Pesatnya kemajuan zaman tentu saja dibarengi dengan masifnya perkembangan bahasa. Baik serapan dari bahasa asing sebagai efek dari globalisasi yang kian masif, hingga istilah dan frasa-frasa baru yang makin ciamik.
Sedihnya, hal ini juga menyebabkan bahasa lama dilupakan dan tertinggal di belakang.
Dalam dialek Bahasa Jawa yang saya pakai sehari-hari pun juga ikut terkena pergeseran baik karena budaya, lingkungan, hingga masuknya trend kata-kata dari berbagai platform. Semisal saja istilah untuk duduk, di tempat kelahiran saya sebutannya adalah nuk. Namun, begitu menjajaki daerah baru, istilah tersebut tidak lagi digunakan dan lebih sering menggunakan istilah yang universal yakni lenggah.
Bukan hanya satu atau dua kata saja, melainkan ada beberapa istilah sapaan yang kini pun bernasib hampir sama. Berikut penjabarannya:
1. Thole
Menurut kamus besar bahasa Jawa Indonesia, thole adalah sapaan kepada anak laki-laki. Namun, tidak terbatas pada anak sendiri saja, melainkan bisa digunakan kepada adik laki-laki, atau sapaan dari orang yang lebih tua kepada laki-laki yang lebih muda.
Thole juga kerap dijadikan kata ganti untuk menyebut seseorang sih. Selain itu, terkadang masyarakat cukup menggunakan kata Le saja sebagai sapaan.
Sayangnya, kata ini perlahan memudar meski masih ada beberapa masyarakat yang terus menggunakannya secara turun temurun.
2. Gendhuk
Menurut sumber yang sama, gendhuk adalah panggilan kepada adik perempuan. Meskipun pada praktiknya kata ini digunakan kepada anak perempuan hingga sapaan dari orang yang lebih tua kepada perempuan yang lebih muda.
Gendhuk juga bisa dijadikan kata ganti seseorang sama halnya dengan Thole tadi. Sedangkan versi singkatnya adalah Ndhuk.
Funfact-nya, dipanggil dengan sapaan Ndhuk memang berbeda feel-nya dari sapaan Mbak ya. Apa ya, rasanya lebih adem di hati gitu sih, haha.
3. Ngger
Sepengalaman saya selama ini, Ngger merupakan sapaan dari Simbah atau kakek nenek kepada cucu-cucunya secara universal. Baik cucu laki-laki maupun perempuan bila sudah berkumpul jadi satu maka sapaannya adalah Ngger.
Meski begitu, sapaan ini juga kerap dilontarkan oleh orang yang lebih sepuh kepada orang yang lebih muda ya. Intinya, sapaan ini jangkauannya lebih luas daripada Thole dan Gendhuk, atau sebagai pengganti keduanya.
Baik Thole, Gendhuk, maupun Ngger sebenarnya masih kerap dipakai oleh masyarakat. Walaupun sudah tampak ada sedikit kemunduran karena kini terbatas digunakan oleh generasi lama saja. Namun, percayalah, dipanggil dengan salah satu dari sapaan tadi selalu memiliki vibes yang unik, menggelitik, sekaligus adem di hati. Sekian.
Baca Juga
-
Moringa Oleifera: Suara Alam dalam Intrik Mistik dan Gema Reboisasi
-
Mengompos: Healing Buat Manusia Yang Patah Hati, Healing Buat Bumi
-
Bancakan Pitulasan: Tradisi Unik Ramaikan HUT RI yang Menyatukan Perbedaan
-
Ulasan Novel Lewat Tengah Malam: Teror dan Misteri dari dalam Kulkas Bekas
-
Luka dan Tangis Pengampunan dalam Cerpen Mengarungi Samudra Kehidupan
Artikel Terkait
-
Menikmati Kegiatan Berenang di Taman Dayu Waterpark Pasuruan yang Menawan
-
Taman Candra Wilwatikta, Melihat Pertunjukan Seni dengan View Pegunungan
-
Sudah Lama Punya KTA, Alasan Ahmad Luthfi Gabung Gerindra: Pertama Dukung di Pilkada Jateng
-
Legasi Nana Sudjana 1,5 Tahun Memimpin Jawa Tengah
-
Giant Sea Wall Bakal Dibangun di Laut Jawa, Begini Klaim Pemerintah
Lifestyle
-
Nabung Itu Wacana, Checkout Itu Realita: Melihat Masalah Nasional Gen Z
-
Lettu Fardhana Move On Kilat! Ayu Ting Ting Santai Revisi Kriteria Suami?
-
Playlist Jadi Vitamin Mental: Musik Sebagai Mood Booster Anak Muda
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
4 Sheet Mask Kandungan Pearl yang Ampuh Berikan Efek Cerah dan Lembap
Terkini
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Lebih dari Sekadar Keponakan Prabowo, Ini Profil Rahayu Saraswati yang Mundur dari DPR
-
Bukan Sekadar Coretan, Inilah Alasan Poster Demo Gen Z Begitu Estetik dan Berpengaruh
-
Bukan Cuma Anak Menkeu, Ini Sumber Kekayaan Yudo Sadewa yang Dihujat Netizen
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat