Bicara tentang filosofi hidup, mungkin beberapa orang memiliki sudut pandang tersendiri dan sebagian lagi memilih untuk berkelompok dibawah naungan yang mereka anggap sejalan. Tapi pernahkah kamu merasa bahwa terkadang apa yang selam ini kita pegang, adalah sebuah kekeliruan yang kurang tepat dan perlu diperbaiki.
Jelas ini bukan tentang seberapa bahagia atau sedih rasa yang kita alami, tetapi tentang bagaimana kita seharusnya memandang dunia dan menyadari keberadaan kita. Berikut enam mindset yang mungkin ada dalam diri kamu yang perlu untuk sedikit diubah agar menjadi lebih baik.
1. Menolak fakta karena dianggap tidak sesuai opini
Pikiran adalah sesuatu yang kompleks. Otak kita dapat memanipulasi persepsi, sehingga kita terkadang kebal terhadap fakta.Terlebih lagi otak otomatis bekerja untuk mencari jawaban yang nyaman dan mudah dimengerti. Mungkin di satu sisi hal itu membuat kita mudah menerima informasi, namun di sisi lain juga membuat kita sulit menerima fakta.
Cara pandang ini bisa juga disebut “Konfimasi bias” yaitu kecenderungan kita dalam merangkul informasi yang hanya sesuai keyakinan dan nyaman bagi otak, lalu menolak informasi yang kita anggap tidak sejalan atau tidak membuat kita nyaman. Jika hal ini terus dibiarkan begitu saja, bisa jadi lama-kelamaan akan menjadi semakin sulit untuk menerima kebenaran yang ada karena hanya beralaskan pada opini pribadi semata.
2. Sedih berarti lemah dan kurang bersyukur
Pola pikir yang satu ini juga masih banyak ditemukan, terutama pada laki-laki yang enggan terlihat sedang bersedih. Bersedih bukanlah bukti bahwa kita hancur, itu adalah bukti bahwa kita manusia normal. Jika kita mengelak dari perasaan sendiri, itu justru akan menjauhkan kita dari kesempurnaan hidup.
Sedih adalah hal normal, hanya saja mungkin mengganggu orang lain yang sedang bahagia. Tapi tidak perlu khawatir, justru jika kamu tidak pernah bersedih, perlu ada yang dipertanyakan. Kita terlahir untuk merasakan semua perasaan. Bukan hanya sedih atau senang, bahkan diantara keduanya. Lalu apa hubungannya dengan bersyukur?
Kesedihan adalah perasaan, syukur adalah sikap. Bahkan kesedihanlah yang paling sering menuntun kita untuk terus merasa bersyukur.
3. Saat aku salah, bukan berarti kamu benar
Sudah menjadi kebiasaan manusia dimana kemampuan kita dalam bernalar lebih cenderung untuk memenangkan argumen daripada berpikir jernih. Pola pikir seperti ini pada akhirnya semakin memperkeruh suasana. Membuat kita semakin meninggikan ego dan tak mau belajar dari kesalahan masing-masing.
4. Tidak mempertanyakan kembali apa yang diyakini
Terdengar klise, namun ini kerap menjadi hal yang kurang baik. Sangat banyak pikiran yang dirasa keliru ditengah-tengah kita seperti sekarang. Kita cenderung berpikir bahwa tidak ada yang bisa mengubah keyakinan jika kita sudah yakin bahwa hal itu adalah benar.
Tapi sayangnya, kita lebih suka mempertahankan posisi itu meskipun kita tahu bahwa itu salah. Ada sesuatu yang mengambil alih diri kita, yang disebut dengan ego. Alasan mengapa semua ini terjadi adalah kepercayaan kita lebih besar daripada pengetahuan. Jika terus dibiarkan, tentu saja akan semakin sempit hal baru yang akan kita dapatkan.
