Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Budi Prathama
Ilustrasi mahasiswa. (Pixabay/@terimakasih0)

Teruntuk untuk mahasiswa baru yang mungkin masih awam dengan dunia kampus, penting kiranya untuk baca tulisan ini. Menjadi mahasiswa tidak hanya datang duduk mendengarkan ceramah dari dosan, mengerjakan tugas kemudian mengumpulkannya, dan itu-itu saja yang terus dilakukan. Tentu sangat sempit kalau aktivitas mahasiswa dimaknai hanya sekedar itu. 

Namanya juga sudah menjadi mahasiswa tentu sudah beda sewaktu siswa, mahasiswa sudah dituntut untuk bisa mendiri dalam belajar, mahasiswa akan dihadapkan banyak masalah yang kemudian dituntut untuk bisa kritis dan peduli problem yang terjadi. Di samping itu, mahasiswa dituntut pula untuk bisa kreatif mencari ilmu di luar ruang kuliah, karena kalau tidak bisa saja hanya menghambat diri bisa berkembang. 

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencari ilmu dan pengalaman di luar dari ruang kelas, yakni masuk organisasi. Ingat ya, ini hanyalah salah satu, bukan satu-satunya. Namun yang jelas, organisasi menjadi alternatif terpenting untuk bisa belajar banyak hal. Di kampus tentu ada banyak jenis organisasi yang bisa dijumpai, baik organisasi yang dibawahi kampus, maupun organisasi di luar dari intervensi kampus, dan ada juga organisasi tingkat nasional yang bisa dimasuki. 

Namun dari sekian banyak organisasi yang tersedia di kampus, tentu semuanya memiliki visi misi yang positif untuk pengembangan diri mahasiswa. Ada organisasi yang fokus membahas tentang isu-isu kerakyatan, membahas tentang keindonesian, atau organisasi yang hanya merawat kuat persaudaraan sesama mahasiswa karena berasal dari daerah yang sama. Dan beberapa organisasi pun yang tak bisa saya disebutkan satu-persatu arah tujuannya, pokoknya banyak deh. 

Tetapi yang jelas semua organisasi akan menemukan visi yang sama. Dari hasil analisa kecil-kecilan saya, setidaknya ada enam alasan dan manfaat yang bisa didapatkan kalau ikut bergabung di organisasi. 

1. Manajemen waktu 

Ketika sudah memutuskan untuk masuk di organisasi, maka tuntutan agar bijak menggunakan waktu sebisa mungkin patut dilakukan. Mengapa? Bukan hanya waktu kuliah yang kamu harus siapkan, tetapi waktu di organisasi pun mesti juga diperhatikan. Pada kondisi inilah kita diajarkan untuk memanage waktu sebaik mungkin, sebisa mungkin keduanya bisa berjalan. Organisasi tetap bisa jalan, terlebih pembelajaran di ruang kelas tetap optimal. 

Kalau pun misalnya tabrakan, ya sebisa mungkin untuk bisa lebih bijak, bisa utamakan kuliah dulu baru beralih ke organisasi. Karena kalau alpa di kuliah bisa saja menghambat proses akademik di kampus, sementara di organisasi tentu masih banyak waktu lain. Daripada tidak ada aktivitas kalau kebetulan tidak ada lagi jam kuliah, mending dimanfaatkan untuk bergabung di organisasi. Melalui itulah manajemen waktu bisa terlatih dan terbiasa untuk bijak mempergunakannya. 

2. Leadership 

Ya sudah jelas ketika masih di organisasi, maka akan diajarkan menjadi seorang leadership atau seorang pemimpin. Di organisasi dihadapkan berbagai tanggungjawab dalam mengelola kegiatan, misalnya menjadi ketua panitia, maka itu dapat melatih untuk menjadi seorang pemimpin. Akan diajarkan bagaimana bisa membangun kerjasama antar anggota panitia, bagaimana mengarahkan dan memiliki rasa empati kegiatan yang dilakukan, dan semua yang terkait dengan tugas ketua panitia. 

Ketika sudah terjadi seperti demikian, maka secara tidak langung kamu sudah menjadi pemimpin buat anggota panitia yang lain. Memang tidak mudah menjadi ketua panitia, karena ada saja anggota yang sulit diatur, tetapi melalui itu ada pembelajaran yang sangat besar bisa didapatkan dan bisa melatih jiwa leadership dengan baik. Terlepas dari itu, kalau sudah menjadi ketua organisasi, tentu lebih berat lagi tugasnya untuk menjadi sebuah nahkoda atau pemimpin. Tetapi apabila kamu mendapatkan jabatan itu, jiwa leadership tentu tidak bisa lagi diragukan kehebatannya. 

