Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Rion Nofrianda
Ilustrasi karyawan saat bekerja (pexels/Tiger Lily)

Job involvement atau keterlibatan kerja merujuk pada tingkat sejauh mana seorang individu merasa terlibat, berkomitmen, dan terhubung dengan pekerjaannya. Job involvement menurut Saleh dan Hosek yaitu tingkat sejauh mana seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan pekerjaan, individu berpartisipasi aktif dalam bekerja dan menganggap performansi kerjanya penting bagi harga dirinya.

Sedangkan Robbins dan Coulter (2010) menjelaskan bahwa keterlibatan kerja merupakan derajat seorang karyawan mengidentifikasi pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap performa kerjanya sebagai hal penting dalam menghargai dirinya. Karyawan dengan keterlibatan kerja yang tinggi sangat mengidentifikasi dan sangat peduli terhadap jenis pekerjaan yang mereka lakukan.

Terdapat beberapa aspek penting dalam konsep keterlibatan kerja yaitu pertama, komitmen Individu yang memiliki tingkat keterlibatan kerja yang tinggi cenderung merasa kuat dalam komitmennya terhadap organisasi dan tujuan pekerjaan. Individu tersebut akan merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki makna dan nilai yang signifikan.

BACA JUGA: 6 Peran Gizi dalam Menjaga Kesehatan Reproduksi Pria

Kedua, minat dan energi yaitu individu yang terlibat dalam pekerjaan mereka cenderung merasa bersemangat, antusias, dan memiliki energi yang tinggi saat menjalankan tugas-tugas pekerjaan. Mereka tidak hanya melihat pekerjaan sebagai tugas rutin, tetapi juga sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. 

Aspek ketiga yaitu, identifikasi dengan Pekerjaan: Individu yang merasakan keterlibatan kerja seringkali mengidentifikasi diri mereka dengan pekerjaan dan peran yang mereka lakukan. Mereka merasa bahwa pekerjaan tersebut merupakan bagian penting dari identitas mereka.

Keempat, partisipasi Aktif: Orang yang terlibat dalam pekerjaan cenderung lebih aktif berpartisipasi dalam aktivitas dan inisiatif yang terkait dengan pekerjaan mereka. Mereka lebih mungkin mencari peluang untuk berkontribusi dan memiliki pengaruh positif pada pekerjaan dan lingkungan kerja.

Terakhir, aspek kepuasan kerja yaitu keterlibatan kerja yang tinggi seringkali berkorelasi dengan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Ketika individu merasa terlibat dalam pekerjaan mereka, mereka cenderung lebih puas dengan pekerjaan tersebut dan lebih mungkin bertahan dalam jangka panjang.

Keterlibatan kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan kerja, gaya kepemimpinan, peluang pengembangan karir, dan perasaan penghargaan atas kontribusi individu. Organisasi yang mendorong keterlibatan kerja yang tinggi cenderung mengalami manfaat seperti produktivitas yang lebih tinggi, retensi karyawan yang lebih baik, dan lingkungan kerja yang lebih positif.

BACA JUGA: Ingin Membuat Lamaran Kerja Via Email? Fresh Graduate, Perhatikan 6 Hal Ini

Sedangkan dampak job involvement menurut Mangkunegara (2013) yaitu:

1) Output menjadi lebih tinggi

2) Kualitas kerja menjadi lebih baik

3) Motivasi kerja meningkat

4) Adanya penerimaan perasaan karena keterlibatan emosi dan mental

5) Harga diri pegawai menjadi lebih tinggi

6) Meningkatkan kerja sama dalam bekerja

7) Keinginan mencapai tujuan lebih besar

8) Tingkat ketidakhadiran lebih rendah

9) Merendahkan stress

10) Memperkecil turnover

Demikianlah dampak positif dengan adanya job involvement terhadap produktivitas, kinerja organisasi, dan retensi karyawan. Organisasi yang mendorong keterlibatan kerja yang tinggi cenderung menciptakan lingkungan kerja lebih bersemangat, anggota lebih termotivasi hingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan dan membantu dalam mencapai tujuan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rion Nofrianda