5. Terlalu tenang dan membiarkan semua berlalu begitu saja
Ada banyak orang yang salah dalam mengartikan kalimat "tenang saja, santai, semua akan berjalan semestinya" lantas kemudian membuat mereka tidak melakukan apa-apa, dalam kata lain pasrah begitu saja. Atau bahkan kamu mengartikan kata “tenang” dengan membiarkan semua mengalir dengan sendirinya. Entah kita mengucapkan doa, mantra dan sebagainya, tetap saja kita perlu berusaha.
Memang benar Tuhan dan alam semesta telah mengatur semuanya, lantas apakah akan terjadi jika kita hanya berdiam diri saja?
6. Takut dianggap egois karena fokus pada satu hal
Apakah kamu pernah melihat seekor singa yang mengejar lima rusa lalu menerkam semuanya? Hal ini juga selaras dengan apa yang sedang kamu tuju saat ini. Ada begitu banyak jalan hidup yang bisa dipilih manusia. Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda, dengan kata lain kita telah memiliki jalan hidup masing-masing. Jadi wajar jika kita bersungguh-sungguh dengan jalan yang telah kita pilih.
Itulah enam pola pikir yang sebaiknya untuk segera diubah karena dapat membuat kita tertutup akan hal-hal yang seharusnya dipercaya karena kebenarannya. Pola pikir negatif Juga dapat menghalau menuju kesuksesan. Pola pikir bukan hanya sekedar mengandalkan kecerdasan logika tapi juga menggunakan kecerdasan emosi, dengan menjadi rendah diri agar kita dapat menggunakannya dengan baik.
Baca Juga
-
Ramai Dibicarakan, Apa Sebenarnya Intrusive Thoughts?
-
Menjamurnya Bahasa 'Gado-Gado' Sama dengan Memudarnya Jati Diri Bangsa?
-
7 Tips Efektif Menjaga Hubungan agar Tetap Harmonis saat Pacar PMS, Cowok Wajib Tahu!
-
Sering Merasa Lelah Akhir-akhir Ini? 5 Hal ini Bisa Jadi Penyebabnya
-
Kuliah sambil Healing, 2 Universitas Negeri Terbaik di Malang Versi THE WUR 2023
Artikel Terkait
-
Generasi Alpha Harus Punya Entrepreneurial Mindset agar Bisa Bersaing di Masa Depan, Apa Itu?
-
Bangun Mindset Positif dengan Buku Marc Reklau Bertajuk Cara Cepat Melatih Kebiasaan Positif Sehari-hari
-
Rombak Pola Pikir Kelola Uang: Cakap Turut Berpartisipasi Dalam Pelatihan Melek Finansial
-
Menatap Kualifikasi Piala Asia U-17, Timnas Indonesia Diminta Ubah Mindset
-
Ulasan Buku 'Money Mindset Effect', Membangun Pola Pikir tentang Kekayaan
Lifestyle
-
3 Serum yang Mengandung Green Tea untuk Kontrol Minyak Berlebih pada Wajah
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
4 Gaya OOTD Simpel ala Seohyun SNSD, Tetap Fashionable untuk Hangout!
-
4 Rekomendasi Outfit Kasual ala Momo TWICE yang Cocok untuk Hari-Hari Santaimu
-
4 Rekomendasi Mix and Match OOTD Chic ala Miyeon (G)I-DLE, Bikin Penampilan Lebih Modis
Terkini
-
Refleksi kasus 'Sadbor': Mengapa Influencer Rentan Promosikan Judi Online?
-
Austin Butler Dikonfirmasi Main di Film The Barrier Garapan Edward Berger
-
Baru Tayang, Drama Korea When the Phone Rings Puncaki Netflix di 31 Negara
-
17 Tahun Itu Bikin Pusing: Inspirasi Menjadi Gen Z Tangguh Pantang Menyerah
-
Harap Bijak! Stop Menormalisasi Fenomena Pemerasan di Balik Mental Gratisan