Lintang Siltya Utami | Nugraha Nugraha
MSI Thin 15 B13VE (MSI)
Nugraha Nugraha

Bagi mahasiswa arsitektur maupun teknik sipil, bekerja dengan AutoCAD, SketchUp, Revit, atau software model 3D lainnya bukan hal asing. Hampir setiap tugas menuntut laptop yang sanggup menangani file kompleks, drafting detail, hingga rendering visual tanpa tersendat. Software teknik seperti AutoCAD memang terkenal rakus performa, butuh CPU bertenaga, RAM lega, dan GPU yang mendukung akselerasi CUDA dari Nvidia GeForce RTX series.

Untungnya, di tahun ini semakin banyak laptop kelas menengah yang sudah cukup tangguh untuk tugas berat tersebut. Berikut tujuh laptop terbaik yang layak masuk wishlist mahasiswa teknik:

1. Axioo Pongo 725

Axioo Pongo 725 V2 (Axioo)

Di posisi pertama ada Axioo Pongo 725, laptop yang terasa seperti mesin lembur bagi mahasiswa yang sering dikejar deadline. Menggunakan Intel Core i7-12650H dengan 10 core dan 16 thread, laptop ini tampil meyakinkan saat mengolah model struktur bertingkat, simulasi ringan, hingga file AutoCAD penuh detail. Performanya semakin stabil berkat Nvidia GeForce RTX 2050 yang sudah mendukung CUDA, membuat proses render 3D dan preview material terasa jauh lebih cepat.

RAM bawaan 16 GB dual-channel sudah cukup untuk workflow harian, dan masih bisa kamu tingkatkan hingga 64 GB jika suatu saat butuh menangani proyek lebih besar. Layarnya 15,6 inci Full HD 144 Hz, nyaman untuk orbit model tanpa tearing. Ditambah SSD Gen 4 512 GB, suhu stabil, dan garansi 3 tahun, Axio Pongo 725 terasa seperti paket lengkap di harga sekitar Rp 9,8 juta.

2. Lenovo LOQ Essential

Lenovo LOQ Essential (Lenovo)

Lenovo LOQ Essential hadir sebagai pilihan aman bagi mahasiswa yang ingin mesin kencang tanpa ribut soal termal maupun throttling. Prosesor Intel Core i5-12450HX memberikan tenaga cukup besar untuk pemodelan 2D maupun 3D, sementara RTX 3050 6 GB 95W menjadikan performa rendering terasa lebih sat-set, apalagi dengan dukungan DLSS untuk mempercepat kalkulasi visual.

Layarnya 15,6 inci 144 Hz dengan 100 persen sRGB membuat tampilan denah, layout fasad, hingga tampak potongan terlihat akurat. RAM 12 GB bisa ditingkatkan hingga 32 GB, sangat pas untuk workflow AutoCAD + SketchUp. Dengan harga Rp 11 jutaan, laptop ini menjadi salah satu opsi paling rasional di kelasnya.

3. ASUS TUF A15 FA507NCG

ASUS TUF A15 FA507NCG (ASUS)

ASUS TUF A15 sudah dikenal sebagai laptop tahan banting, dan seri FA507NCG tak kalah menarik. Prosesor Ryzen 7 7440HS cukup bertenaga untuk memproses file struktur yang rumit, sementara RTX 3050 4 GB yang didukung dynamic boost 75W memberikan viewport responsif saat kamu bekerja dengan visualisasi 3D.

Layarnya 144 Hz dengan Adaptive Sync cocok untuk proses editing desain yang membutuhkan ketelitian. Yang membuatnya menonjol adalah build quality TUF yang aman dari guncangan dan debu, hal ini berguna ketika laptop dibawa ke lokasi survei. RAM 8 GB bisa kamu upgrade besar-besaran hingga 64 GB jika nanti masuk ke proyek tingkat lanjut.

4. ASUS Gaming V16 V3607VU

ASUS Gaming V16 V3607VU (ASUS)

Bagi yang butuh area kerja lebih luas, ASUS Gaming V16 hadir dengan layar WUXGA 16 inci yang membuat proses drafting terasa lebih lega. Prosesornya, Intel Core i7-12700H, memberikan tenaga komputasi yang cukup kuat untuk mengolah file besar dan proses perhitungan yang kompleks.

RTX 4050 6 GB membawa peningkatan besar dalam eksekusi viewport 3D, terutama saat menangani material bertekstur atau bayangan kompleks. RAM 16 GB dapat ditingkatkan hingga 32 GB, sementara SSD Gen 4 memberikan waktu loading yang sangat cepat. Baterainya mampu bertahan 4–5 jam untuk kerja produktif, angka yang relatif baik di kelas laptop powerful.

5. HP Victus 15 Ryzen 5

HP Victus 15 Ryzen 5 (HP)

HP Victus 15 menjadi pilihan menarik bagi mahasiswa yang mulai sering membuat visualisasi realistis. Ryzen 5 8645HS mampu menembus 5 GHz saat boost, membuat kalkulasi AutoCAD terasa lebih cepat. Dipadukan dengan RTX 4050, laptop ini mampu menangani preview material kompleks hingga animasi ringan.

Layar IPS 144 Hz memastikan tampilan elemen bangunan tetap stabil. RAM dapat diperluas hingga 32 GB, cocok untuk pengguna Lumion atau Blender tingkat menengah. Daya tahannya cukup baik, mampu bertahan 5-6 jam untuk produktivitas harian.

6. MSI Thin 15 B13VE

MSI Thin 15 B13VE (MSI)

MSI Thin 15 B13VE memadukan bobot ringan dengan performa tinggi, sangat pas untuk mahasiswa yang sering berpindah tempat. Intel Core i7-13620H memberikan tenaga sigap untuk mengolah model struktural, sementara RTX 4050 memastikan rendering cepat dan akurat.

Layarnya 144 Hz cukup nyaman untuk review geometri model, dan kombinasi SSD Gen 4 + opsi HDD tambahan memberi ruang penyimpanan luas untuk file besar. RAM 16 GB dapat ditingkatkan hingga 64 GB, membuat laptop ini sangat fleksibel untuk tahapan studi hingga kerja profesional awal.

7. Acer Nitro V 16 Ryzen 7

Acer Nitro V 16 Ryzen 7 (Acer)

Terakhir, Acer Nitro V 16 hadir sebagai laptop yang sangat kuat untuk mahasiswa yang fokus pada visualisasi arsitektural. Prosesor Ryzen 7 8845HS dengan boost 5,1 GHz terasa sangat responsif saat mengolah file detail penuh material. RTX 4050 6 GB memberikan performa viewport sangat mulus, terutama untuk software seperti Twinmotion atau Enscape.

Layar WUXGA 165 Hz dengan 100 persen sRGB membuat warna fasad, tekstur kayu, hingga pencahayaan interior tampil akurat. RAM bisa di-upgrade hingga 32 GB, dan penyimpanan 512 GB masih bisa diperluas dengan slot tambahan.

Dengan kebutuhan desain dan modeling yang semakin kompleks, memilih laptop yang tepat akan sangat menentukan kelancaran proses belajar dan pengerjaan proyek. Tujuh laptop di atas hadir sebagai opsi terbaik yang menggabungkan performa, stabilitas, dan harga yang masih masuk akal untuk mahasiswa teknik dan arsitektur.