Thole, Gendhuk, dan Ngger: 3 Sapaan yang Makin Jauh Ditelan Kemajuan Zaman

Hernawan | Tika Maya Sari
Thole, Gendhuk, dan Ngger: 3 Sapaan yang Makin Jauh Ditelan Kemajuan Zaman
ilustrasi kopi dan buku (Pixabay/Engin_Akyurt)

Pesatnya kemajuan zaman tentu saja dibarengi dengan masifnya perkembangan bahasa. Baik serapan dari bahasa asing sebagai efek dari globalisasi yang kian masif, hingga istilah dan frasa-frasa baru yang makin ciamik.

Sedihnya, hal ini juga menyebabkan bahasa lama dilupakan dan tertinggal di belakang.

Dalam dialek Bahasa Jawa yang saya pakai sehari-hari pun juga ikut terkena pergeseran baik karena budaya, lingkungan, hingga masuknya trend kata-kata dari berbagai platform. Semisal saja istilah untuk duduk, di tempat kelahiran saya sebutannya adalah nuk. Namun, begitu menjajaki daerah baru, istilah tersebut tidak lagi digunakan dan lebih sering menggunakan istilah yang universal yakni lenggah.

Bukan hanya satu atau dua kata saja, melainkan ada beberapa istilah sapaan yang kini pun bernasib hampir sama. Berikut penjabarannya:

1. Thole

Menurut kamus besar bahasa Jawa Indonesia, thole adalah sapaan kepada anak laki-laki. Namun, tidak terbatas pada anak sendiri saja, melainkan bisa digunakan kepada adik laki-laki, atau sapaan dari orang yang lebih tua kepada laki-laki yang lebih muda.

Thole juga kerap dijadikan kata ganti untuk menyebut seseorang sih. Selain itu, terkadang masyarakat cukup menggunakan kata Le saja sebagai sapaan.

Sayangnya, kata ini perlahan memudar meski masih ada beberapa masyarakat yang terus menggunakannya secara turun temurun.

2. Gendhuk

Menurut sumber yang sama, gendhuk adalah panggilan kepada adik perempuan. Meskipun pada praktiknya kata ini digunakan kepada anak perempuan hingga sapaan dari orang yang lebih tua kepada perempuan yang lebih muda.

Gendhuk juga bisa dijadikan kata ganti seseorang sama halnya dengan Thole tadi. Sedangkan versi singkatnya adalah Ndhuk.

Funfact-nya, dipanggil dengan sapaan Ndhuk memang berbeda feel-nya dari sapaan Mbak ya. Apa ya, rasanya lebih adem di hati gitu sih, haha.

3. Ngger

Sepengalaman saya selama ini, Ngger merupakan sapaan dari Simbah atau kakek nenek kepada cucu-cucunya secara universal. Baik cucu laki-laki maupun perempuan bila sudah berkumpul jadi satu maka sapaannya adalah Ngger.

Meski begitu, sapaan ini juga kerap dilontarkan oleh orang yang lebih sepuh kepada orang yang lebih muda ya. Intinya, sapaan ini jangkauannya lebih luas daripada Thole dan Gendhuk, atau sebagai pengganti keduanya.

Baik Thole, Gendhuk, maupun Ngger sebenarnya masih kerap dipakai oleh masyarakat. Walaupun sudah tampak ada sedikit kemunduran karena kini terbatas digunakan oleh generasi lama saja. Namun, percayalah, dipanggil dengan salah satu dari sapaan tadi selalu memiliki vibes yang unik, menggelitik, sekaligus adem di hati. Sekian.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak