Berbicara tentang stigma negatif memang tak akan pernah usai. Seperti halnya stigma yang menjamur pada orang-orang yang menggunakan jasa konseling. Kebanyakan orang umumnya akan menganggap orang yang mengunjungi konselor atau psikolog adalah orang gila.
Padahal jika kita pelajari lebih lanjut, pergi ke konselor maupun psikolog adalah hal yang wajar. Dengan berkunjung dan meminta bantuan dari mereka, kita kan mendapatkan berbagai manfaat yang mungkin tidak terbayang sebelumnya.
Manfaat tersebut misalnya, mendapatkan wadah untuk didengarkan, dan dibantu untuk mencari solusi atas permasalahan dan keluhan yang dihadapi sehingga mental pun akan kembali membaik.
Namun, namanya stigma tidak akan menghilang dengan begitu mudahnya. Pasti akan selalu ada saja stigma yang mlekat dan menjamur di masyarakat, diantaranya yaitu:
1. Gila
Tak jarang mereka yang menggunakan jasa konselor atau psikolog akan di cap gila oleh orang-orang yang tidak memiliki pemahaman tentang kesehatan mental. Mereka akan dengan mudah melakukan judge kepada orang lain tanpa berpikir bahwa dia akan menyinggung orang lain.
2. Lemah
Stigma ini begitu kental melekat pada orang yang meminta bantuan psikolog atau konselor. Padahal sebenarnya, mereka adalah orang yang kuat karena telah berani speak up dan berusaha menyelesaikan masalahnya.
3. Bongkar aib
Bercerita bukan berarti mengumbar aib. Justru bercerita adalah salah satu media terpenting dalam mengeluarkan emosi yang dirasakan. Dengan bercerita, orang akan menjadi lega dan bisa kembali beraktivitas secara produktif seperti sedia kala.
4. Tidak bersyukur
Namanya juga orang sedang punya masalah, bukan berarti ia tidak bersyukur, tapi ia hanya sedang berusaha untuk menyelesaikan apa yang ia rasakan.
5. Buang uang
Tak ada salahnya kamu membayar mahal untuk jasa konsultan, karena hal itu setimpal dengan waktu, tenaga, dan pikiran yang mereka berikan. Uang takkan ada lagi harganya jika dibandingkan dengan kesehatan mentalmu. Jadi, abaikan saja orang-orang yang memberimu stigma tersebut.
Banyaknya stigma yang melekat pada orang-orang yang menggunakan jasa konselor dan psikolog memang tak bisa dihindari. Akan tetapi, hal yang perlu kamu tanamkan adalah, lebih baik menjaga kewarasan dengan bertemu dengan profesional yang sudah terverifikasi daripada meminta bantuan orang-orang toxic yang hanya akan menghancurkanmu.
Baca Juga
-
Dear HRD, Ini 6 Cara Membangun Lingkungan Kerja yang Positif
-
Kamu Seorang Karyawan? Yuk Kenali 6 Jenis Izin Meninggalkan Pekerjaan ini!
-
Ketahui Waktu Istirahat dan Izin untuk Meninggalkan Pekerjaan Menurut UU Ketenagakerjaan dan Cipta Kerja
-
4 Tantangan yang Harus Dihadapi oleh HRD di Perusahaan, Kamu Harus Siap!
-
5 Tips untuk Mengatasi Overthinking di Kantor, Terapkan Mindfullness!
Artikel Terkait
-
Jabatan Mentereng Desy Ratnasari, Disindir Sibuk Ngartis Padahal Wakil Rakyat
-
Profil Lita Gading: Psikolog Sindir Gimik Ruben Onsu dan Desy Ratnasari
-
Psikolog: Orang Tua Perlu Atur Jadwal Gawai Anak agar Seimbang
-
Deddy Corbuzier 'Paksa' Azka Makan Nasi Box, Psikolog Forensik Wanti-Wanti Bisa Dipidana
-
Dampak Perceraian: Anak Baim-Paula Jalani Terapi Psikologis
Lifestyle
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!
-
4 Inspirasi Clean Outfit ala Hwang In-youp, Gaya Makin Keren Tanpa Ribet!
-
3 Sunscreen dengan Antioksidan untuk Kulit Sehat, Bebas Kusam dan Kerutan!
-
4 Ide OOTD Elegan ala Kai EXO, Tampil Stylish dengan Sentuhan Classy!
-
4 Ide Mix and Match Outfit ala Park Bo-young, Kasual hingga Formal!
Terkini
-
Segere Wes Arang-Arang, Fenomena Remaja Jompo dalam Masyarakat!
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Kalahkan China 3-1 dan Cetak Sejarah, Indonesia Juarai BAMTC 2025