Mungkin kamu sudah mendengar tentang lima bahasa cinta atau yang sering disebut love Language. Namun pernahkah kamu mendengar tentang apology language? Ya, apology language merupakan sebuah teori yang digunakan untuk membantu seseorang dalam mengungkapkan permintaan maaf dengan berbagai cara, tergantung situasi, kondisi, hingga metode yang tepat untuk menyampaikan permohonan maaf.
Untuk itu, diartikel kali ini kita akan membahas tentang lima tipe apology language yang perlu kamu ketahui. Melansir dari akun Instagram @meaningful.me, berikut pembahasannya.
1. Expressing Regret
Expressing regret merupakan tipe apology language yang melibatkan pengungkapan rasa penyesalan atas kesalahan yang telah diperbuat secara tulus dan ikhlas. Kata kunci yang digunakan pada expressing regret ini adalah "maaf".
Contohnya ketika kamu mengatakan "Maaf aku telah membuatmu sakit hati", atau "Maaf telah membuatmu kesal". Penyataan maaf ini berasal dari lubuk hati yang paling dalam dan bukan hanya dari ucapan semata, agar orang tersebut benar - benar dapat memaafkanmu.
2. Accepting Responsibility
Tipe apology language yang satu ini menitikberatkan pada rasa tanggung jawab yang mendalam atas kesalahan yang telah diperbuat kepada orang lain. Oleh sebab itu, kamu perlu menjelaskan tentang alasan yang membuatmu melakukan kesalahan tersebut.
Contohnya dengan mengatakan "Aku salah karena telah melakukan hal buruk itu padamu", atau "Aku salah karena tidak membicarakannya terlebih dahulu kepadamu sebelum menjual barang tersebut".
3. Making Restitution
Pada tipe making restitution ini, kamu perlu menemukan sebuah cara untuk memperbaiki situasi yang telah terjadi, alias menebus kesalahanmu dengan tindakan secara langsung. Cara yang digunakan pada making restitution adalah dengan menawarkan ganti rugi karena kamu telah merusak atau menghilangkan suatu barang milik orang lain. Ataupun dengan hal lain yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki situasi.
4. Genuinely Repenting
Jika dua tipe sebelumnya merujuk pada kata maaf dan alasan melakukan kesalahan, maka pada tipe genuinely repenting ini menekankan untuk tidak mengulangi kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya. Kamu perlu memberikan komitmen sebagai bukti nyata untuk mengubah perilaku buruk yang dapat menyebabkan kesalahan tersebut.
Contohnya dengan mengatakan "aku salah dan berjanji untuk tidak akan mengulangi kesalahan tersebut dan menghindari perilaku buruk tersebut".
5. Requesting Forgiveness
Pada tipe yang terakhir ini, kamu akan memberikan kekuasaan secara penuh pada orang yang kamu sakiti untuk dapat memberikan permohonan maaf tanpa adanya paksaan. Berikan mereka ruang untuk memikirkannya dan kembalilah lagi saat mereka siap memberikan jawaban atas permohonan maafmu tersebut.
Itulah tadi lima tipe apology language yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat!
Baca Juga
-
6 Penyebab Penis Berdarah yang Perlu Anda Waspadai, Pernah Mengalaminya?
-
6 Penyebab Mata Kaki Bengkak, Mulai dari Cedera hingga Penyakit Ginjal
-
Catat! Ini 4 Posisi Tidur yang Dianjurkan bagi Ibu Hamil
-
Jangan Anggap Remeh, Ini 5 Dampak Negatif Telat Makan bagi Kesehatan
-
5 Manfaat dan Aturan Penggunaan Minyak Ikan untuk Kucing
Artikel Terkait
-
Ucapkan Ini usai Azriel Minta Maaf saat Lebaran, Kris Dayanti Bikin Haru: Orang Tua Bijak
-
KISS OF LIFE Tulis Permintaan Maaf Usai Kontroversi Pelecehan Budaya
-
Belum Ada Ucapan Maaf Lebaran dari Jokowi-Gibran ke Megawati, Guntur Romli PDIP: Tak Diharapkan Juga
-
Rahasia Minal Aidzin Wal Faizin: Kenapa di Indonesia Diucapkan Bersama "Mohon Maaf Lahir Batin"
-
35 Ucapan Minta Maaf Sungkeman saat Lebaran dari Anak pada Orang Tua
Lifestyle
-
3 Inspirasi Outfit Dokter Muda ala Choo Young Woo, Smart dan Professional!
-
Simpel tapi Stunning! 4 Ide Basic OOTD Style ala Yuna ITZY yang Mudah Ditiru
-
Tampil Effortless, Ini 4 Ide Gaya OOTD Chic ala Nagyung FROMIS 9
-
FOMO tapi Hemat: Rahasia Gen Z Bisa Nonton Coachella Meski Dompet Pas-pasan
-
Perbaiki Skin Barrier dengan 4 Ampoule PDRN yang Sedang Hits di Korea
Terkini
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
Ulasan Novel Giselle: Tragedi Menyeramkan di Balik Panggung Ballet
-
Menelisik Jejak Ki Hadjar Dewantara di Era Kontroversial Bidang Pendidikan
-
Romantisme Fans Indonesia dan Uzbekistan: Dulu Menjatuhkan, Kini Saling Menguatkan
-
Review Film A Working Man: Jason Statham Ngegas Lagi, tapi Tetap Seru Gak Sih?