar Silaturahmi Biasa?
-
7 Kebiasaan yang Dapat Mendukung Kesehatan Otak
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Waketum PAN Terang-terangan Puji Didit Prabowo Temui Megawati: Meneduhkan Dinamika Politik
Lifestyle
-
4 Ide OOTD Youthful ala Jiwoo Hearts2Hearts, Sederhana tapi Tetap Memikat!
-
5 Tips Membaca Buku ala Raim Laode agar Lebih Mudah Paham
-
Tertarik Belajar Bahasa Korea? Cek Dulu Langkah Awal Ini
-
4 Inspirasi Outfit Chic ala Sandara Park 2NE1 yang Wajib Kamu Coba!
-
4 Inspirasi Outfit Chic ala Sandara Park 2NE1 yang Wajib Kamu Coba!
Terkini
-
Blak-blakan! Sandy Walsh Ngaku Beruntung Bela Timnas Indonesia Sejak Awal
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
Tantang Diri Sendiri, Kai EXO Usung Banyak Genre di Album Baru Wait on Me
-
Park Bo Young Ambil Peran Ganda dalam Drama Baru, Visualnya Bikin Pangling
-
Resmi Bersaing, Jumbo dan Pabrik Gula Kini Selisih 500 Ribu Penonton