Sekarang ini sudah banyak kampanye kedua kandidat Presiden Republik Indonesia. Mereka berlomba-lomba mengumumkan visi dan misi ke masyarakat.
Hal ini tentunya membuat masyarakat kebingungan karena mereka harus memilih satu di antara kedua kandidat, dimana masing-masing kandidat memiliki power yang sama. Selain itu, memiliki visi dan misi yang sama, yaitu “Memajukan dan Menyejahterakan Negara Republik Indonesia.”
Hal itulah yang dapat kita lihat di acara debat calon presiden pada 9 Juni 2014. Dalam acara debat, dapat kita lihat bahwa kedua calon berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan mempertahankan argumen mereka.
Kita sebagai masyarakat harus dapat dengan cermat memperhatikan dan memilih calon pemimpin yang terbaik dari yang terbaik, karena jika kita dapat memilih dengan benar maka kita tidak perlu was-was akan kesejahteraan negara kita.
Golput adalah salah satu tindakan dimana kita tidak memberikan suara ataupun dukungan kita. Umumnya, golput ini dilakukan oleh para mahasiswa. Mengapa demikian? karena mereka memiliki beberapa faktor, seperti ketidakpedulian terhadap dunia politik. Mereka lebih senang melakukan aktivitas sendiri dibandingkan memikirkan negaranya.
Berikutnya adalah adanya rasa ketidakpercayaan yang timbul karena biasanya janji-janji yang awalnya ditawarkan oleh pemerintah tidak sesuai dengan kenyataan yang dijalankan.
Hal inilah yang membuat masyarakat, khususnya para mahasiswa, memilih untuk tidak ikut serta dalam pemilihan dengan kata lain golput. Walaupun demikian, di jaman sekarang ini sudah banyak para mahasiswa yang berpikir kritis melakukan aksi antigolput.
Jika kita lihat mengapa sekarang banyak gerakan antigolput yang umumnya dilakukan oleh mahasiswa? Hal ini dikarenakan satu suara kita sangatlah berarti. Jika kita tidak berpartisipasi apakah hal itu disebut peduli terhadap negara?
Banyak orang terutama generasi muda yang mengeluarkan statement “yang mana saja dipilih tidak ada bedanya, negara ini tetap aja seperti itu tidak ada perubahan.”
Statement itu salah karena bagaimana kita bisa mengetahui nasib negara kita jika kita sendiri tidak turut berpartisipasi di dalamnya? Inilah yang harus kita ubah, terutama kita para generasi muda karena dengan kita ikut berpartisipasi dalam pemilihan maka kita akan dapat membuat calon presiden yang menurut kita layak untuk memimpin dapat menang karena negara ini dibuat dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Oleh karena itu, saya sebagai mahasiswa menyarankan kepada seluruh generasi muda di Indonesia untuk ikut serta dalam pemilihan presiden periode 2014/2019 karena kita sebagai mahasiswa harus kritis dan aktif dalam pemilihan ini sehingga kita dapat memilih calon presiden yang kita percayai dapat membawa negara Indonesia jauh lebih baik lagi ke depannya. Ingat "Satu Suara Anda Sangatlah Penting.”
Dikirim oleh Renuka, Jakarta
Anda memiliki cerita atau foto menarik? Silakan kirim ke email: yoursay@suara.com
Tag
Baca Juga
-
Demo Ojol Geruduk DPR di Tengah Hujan: Ini Tuntutan Pedas Mereka!
-
Belum Juga Jera, AFC Kembali Bikin Ulah Jelang Bergulirnya Ronde Keempat Babak Kualifikasi
-
AFC Pilih Wasit Asal Kuwait untuk Ronde Keempat, Tim Mana yang Paling Diuntungkan?
-
Tinggalkan Citra Kanak-Kanak, Arsy Hermansyah Usung Musik Modern di Lagu 'Picnic'
-
Ajudan Presiden: Kepsek dan Satpam Kembali Bertugas di SMP 1 Prabumulih
Artikel Terkait
News
-
Demo Ojol Geruduk DPR di Tengah Hujan: Ini Tuntutan Pedas Mereka!
-
Ajudan Presiden: Kepsek dan Satpam Kembali Bertugas di SMP 1 Prabumulih
-
Demo Ojol 2025: Tragedi, Tuntutan Menteri Dicopot, dan Masa Depan Transportasi Online
-
Plot Twist! Raffi Ahmad Dikabarkan Tolak Jadi Menpora, Erick Thohir Udah Pasti Nih?
-
Profil Djamari Chaniago, Calon Kuat Menko Polkam di Kabinet Prabowo
Terkini
-
Belum Juga Jera, AFC Kembali Bikin Ulah Jelang Bergulirnya Ronde Keempat Babak Kualifikasi
-
AFC Pilih Wasit Asal Kuwait untuk Ronde Keempat, Tim Mana yang Paling Diuntungkan?
-
Tinggalkan Citra Kanak-Kanak, Arsy Hermansyah Usung Musik Modern di Lagu 'Picnic'
-
Dari Hobi ke Prestasi, Futsal Jadi Gaya Baru Anak Muda
-
Menguak EEHV, Virus yang Renggut Nyawa Gajah Tari