Seperti kita ketahui, tidak ada hubungan yang benar-benar cocok. Akan ada banyak perbedaan mengenai pandangan, cara menyikapi, hingga kebiasaan di antara pasangan. Hal ini pun jelas menjadi tantangan tersendiri bagi kamu yang mungkin saja merasa terganggu dan sulit menerima perbedaan tersebut.
Namun, daripada begitu, akan lebih baik jika kamu mencoba saling mengerti dan mencoba mengendalikan ego.
1. Konflik itu selalu ada
Mengertilah bahwa tidak hanya dengan pasangan, apapun hubungannya akan selalu ada yang namanya konflik. Bahkan bisa jadi konflik itu terjadi pada diri sendiri.
Jadi, jangan menganggap bahwa kehadiran konflik adalah sesuatu yang dapat meretakkan hubungan kamu dengannya. Anggap ini sebagai bagian dari proses agar kamu dan pasangan bisa lebih mengenal satu sama lain dan menjadi lebih baik.
2. Tidak harus menang
Meski memiliki pemikiran yang matang, nyatanya ada saja orang yang mendadak ego ketika berurusan dengan pasangan.
Ingat, hubungan kamu dan dia adalah prioritas. Konflik bukan masalah siapa yang benar dan siapa yang salah, atau tentang memenangkan pertengkaran. Konflik harus diselesaikan dengan berdiskusi menggunakan argumen yang sehat.
3. Pikirkan sebelum berbicara
Ketika beradu argumen, hal yang penting dalam menurunkan ego adalah menjaga ucapan. Mengikuti poin kedua, jangan lontarkan ucapan sarkastik hanya untuk memenangkan argumen. Hubungan yang matang tidak akan melakukan sesuatu tanpa memikirkannya terlebih dahulu, apalagi jika sampai menyakiti hati pasangan.
4. Jangan merasa sempurna
Ketika pasangan berbuat kesalahan, emosi seseorang bisa memuncak dan merasa semua sepenuhnya kesalahan pasangan. Kita seringkali lupa, bahwa setiap orang pasti melakukan kesalahan termasuk diri sendiri. Jadikan pelajaran, karena seperti halnya dirimu, dia juga menyesali kesalahan yang dilakukannya.
5. Punya batasan
Permasalahan harus memiliki batas waktu! Kamu dan dia tidak akan pernah menemukan jalan keluar jika keduanya sama-sama mementingkan ego. Kesal yang berlarut terlalu lama juga bisa membuat pasangan merasa terpojokkan, yang pada akhirnya dia akan mulai menutup diri dari pasangannya.
6. Meminta maaf
Jangan gengsi untuk menyampaikan maaf dengan setulus hati. Meminta maaf bisa membuat pasangan luluh dan mengerti bahwa konflik sudah di ujung batasnya. Tidak perlu dipermasalahkan lagi jika keduanya bisa saling memahami dan memperjelas apa-apa saja yang harus diperbaiki.
Di sepanjang perjalananmu bersama pasangan, akan selalu ada tikungan dan bebatuan. Nantinya, semua tantangan itu hanya terasa ringan karena kamu dan pasangan saling mementingkan satu sama lain, ketimbang mengikuti ego yang tiada habisnya.
Baca Juga
-
'Dharma' dari Fanny Soegi, Lagu dengan Bahasa Sansekerta yang Maknanya Dalam
-
Tips Pilih Mukena Tarawih, Tampilan Cantik Tak Menjamin Kenyamanan
-
Terlalu Identik dengan Uang, Amal Jariyah Jadi Disepelekan
-
Nyoblos Jadi Mikir Lagi, Hak Suara Rakyat Miskin Dihargai Rp30.000 Demi Menang
-
Ramadhan Tahun Ini Mau Lebih Baik? Please, Jangan Wacana Doang!
Artikel Terkait
-
Konflik Kepentingan di Balik Penunjukan Langsung PT LTI Sebagai EO Retret Kepala Daerah
-
Mengapa Pasangan Bahagia Pun Bisa Berselingkuh?
-
Istana Presiden Sudan Kembali ke Tangan Tentara, Pertempuran Sengit 4 Hari Berakhir
-
Ratusan Massa Bela Palestina Demo di Kedubes AS
-
Ayam Geprek Jadi Jurus Damai, Kisah Kocak Pasangan Ini Buktikan Makanan Bisa Redam Emosi
Lifestyle
-
Selain Donatur Dilarang Ngatur: Apakah Pria Harus Kaya untuk Dicintai?
-
Lebih Bahagia dengan Cara Sederhana: Mulai dari Micro-Moments of Happiness
-
Koreksi Diri, 3 Hal Ini Membuat Kita Terjebak dalam Pilihan Salah
-
Tampil Menarik dan Keren! Intip 4 Daily Outfit Edgy ala Yoon STAYC
-
4 Gaya Andalan Chaeyoung TWICE yang Bisa Kamu Tiru untuk Outfit Sehari-hari
Terkini
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
Review Komang: Menelusuri Cinta Raim dan Komang yang Bikin Baper
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 2, Kekuatan Esper Bukanlah Segalanya
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Dilema Tristan Gooijer: PSSI Ngebet Naturalisasi, tetapi Sang Pemain Cedera