Ketika anak mengalami tantrum, bisa menjadi momen yang menantang bagi orang tua. Tantrum dinilai sebagai reaksi emosional berlebihan yang biasanya terjadi pada anak usia dini; menangis, berteriak, meronta, atau bahkan melempar barang.
Tantrum dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti rasa lapar, kelelahan, mengantuk, atau frustrasi. Setiap orang tua tampaknya perlu memahami cara yang tepat mengatasi anak tantrum, dan salah satunya adalah dengan tidak marah-marah.
Saat anak tantrum, reaksi pertama yang sering muncul pada orang tua adalah membentak anak. Namun, membentak anak yang tengah tantrum tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya, akan membuat anak semakin sulit dikendalikan.
Anak yang dibentak semakin terprovokasi dan bisa memperpanjang durasi tantrum. Menurut parenting.com ada beberapa catatan yang bisa dilakukan oleh orang tua mengatasi ketika mengatasi tantrum pada anak.
1. Stay Cool dan Sabar
Tetap tenang dan sabar ketika menghadapi anak tantrum dinilai sebagai solusi paling jitu. Orang tua bisa memberikan dukungan emosional dengan menghibur anak, mengajaknya untuk bernapas dalam-dalam, atau memberikan ciuman atau pelukan.
Selain itu, cobalah memahami alasan di balik tantrum anak, dan mengungkapkan pengertian terhadap perasaan dan emosinya. Hal ini bisa membantu anak merasa didengar dan diperhatikan, yang bisa mengurangi intensitas tantrum.
2. Mengalihkan perhatian
Mengalihkan perhatian anak dari penyebab tantrum bisa membantu mengurangi emosi yang memicu tantrum. Ketika sudah mulai tenang, ajaklah anak untuk bermain, membacakan buku cerita atau membuat kerajinan tangan.
Satu hal yang perlu diingat adalah ketika anak sedang tantrum orang tua wajib hukumnya menjauhkan benda-benda "berbahaya" ketika anak tengah mengalami tantrum.
3. Komunikasi Efektif
Orang tua juga wajib menjaga komunikasi yang efektif dengan anak Anda. Cobalah untuk berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak, dan gunakan kalimat yang positif. Hindari mengancam atau menghukum anak, karena hal tersebut bisa memperburuk emosi anak dan memperpanjang tantrum.
Tidak hanya itu, penting juga bagi orang tua untuk memberikan contoh perilaku yang baik. Jangan terpancing emosi dan marah saat menghadapi anak tantrum. Berikan contoh pemecahan masalah yang baik dan tenang. Anak akan belajar dari perilaku yang diperlihatkan oleh orang tua mereka.
Perlu disadari oleh orang tua agar menghindari kebiasaan memberikan hadiah atau terlalu sering memberikan pujian sebagai cara untuk meredakan tantrum. Sebaliknya, berikan pujian dan penghargaan atas perilaku yang baik dan patuh, bukan sebagai iming-iming menghentikan tantrum.
Sebagai orang tua, hendaknya mengingat satu hal bahwa tantrum merupakan bagian yang normal dari perkembangan anak.
Dengan menggunakan pendekatan yang bijaksana dan penuh pengertian, bisa memberikan penyadaran pada anak tentang mengelola emosi dan belajar mengatasi tantangan dengan cara yang positif.
Baca Juga
-
Sudah Tahu Well Being? Ini Cara Mewujudkannya agar Hidupmu Jadi Lebih Baik
-
Mengulik Polemik Iuran Tapera yang Diprotes Banyak Pekerja
-
7 Cara Menghadapi Orang Sombong Menurut Psikolog Klinis, Hadapi dengan Santai!
-
Orang Tua Harus Waspada, Apa Saja yang Diserap Anak dari Menonton Gadget?
-
Tidak Harus Karier dan Finansial, 8 Hal Ini Bisa Dijadikan Resolusi Tahun 2024
Artikel Terkait
-
Anak Thom Haye Sakit: Mungkin Ada Sesuatu yang Salah
-
Anak Abah dan Ahoker Dukung Pramono-Rano, Ahok: Negara Lebih Penting dari Ras dan Agama
-
Jumlah Pemain Judi Online RI Tembus 8,8 Juta: 97 Ribu TNI/Polri, 80 Ribu Anak di Bawah Umur
-
Fuji Ajak Gala Sky Berbagi dengan Anak Yatim, Netizen Kagum pada Pola Asuh Keluarga Haji Faisal
-
Fitri Salhuteru Unggah Foto Bareng Anak yang Dihujat Gegara Konflik dengan Nikita Mirzani
Lifestyle
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
4 Pilihan OOTD Hangout ala Park Ji-hu yang Wajib Dicoba di Akhir Pekan!
-
Tips Sukses Manajement waktu Antara Kuliah dan Kerja ala Maudy Ayunda
-
4 Rekomendasi Jurusan Kuliah untuk Kamu yang Punya IQ Tinggi, Mau Coba?
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino