Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Lindungi Hutan
Menu buka puasa.(Dokumentasi pribadi)

Ramadan tiba, Ramadan tiba, Ramadan tiba! Tak terasa kita sudah memasuki bulan Ramadan di tahun ini. Selain kita berpuasa dan menjalani ibadah, ada banyak hal-hal yang identik dengan bulan suci ini. Hal tersebut seperti buka bersama, takjilan, hingga ngabuburit.  

Hanya saja perlu kita waspadai keberadaan sampah yang kerap kali dikesampingkan. Asyik berbelanja makanan dan takjil, tak sadar menimbun banyak sampah plastik dan makanan.

Lantas, bagaimana supaya bulan puasa kita tetap bisa menjaga lingkungan senantiasa bersih dan terbebas dari sampah? Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan!

1. Membeli Makan Secukupnya

Selama bulan puasa kita memang diwajibkan untuk menahan nafsu makan dan minum sampai tiba waktunya berbuka puasa. Sayangnya, kita suka kelewat lupa diri ketika waktu buka puasa tiba. Karena menahan lapar dan haus seharian penuh, lantas sekonyong-konyong ingin makan sebanyak mungkin ketika buka puasa. Padahal, esensi berpuasa kan bukan itu!

Kalau sudah gelap mata membayangkan semua makanan ketika buka puasa, alhasil mendorong kita untuk membeli banyak makanan. Segala takjil dibeli dari mulai gorengan, es campur, sampai cilok. Belum makanan beratnya juga. Pokoknya selama itu menggoda, gas langsung beli!

Memang, selama kita lapar menunggu waktu berbuka puasa bawaanya ingin makan apapun pas buka puasa nanti. Namun percayalah, ketika sudah berbuka puasa pasti kita enggak akan sanggup makan banyak-banyak, apalagi semua yang diinginkan tadi.

Nah, kalau sudah telanjur beli banyak tetapi perut sudah penuh, ujung-ujungnya enggak kemakan dan mubazir. Lebih parahnya lagi kalau makanan sampai dibuang. Bulan puasa yang notabene melatih kita menahan nafsu, malah jadi bikin dosa karena buang-buang makanan.

Fyi, sampah makanan menjadi salah satu persoalan krusial yang mesti kita selesaikan bersama. Tanpa kita sadari, perilaku membuang sisa makanan hanya akan merusak bumi dan lingkungan kita. Karena, sampah makanan akan menghasilkan gas metana yang merusak lapisan ozon bumi. Kalau lapisan ozon bumi rusak, yang akan terjadi adalah pemanasan global beserta rentetan dampak lainnya.

Maka dari itu, bijaklah dalam mengonsumsi sesuatu. Belilah makanan dalam porsi yang secukupnya. Tak perlu mewajibkan diri untuk mencoba semua jenis jajanan yang ada di pasar. Perut kamu pasti tidak akan cukup dan bumi juga enggan menampung sampah sisa makanan yang jumlahnya sudah banyak.

2.  Membeli Makan Menggunakan Wadah Sendiri

Sadarkah kamu bahwa keberadaan sampah plastik seperti sudah menjadi bagian dalam hidup kita. Dalam radius beberapa meter saja, kita bisa dengan mudah menemukan sampah plastik. Kalau kondisi ini terus dibiarkan terjadi, kita dan makhluk hidup yang ada di bumi lah yang akan menanggung akibatnya.

Bukankah semenjak bangku sekolah dasar kita diajarkan bahwa sampah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai? Bukankah kita juga diajarkan kalau membuang sampah sembarangan bisa menyebabkan banjir dan bencana lainnya?

Maka dari itu, di momen bulan Ramadan ini mari kita refleksikan sejenak. Alih-alih minta dibungkus plastik, kita bisa membawa wadah sendiri dari rumah. Atau kalau kamu ingin mencoba cara yang sedikit old school, kamu bisa memakai daun dan kertas untuk membungkusnya.

Oh iya, sewaktu berbelanja jangan lupa bawa tas belanjaan sendiri ya! Supaya, tidak perlu lagi menggunakan kresek untuk membawanya.

Awal mulanya pasti merepotkan dan akan terasa aneh. Namun, kalau belum dicoba kan kita belum tahu. Selama itu hal yang bagus kenapa tidak bukan?

3. Kelola Makanan dengan Baik

Seperti yang sudah dijelaskan dalam poin pertama, bulan puasa acap kali porsi makanan tiba-tiba membesar. Hati-hati banyak makanan sisa yang tak termakan! Maka dari itu, kamu bisa menyimpan sisa makanan tersebut untuk sahur nantinya. Jangan buru-buru dibuang loh!

Tipsnya adalah, ketika makanan sewaktu berbuka puasa masih ada yang tersisa, kamu bisa menyimpannya di lemari pendingin untuk nanti dimasak kembali ketika sahur. Toh, jarak antara waktu berbuka puasa dengan sahur juga tidak terlampau jauh. Tentu, makanan tidak akan langsung basi dong!

Jadi, pantang untuk buang makanan kalau masih bisa dimakan ya gaes! Karena selain dosa mubazir, membuang sampah makanan akan berdampak buruk bagi bumi kita!  Keep it halal and always love earth!

4. Diet Tisu dan Meminimalisir Penggunaan Styrofoam

Dua benda ini mungkin sering kita abaikan. Padahal, dua benda ini pula kalau kita tidak bijak menggunakannya juga akan berimbas buruk terhadap lingkungan.

Ada baiknya, di bulan Ramadan ini kita memulai diet tisu dan mulai menggantikannya dengan kain sapu tangan. Sebab tahukah kamu, ternyata tisu merupakan jenis sampah anorganik yang artinya tidak mudah membusuk. Oh iya, sebagaimana kertas, tisu juga dibuat dari bubur kertas atau pulp. Maksudnya, untuk membuat tisu maka akan ada pohon di hutan yang ditebang. Kecuali, tisu yang berasal dari bambu atau berbahan dasar lainnya.

Selain tisu, penggunaan styrofoam juga berdampak buruk bagi lingkungan karena mengandung zat-zat yang berbahaya. Untuk itu, kamu bisa menggunakan wadah sendiri ketika membeli makanan. Daripada membungkusnya dengan styrofoam.

5. Menekan Emisi dengan Menggunakan Transportasi Umum dan Cara Lainnya

Jalan-jalan sewaktu ngabuburit memang nikmat tiada dua. Sembari nunggu buka puasa, cari takjilan dan muter-muter sebentar jadi aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan. Cuma, kalau ada seribu orang yang berpikiran seperti itu dan ada seribu orang yang kemudian jalan-jalan motoran tentu jalanan jadi macet bukan? Kalau sudah macet kan jadi males yak? Selain macet, polusi juga bertambah.

Terus gimana? Enggak boleh ngabuburit? Boleh dong! Hanya saja jalan-jalannya bisa pakai sepeda atau jalan kaki atau juga pakai kendaraan umum. Selain murah kita juga ikut menekan emisi yang dikeluarkan dari kendaraan pribadi.

Lindungi Hutan