Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani
Ilustrasi uang. (Shutterstock)

Belakangan ini, banyak bersliweran akun-akun tentang finansial di media sosial. Rata-rata mereka membahas tentang keuangan millenial dan cara pengelolaan pendapatan yang baik dan benar. Sudah sering juga sebenarnya akun-akun tentang finansial itu berbicara soal dana darurat, namun masih banyak yang tidak menyadari betapa pentingnya dana ini.

“Ngapain sih ada dana darurat lagi, bukankah sudah ada asuransi?”

Perlu kamu pahami, asuransi berbeda dengan dana darurat. Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang akan terjadi dihidup kamu. Asuransi hanya mengcover sebagian kecil dari hal-hal yang terjadi di luar perkiraan kamu. Nah, dana darurat ini bisa menjadi salah satu dana cadangan yang kamu miliki.

Menurut survei yang diterbitkan perusahaan Blackrock, uang merupakan sumber stres utama khususnya bagi milenial. Dikutip dari Business Insider (2019), persentase stres akibat keuangan di usia milenial lebih besar dibandingkan stres akibat keluarga, pekerjaan, dan kesehatan, yaitu mencapai 63 persen.

Lalu sebenarnya apa itu dana darurat dan apa fungsinya?

Dana darurat atau emergency fund, seperti namanya maka ini adalah dana yang digunakan pada saat keadaan darurat. Dana ini hanya digunakan saat hal-hal darurat yang tidak bisa diatasi dengan keuangan secara normal.

Namun demikian, dana ini menjadi sangat penting, karena kondisi darurat bisa terjadi kapan saja. Dana darurat ini dibutuhkan untuk mengatasi berbagai kondisi seperti:

  • Perbaikan kendaraan dan rumah yang memakan biaya yang cukup besar
  • Biaya untuk berobat karena sakit
  • Adanya acara mendadak yang belum sempat disiapkan dananya
  • Apabila kamu kehilangan pekerjaan kamu
  • Asisten rumah tangga tiba-tiba berhenti bekerja
  • Perabotan rumah rusak
  • Dan keadaan lain yang memaksa kamu mengeluarkan biaya yang tak terduga

Pahami dulu kondisi keuangan kamu

Berapa pendapatan kamu setiap bulan? Berapa pengeluaranya? Ketahui cashflow kamu saat ini sehingga nantinya kamu akan tahu berapa uang yang harus kamu sisihkan untuk berbagai kebutuhan seperti menabung, investasi dan dana darurat.

Dikutip dari zapfinance alokasi gaji metode simple yaitu 50 persen untuk living, 30 persen untuk saving dan sisanya baru digunakan untuk playing. Ini juga sebagai urutan mana yang harus kamu penuhi terlebih dahulu ketika sudah mendapatkan gaji.

Nah, penempatan dana darurat ada di pos saving besamaan dengan investasi dan menabung untuk liburan dan tujuan lain.

Cara mempersiapkan dana darurat

Dana darurat yang perlu kamu siapkan ada yang berpendapat berdasarkan jumlah pengeluaran yaitu sebesar 6-12 bulan pengeluaran. Namun ada yang berpendapat berdasarkan dari pendapatan yaitu 6 bulan pendapatan.

Dari kedua pendapat diatas, kamu boleh memilih mana yang mau kamu jadikan acuan. Namun menurut saya metode yang paling pas adalah berdasarkan pendapatan. Karena jika didasarkan pada pengeluaran, bisa saja pengeluaran perbulan akan berbeda-beda. Namun, kembali lagi keputusan ada di tangan kamu untuk memilih metode mana yang cocok untuk kamu terapkan.

Tahap pertama untuk memulai dana darurat adalah tentukan target yang ingin dicapai lalu memotong pengeluaran-pengeluaran tidak perlu dan menghemat belanja yang tidak penting. Kita harus realistis dalam mengatur keuangan.

Sebagai contoh:

A adalah single dengan pendapatan perbulan Rp12.000.000. pengeluaran sebulannya adalah Rp6.000.000 berapa dana darurat yang seharusnya dimiliki oleh A?

Jika berdasarkan pendapatan dana darurat yang harus disiapkan adalah Rp72.000.000 namun jika bedasarkan pengeluaran Rp36.000.000 – Rp72.000.000

Dana darurat tidak harus langsung sebesar itu, metode pengumpulannya bisa kamu cicil tiap bulan dengan menyisihkan gaji sekitar 5 persen. Ketika sudah terkumpul sebesar yang ditargetkan maka uang tersebut jangan kamu pakai sampai ada kebutuhan yang benar-benar sangat darurat.

Di mana tempat menyimpan dana darurat?

Setelah kamu menentukan target untuk dana darurat, langkah selanjutnya saya sarankan kamu untuk membuka rekening yang berbeda dari rekening tabunganmu. Tujuannya adalah agar lebih mudah untuk mengontrol dan dana tersebut tidak tercampur dengan tabungan yang biasa. Sehingga budget untuk dana darurat kamu tidak teralihkan untuk keperluan lain.

Jangan takut untuk memulainya, bukan berarti kamu harus langsung menyisihkan sebagian besar uang kamu untuk langsung menjadi dana darurat. Mulailah secara perlahan asalkan rutin dan konsisten.

Selain dalam bentuk tabungan di rekening yang berbeda, dana darurat juga bisa dikonversikan ke dalam instrumen lain contohnya deposito, emas, dan reksa dana pasar uang. Produk-produk keuangan tersebut tergolong likuid, aman dan tidak bersifat spekulatif.

Pengirim: Resti Putri Aulia / Mahasiswa D3 Akuntansi Politeknik Keuangan Negara Stan (PKN STAN)
Email: restiip.rp@gmail.com