3. Mengentalkan publik speaking 

Bukan rahasia umum kalau bergabung di organisasi bisa mengentalkan publik speaking. Alasannya sederhana saja, di organisasi akan banyak dijumpai rapat-rapat yang melibatkan semua anggota, diskusi, kajian, dan kegiatan sejenisnya. Melalui itu akan menjadi kesempatan besar untuk melatih publik speaking degan baik. Misalnya saat mengikuti rapat, maka semua anggota bisa diberikan kesempatan untuk menyampaikan ide, gagasan, masukan, dan kritik sesuai dengan tema rapat yang diangkat. 

Apalagi kalau kegiatan diskusi, maka jelas kesempatan untuk melatih publik speaking terbuka secara lebar-lebar. Tinggal anggota sajalah yang memilih, apakah mau melatih publik speaking atau tidak? Tetapi yang jelas semua anggota akan dituntut untuk bisa publik speaking. 

4. Capasity building 

Di organisasi pula kita bisa membangun kapasitas (seperti pengetahuan dan skill). Membangun kapasitas dengan belajar banyak hal sesuai dengan kondisi zaman. Rata-rata memang organisasi hidup dengan nuansa literasi yang baik, nuansa diskusi, dan nuansa baca buku, meskipun ada juga organisasi yang tidak memiliki nuansa seperti itu. Nah, inilah pentingnya memilih dan memilah masuk organisasi, carilah organisasi yang memang bisa membuat bisa berkembang dan membangun kapasitas. Ketika dihadapkan dengan nuansa seperti di atas, bisa saja ada percikan pembelajaran yang didapatkan, sehingga melalui itu ada unsur kemauan untuk belajar dan bisa membangun kapasitas diri menjadi lebih baik. 

5. Menambah relasi 

Di organisasi tentu bisa menjumpai banyak mahasiswa dari berbagai jurusan yang ada, tak bisa dipungkiri ketika bergabung di organisasi akan berteman akrab dari jurusan Matematika, Fisipol, Teknik, Pertanian, dan semua jurusan yang ada di kampus. Nah itu biasa terhimpun dalam wadah organisasi. 

Melalui itu relasi bisa saja terbangun, bukan hanya relasi seangkatan atau sesama mahasiswa, bahkan senior-senior organisasi yang sudah menjadi orang besar atau sudah punya jabatan terpandang di pemerintahan ataupun yang lain, juga kerap bisa terbangun saat bergabung di organisasi. Artinya organisasi bisa menyediakan kerang-kerang untuk membangun relasi kepada banyak orang. 

6. Social movement

Dari beberapa organisasi mahasiswa yang ada, banyak organisasi yang mengajarkan tentang pentingnya memiliki kepekaan sosial. Dari sekian kegiatan dan diskusi yang dilakukan selalu berhubungan dengan isu-isu masyarakat. pada kondisi ini kita bisa saja menumbuhkan kepekaan sosial dengan baik, melaksanakan berbagai kegiatan sosial, seperti project sosial, mengajar di pelosok, ikut mengawal hak-hak rakyat, dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Dengan begitu tentu bisa membangun kepekaan sosial dengan baik. 

Nah, itulah hasil analisa kecil-kecilan saya yang bisa didapatkan kalau bergabung di organisasi. Terlepas dari itu, mungkin juga ada sisi negatif yang mungkin didapatkan. Tetapi tunggu dulu, ini sih tergantung lagi dari tiap individu yang bergabung di organisasi. Karena ada biasa mahasiswa yang bergabung di organisasi, tetapi justru terhambat kuliahnya bahkan ada sampai-sampai yang tak bisa selesai, inilah yang biasa banyak dikonsumsi mahasiswa sehingga mengurungkan niatnya bergabung di organisasi. Lagi-lagi ini bukan salah organisasinya, tetapi ini tergantung dari individu. 

Kalau kita melihat ada satu orang yang terhambat kuliahnya gegara bergabung di organisasi, tetapi mungkin kita tidak melihat 100 orang yang sukses karena pengaruh dari organisasi. Lagi-lagi tergantung dari individu mahasiswa, apakah bisa membawa sisi positif dari organisasi atau tidak? Kalaupun ada organisasi yang dianggap mengarahkan ke sisi negatif, maka lebih baik tinggalkan dan cari organisasi lain yang memang bisa membawa ke arah positif, karena tentu akan ada, yakin saja. 

Video yang Mungkin Anda Sukai.

Budi Prathama