Kebanyakan dari kita pasti sering melakukan self talk atau berbicara pada diri sendiri. Biasanya hal ini disebut berbicara dalam hati. Namun, seringnya hal-hal yang kita pikirkan atau bicarakan dalam hati adalah hal-hal negatif dan bisa berdampak buruk. Tindakan tersebut biasa disebut dengan negative self talk.
Ternyata, ada berbagai macam negative self talk yang pasti pernah kamu lakukan. Berikut adalah beberapa contohnya.
1. Minimizing
Jenis pertama dari negative self talk adalah minimizing. Minimizing dapat diartikan sebagai self talk yang merendahkan diri sendiri serta selalu membandingkan pencapaian diri dengan orang lain. Misalnya, ketika kita selesai melakukan sesuatu, kita selalu merasa hasil yang kita dapatkan selalu berada di bawah hasil orang lain.
2. Personalizing
Personalizing merupakan negative self talk ini muncul ketika kita sedang berada di situasi yang berada di luar kendali kita. Ketika kita melakukan kesalahan, kita cenderung akan menyalahkan diri sendiri dengan berkata bahwa semua yang telah terjadi merupakan akibat dari kesalahan kita. Padahal, memang ada beberapa hal yang berada di luar kendali kita dan tidak bisa kita cegah.
3. Victimizing
Seperti playing victim, negative self talk ini akan muncul ketika kita berada pada situasi kegagalan lantas kita menghindar dari kenyataan dan justru menyalahkan orang-orang atas kegagalan kita. Pola pikir ini menganggap bahwa andai orang lain mendukung apa yang kita lakukan, kita tidak akan gagal. Dengan kata lain, victimizing menyalahkan orang-orang dan keadaan sekitar terhadap apa yang terjadi pada diri kita.
4. Filtering
Pola pikir yang memicu negative self talk ini terjadi ketika kita melakukan satu kesalahan kecil, lantas kita menganggap bahwa kita telah gagal secara keseluruhan. Misalnya, ketika kita sedang presentasi di depan kelas, tanpa disengaja kita mengucapkan sesuatu yang salah, lantas kita mengaggap presentasi kita hari itu gagal total. Padahal, kesalahan yang kita lakukan tidak sefatal itu.
5. Catastrophizing
Pola pikir negative self talk jenis catastrophizing ini menuntun kita untuk selalu memikirkan skenario terburuk atas apa yang akan terjadi. Misalnya, ketika sedang mengerjakan tugas, kita tidak merasa yakin bahwa tugas yang kita kerjakan sudah sesuai dengan keinginan guru atau dosen. Kita jadi berpikir jangan-jangan nantinya kita tidak lulus pada mata kuliah yang bersangkutan.
6. Over-generalization
Over-generalization merupakan jenis negative self talk yang membuat kita terbiasa menggeneralisasi segala sesuatu. Misalnya, kita berkunjung ke sebuah restoran dan mendapat pelayanan yang kurang baik. Lantas kita menganggap bahwa semua pelayanan pada restoran tersebut pastilah buruk, padahal belum tentu demikian. Bisa saja saat itu pelayan yang melayani kita baru bekerja beberapa minggu sehingga rawan melakukan kesalahan.
7. Mind reading
Terakhir, ada negative self talk jenis mind reading. Mind reading membuat kita senang berasumsi bahwa kita mampu memahami perasaan serta apa yang dipikirkan orang lain. Padahal kenyataannya belum tentu demikian. Misalnya saja, teman kita terlihat cuek ketika berpapasan dengan kita, lantas kita berpikir bahwa dia pasti marah kepada kita. Padahal, bisa jadi teman kita terlalu buru-buru sehingga tidak sempat menyapa kita.
Itulah 7 negative self talk yang biasanya sering kita lakukan dan berdampak buruk pada kehidupan. Mengubah pola pikir tidak berarti serta-merta dapat mengubah kenyataan sebenarnya, tetapi dapat membantu kita untuk bersikap lebih tenang.
Sebisa mungkin kurangi atau hindari negative self talk karena selain berdampak buruk terhadap ketenangan jiwa kita, juga hanya akan membuang-buang energi kita untuk memikirkan hal-hal yang kurang penting.
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Target Ekonomi 8 Persen Bukan Mimpi, Menteri Rosan Mau Masifkan Investasi
-
Mengenal Digital Detox, Menjauh dari Media Sosial
-
Psikolog UGM Bagikan Cara Mengurangi Dampak Negatif Stres
-
5 Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar pada Kesehatan, Jangan Sepelekan Ya!
-
Bantu Hilangkan Stres, Ini 5 Alasan Pantai Baik untuk Kesehatan Mental
Lifestyle
-
Gambarkan Kepribadian Ceria dan 'Ekstrovert' Lewat Aroma Parfum yang Tepat
-
3 Serum Korea Mengandung Ekstrak Beras, Bikin Kulit Cerah dan Awet Muda
-
Pilihan Hemat nan Bijak! 4 Jenis Barang yang Aman Dibeli Preloved
-
4 Varian Peel Off Mask dari FAV Beauty, Ampuh Atasi Jerawat hingga Penuaan
-
Psikologi Komunikasi, Kunci Sukses dalam Berinteraksi
Terkini
-
Jadi Calon Rekan Setim, George Russell Beri Bocoran Ini ke Kimi Antonelli
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Joko Anwar Umumkan Empat Film yang Akan Dirilis Sepanjang Tahun 2025-2026
-
Berakhir dengan Rating Tertinggi, Ini 4 Penjelasan Ending Drama Korea Family by Choice
-
Walau Sukses Tantang Max Verstappen, Lando Norris Ragu Bisa Juara Dunia