Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi seorang pembangkang, apalagi kepada orang tuanya sendiri. Namun bagaimanapun, akan selalu ada polemik yang dihadapi setiap orang tua dalam masa tumbuh kembang anak, termasuk saat mereka berani melawan hal-hal yang tidak disetujuinya.
Pada hakikatnya, ketika kecil anak belum memahami apa itu membangkang. Ia hanya berekspresi sesuai dengan apa yang ia rasakan. Namun, penanganan yang lamban atau tidak sesuai, bisa membuat sikap tersebut mendarah daging dan susah untuk diubah. Sehingga sampai anak remaja bahkan dewasa, anak terbiasa untuk melawan orang tuanya sendiri.
Berikut 4 faktor yang menyebabkan anak berani melawan orang tua.
1. Kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak
Faktor pertama yang melatarbelakangi anak berani melawan orang tua, yakni kurangnya komunikasi. Segala persoalan bisa diatasi dengan adanya komunikasi. Sayangnya, memang ada beberapa anak yang kesulitan mengomunikasikan segala sesuatu kepada orang tuanya.
Hal tersebut bisa jadi disebabkan karena sedari kecil anak tersebut jarang diajak berkomunikasi atau bercerita oleh orang tuanya. Sehingga anak akan kesulitan mengungkapkan apa yang ia rasakan.
Dapat terjadi pula ketika anak tumbuh ke masa remaja. Biasanya, hubungan anak dengan orang tuanya akan sedikit memiliki batas. Anak akan lebih memilah segala sesuatu yang harus disampaikan kepada orang tuanya dan banyak hal lain yang harus menjadi rahasianya sendiri.
Kerenggangan tersebut jika dibiarkan akan menciptakan rasa segan satu sama lain. Akhirnya, hubungan dan komunikasinya memudar dengan sendirinya. Komunikasi antara anak dan orang tua yang kurang, bisa membuat seorang anak malas untuk berkomunikasi dengan orang tuanya. Bahkan,
2. Banyaknya kritikan dari orang tua
Kritikan berlebih yang berasal dari orang tua akan membuat anak merasa tidak nyaman dengan orang tuanya sendiri. Sebab, terlalu sering di kritik, anak akan menganggap bahwa orang tuanya tidak memahami apa yang ia sukai dan tidak menghargai apa pun yang ia usahakan.
Hal yang tidak mengenakkan tersebut jika berjalan dan dirasakan setiap hari, tidak mustahil akan merenggangkan hubungan antara orang tua dan anak itu sendiri. Alih-alih hormat dan patuh kepada orang tua, anak malah lebih memilih untuk melawan dari segala hal yang orang tua perintahkan.
Oleh karena itu, sebaiknya sebagai orang tua kita harus mampu percaya kepada anak dan membiarkan dia untuk memutuskan segala sesuatu yang akan jalaninya sendiri. Selain itu, kita juga harus memberi anak apresiasi sebagai bentuk menghargai segala bentuk usaha dan hal yang ia lakukan.
3. Lingkungan yang buruk
Lingkungan juga termasuk salah satu faktor terkuat yang membentuk anak menjadi pribadi yang bahkan jauh berbeda dari yang orang tuanya ajarkan.
Tumbuh dalam lingkungan yang memperlihatkan bagaimana orang lain atau anak seusianya melawan perintah orang tua, membuat anak menjadi merasa bahwa itu adalah hal yang boleh dan biasa.
Bahkan secara berkelanjutan anak yang tidak pernah melawan kepada orang tua akan mulai berani melawannya karena melihat teman-temannya seperti itu.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengawasi lingkup pergaulan anak, terutama dalam masa awal bersosialisasinya dengan orang lain.
Orang tua harus mampu menegaskan kepada anak beberapa hal yang boleh ia contoh dan hal lain yang tidak boleh dicontoh.
Hal yang lebih penting, sebisa mungkin orang tua harus berusaha dan memastikan bahwa anak tumbuh dalam lingkungan yang baik.
4. Terlalu dimanja
Faktor terakahir yang bisa menjadi penyebab anak berani melawan orang tua, yakni terlalu dimanja. Memanjakan anak dengan mengusahakan yang terbaik untuknya adalah hal yang baik dan memang menjadi impian semua orang tua. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, justru akan menimbulkan dampak yang terbalik.
Orang tua yang terbiasa menuruti segala yang anak ingingkan, membuat anak tidak belajar bahwa tidak semua hal bisa ia dapatkan. Jika anak tidak memahami hal tersebut, anak akan kesulitan mengelola emosi dan menerima keadaan yang tidak sesuai dengan yang ia inginkan.
Selain itu, anak juga akan kurang menghormati orang tua karena orang tua seolah tidak ada wibawanya. Orang tua yang hanya menjadi tempat untuk anaknya meminta, tanpa pernah memberinya arahan maupun penjelasan akan membuat anak memahami bahwa peran orang tua sebatas menyediakan apa yang anak inginkan.
Tidak adanya kebiasaan orang tua untuk menegur anak ketika salah, membiarkan anak salah dan belajar dari kesalahannya akan membuat anak tumbuh menjadi seorang yang tidak memahami kesalahannya sendiri.
Hal tersebut akan membuat anak menutup telinga untuk mendengarkan saran atau nasihat dari orang lain. Sekalipun hal tersebut dilakukan oleh orang tuanya sendiri.
Nah, itu dia 4 faktor yang menyebabkan anak berani melawan orang tua. Semoga bermanfaat!
Baca Juga
-
Cuma Butuh HP, 5 Aplikasi Ini Bisa Bantu Catat Keuangan Usaha Sendiri
-
Fenomena Mager di Pertengahan Ramadan, Ini 4 Penyebabnya!
-
5 Langkah Jitu agar Keuangan UMKM Tetap Sehat di Bulan Ramadan
-
5 Tips Ramadan Produktif ala Gen Z : Tetap Aktif Ibadah Maksimal!
-
Mau Tajir Mendadak? Ini 5 Bisnis Ramadan yang Selalu Laris Manis!
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Ponsel Honor 400 Bakal Rilis Akhir Mei 2025, Usung Kamera 200 MP dan Teknologi AI
-
Realme Neo 7 Turbo Siap Meluncur Bulan Ini, Tampilan Lebih Fresh dan Bawa Chipset Dimensity 9400e
-
Realme GT 7T Segera Hadir dengan Sensor Selfie 32 MP dan Baterai Jumbo 7000 mAh
-
4 Mix and Match Outfit ala Momo TWICE, Bikin Gaya Keren Maksimal!
-
Playful dan Fresh, Intip 4 OOTD ala Iroha ILLIT yang Wajib Kamu Lirik
Terkini
-
Venezia Terpeleset, Jay Idzes dan Kolega Harus Padukan Kekuatan, Doa dan Keajaiban
-
Gua Batu Hapu, Wisata Anti-Mainstream di Tapin
-
Jadi Kiper Tertua di Timnas, Emil Audero Masih Bisa Jadi Amunisi Jangka Panjang Indonesia
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Garuda Calling 2025: Rizky Ridho Bertahan di Tengah Kepungan para Pemain Diaspora