Dalam aktivitas sehari-hari baik di dunia nyata maupun di media sosial, terkadang kita menemukan perdebatan atau bahkan terlibat dalam perdebatan tersebut. Tidak jarang di antaranya adalah debat kusir yang tidak bermanfaat.
Setiap perdebatan muncul karena perbedaan karena perbedaan pendapat. Namun, perbedaan pendapat tersebut bisa menjadi diskusi yang sehat atau justru berakhir menjadi debat kusir. Kita harus bisa membedakan antara debat yang sehat dengan debat kusir. Hal ini supaya kita bisa terhindar dari debat yang hanya membuang-buang waktu dan pikiran saja.
Berikut ini adalah 4 ciri-ciri debat kusir yang harus kita ketahui.
1. Argumen Tidak Disertai Landasan yang Kuat
Debat yang baik harus berisi dengan argumen yang baik yaitu argumen yang memiliki landasan yang kuat. Namun tidak dengan debat kusir, sebagian besar argumen dalam debat kusir tidak memiliki landasan yang kuat.
Lalu, bagaimana orang yang berdebat mengeluarkan argumennya? Biasanya argumen yang dikeluarkan hanya berdasar kesukaan atau kebencian atau karena pengetahuan yang tidak bisa divalidasi kebenarannya. Hal ini harus kita hindari karena tidak akan membuat kita menemukan kebenaran.
2. Masing-Masing Merasa Paling Benar
Dalam debat kusir, setiap orang fanatik dengan pendapatnya. Masing-masing merasa pendapat mereka paling benar dan menghakimi orang lain salah. Akibatnya, mereka berdebat bukan untuk menemukan kebenaran, melainkan hanya untuk mendapat pembenaran atau validasi atas pendapat yang dimiliki.
3. Suka Memotong Argumen
Karena sudah menghakimi orang lain salah, maka orang yang sedang debat kusir tidak akan mau mendengar argumen lawan debatnya. Selain itu, seringkali debat kusir juga disertai dengan emosi. Akibatnya, seringkali orang yang sedang debat kusir suka memotong argumen saat lawan debatnya berbicara.
Tindakan memotong argumen ini bisa terjadi berkali-kali bahkan sepanjang perdebatan, akibatnya emosi dapat semakin meningkat dan akal sehat menjadi tersingkirkan.
4. Tidak Menemui Titik Terang
Debat yang baik dapat ditandai dengan titik terang yang ditemui seusai debat. Dapat ditemukan letak kesalahan dari masing-masing pihak. Lalu setiap pendapat yang benar dari masing-masing pihak dikombinasikan menjadi kebenaran yang lebih kuat.
Namun tidak dengan debat kusir, debat kusir tidak akan menemui titik terang. Setiap orang akan tetap teguh pada pendiriannya dan menyalahkan orang lain. Debat seperti ini harus segera diselesaikan atau dipisah karena hanya akan menghasilkan dampak buruk seperti permusuhan.
Demikian 4 ciri-ciri debat kusir yang harus kita hindari. Tidak ada manfaatnya sama sekali.
Baca Juga
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
Viral Isi Minyakita Hanya 750 ML, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
-
Mobil Terendam Banjir? Cegah Kerusakan dengan 5 Tips ini
-
Bapak Presiden, Buzzer adalah Musuh Besar Pendidikan Kita
-
Juara eAsian Cup, Berikut ini Profil 3 Pemain Timnas eFootball Indonesia
Artikel Terkait
-
Viral Buku Nikah Al Ghazali Timbulkan Perdebatan, Netizen Jeli Curigai Fotonya
-
Viral Fitur Edit Tweet Twitter Tuai Perdebatan, Warganet: Bisa Hilangkan Jejak Digital
-
Viral Pemuda Disiram Warga Gegara Berisik Bangunkan Sahur, Tuai Perdebatan
-
Sejoli Berantem, Perilaku Di Pria Redakan Emosi Pasangannya Malah Bikin Kesengsem, Warganet: Trik untuk Buaya
-
5 Cara Elegan Memenangkan Argumen Tanpa Menjatuhkan, Buat Orang Terpukau!
Lifestyle
-
4 Sunscreen Vitamin C Non-Comedogenic untuk Kulit Cerah Tanpa Clogged Pores
-
Tanpa Kalkun pun Bisa, Ini 5 Cara Kamu Merayakan Thanksgiving Versi Lokal
-
Kamu Salah Jurusan? Ini Rahasia Roy Nugroho yang Bikin Kamu Tetap Cumlaude
-
Membongkar Prasangka: Trinity Ajak Pembaca Melihat Dunia Lewat Buku 'Di Luar Radar'
-
Belum Tayang, Film Agak Laen: Menyala Pantiku Sudah Tembus 50.000 Tiket Pre-sale
Terkini
-
5 K-Drama Romcom Perkantoran yang Kocak dan Bikin Baper, Ada Dynamite Kiss!
-
Klarifikasi Gelang Couple, Insanul Fahmi Beberkan Awal Kenal Inara Rusli
-
Bukan Touchscreen atau Chromebook, Guru Cuma Butuh 3 Hal Ini untuk Mendidik
-
Ulasan Novel Pusaka Candra: Kisah Politik, Mitos, dan Cinta Keraton Abad 17
-
Review Film The Voice of Hind Rajab: Pedih dan Mengguncang Nurani