Merujuk pada penjelasan Narasi.tv, istilah "generasi strawberry" pertama kali muncul di Taiwan pada tahun 1980-an untuk menggambarkan generasi muda yang lahir setelah tahun 1981. Istilah ini mengacu pada buah stroberi yang manis dan indah, tetapi juga rapuh dan mudah rusak.
Menurut Prof.Rhenald Kasali, Ph. D, generasi strawberry adalah generasi yang terlihat indah, lucu, dan menarik, tetapi di sisi lain mudah rapuh. Stroberi adalah buah yang warnanya menggoda, tetapi juga memiliki kelemahan. Sama halnya dengan generasi sekarang, yang sering merasa lelah dan perlu refreshing atau healing.
Bahkan BPS mencatat bahwa sebanyak 27,94% dari total populasi penduduk Indonesia adalah generasi Z. Generasi ini lahir pada rentang tahun 1997-2012 atau berusia 10-25 tahun. Generasi Z terbagi menjadi dua kelompok, yaitu mereka yang masih bersekolah dan mereka yang mulai meniti karier di dunia kerja.
BACA JUGA: Enggak Cuma Gaji, Pekerja Juga Butuh Ini di Tempat Kerjanya
Secara umum, generasi strawberry dianggap sebagai generasi yang memiliki sifat-sifat berikut:
- Kreatif dan inovatif
- Mudah menyerah dan mudah rapuh
- Suka hal-hal yang baru dan menantang
- Memiliki tingkat toleransi yang rendah terhadap kritik
- Memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi
Disarikan dari Djkn.kemenkeu.go.id, Pandangan bahwa generasi strawberry memiliki mental yang lemah sering dikaitkan dengan beberapa faktor, antara lain:
Perkembangan teknologi
Teknologi telah membuat kehidupan menjadi lebih mudah dan nyaman. Hal ini dapat membuat generasi strawberry menjadi kurang terbiasa menghadapi tantangan dan kesulitan.
Pola asuh
Orang tua generasi strawberry cenderung lebih protektif dan permisif. Hal ini dapat membuat generasi strawberry menjadi kurang mandiri dan memiliki tingkat toleransi yang rendah terhadap kegagalan.
Tekanan sosial
Generasi strawberry tumbuh di tengah persaingan yang semakin ketat. Hal ini dapat membuat mereka merasa tertekan dan tidak mampu bersaing.
Namun, perlu diingat bahwa generasi strawberry juga memiliki sisi positif, seperti:
Kreativitas dan inovasi
Generasi strawberry memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi. Mereka tidak takut untuk mencoba hal-hal baru dan tidak ragu untuk mengutarakan pendapat mereka.
Kemampuan beradaptasi
Generasi strawberry memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi. Mereka mudah menerima perubahan dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif.
Kemampuan berkolaborasi
Generasi strawberry memiliki kemampuan berkolaborasi yang baik. Mereka senang bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, anggapan bahwa generasi strawberry memiliki mental yang lemah tidak sepenuhnya benar. Generasi strawberry memiliki potensi yang besar untuk menjadi generasi yang sukses, asalkan mereka dapat belajar untuk menghadapi tantangan dan kesulitan dengan lebih baik.
BACA JUGA: Tidak Masalah Cewek Nembak Cowok Duluan, Memangnya Kenapa?
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu generasi strawberry mengembangkan mental yang lebih kuat:
- Dorong mereka menerima tantangan
Bantu mereka untuk keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan baru. Hal ini akan membantu mereka untuk belajar mengatasi kesulitan dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.
- Berikan mereka dukungan
Beri mereka dukungan dan motivasi saat mereka menghadapi kesulitan. Hal ini akan membantu mereka untuk tetap kuat dan tidak menyerah.
- Ajarkan cara untuk mengelola stres
Bantu mereka untuk belajar mengelola stres dengan cara yang sehat. Hal ini akan membantu mereka untuk tetap tenang dan fokus saat menghadapi tantangan.
Dengan dukungan yang tepat, generasi strawberry dapat menjadi generasi yang kuat dan tangguh.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
Artikel Terkait
-
Gen Z dan Kesehatan Mental: Pengaruh Media Sosial dan Risiko Self-diagnose
-
Mengenal Lebih Dalam Gangguan Skizofrenia dan Stigma yang Menghantui
-
Memahami PTSD dengan Mudah! Peran Video Edukasi dalam Menambah Wawasan
-
Jadi Tahu tentang Depresi, Buku 'Loving The Wounded Soul' Beri Insight Keren!
-
Bos LPS: Gen-Z Bisa Jadi Senjata Buat Pertumbuhan Ekonomi
Lifestyle
-
4 Rekomendasi Toner dengan Willow Bark yang Ampuh Redakan Breakout Wajah
-
4 Sunscreen Aman Mencerahkan Kulit Remaja, Harga Murah di Bawah Rp40 Ribuan
-
4 HP dengan Optical Zoom Terbaik 2025, Hasil Foto Jarak Jauh Tetap Tajam!
-
4 Gentle Peeling Serum Rp30 Ribuan, Eksfoliasi Tanpa Perih untuk Pemula
-
Cari HP Murah Rasa Mewah? Ini Rekomendasinya, Mulai 1 Jutaan Aja
Terkini
-
Review Novel Pulang: Kisah Eksil Politik yang Terasing dari Negara Asalnya
-
Jika Raih Gelar AFF Cup U-23 2025, Gerald Vanenburg Bisa Lampaui STY?
-
Belajar Merasa Cukup dengan Apa yang Kita Punya Lewat Buku Everything You'll Ever Need
-
Bukan Anime Romance Biasa, Ini Alasan Kamu Harus Nonton My Dress-Up Darling
-
Merangkul Luka untuk Menemukan Kekuatan di Buku The Strength In Our Scars