Manusia terdiri dari kesatuan jiwa dan raga atau disebut juga sebagai psychosomatic unity. Artinya, bagian yang satu dengan yang bagian yang lainnya saling memengaruhi. Pengaruh yang dirasakan oleh jiwa kita akan berpengaruh pula terhadap raga kita, demikian pula sebaliknya.
Kesatuan jiwa dan raga ternyata sangat kuat, apa yang dipikirkan dalam jiwa kita maka raga kita akan memberikan reaksi. Begitupun dalam olahraga prestasi terutama dalam pertandingan, atlet yang melakukan gerakan-gerakan fisik tidak mungkin akan menhindarkan diri dari pengruh-pengaruh mental-emosional yang timbul dalam olahraga tersebut (Harsono, 1988:242).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Sugarman (2008:1) bahwa hubungan antara jiwa, raga sangatlah erat. Apapun yang ada dalam jiwa, raga kita sebetulnya bereaksi.
Kalau kita amati lebih mendalam, penampilan para atlet sebenarnya merupakan hasil gabungaan dari beberapa faktor. Faktor tersebut adalah kemampuan fisik, teknik, taktik atau strategi, dan mental. Latihan mental memegang peranan penting untuk menghasilkan keadaan mental yang Tangguh.
Pelatihan kemampuan mental dalam olahraga harus didesain untuk menghasilkan kondisi dan keterampilan psikis para atlet yang akan mengarah kepada peningkatan performa dalam olahraga (Rushall, 2008).
Pada akhir tahun 1970-an Amerika Serikat sudah menerapkan psikologi rerkait dengan latihan mental dalam olahraga. Dasar pemikirannya adalah faktor yang berhubungan dengan penampilan sukses dalam pertndingan sangat terkait erat dengan ketahanan mental atlet.
Bahkan Kuan & Roy (2007) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang sering berhubungan dengan performa yang baik dalam sebuah kompetisi adalah ketahanan mental dan ketahanan mental tersebut termasuk faktor keterampilan mental yang harus dimiliki oleh atlet.
Atlet yang memiliki ketahanan mental berarti atlet tersebut memiliki keterampilan mental yang baik untuk menghadapi berbagai tantangan dan tekanan yang dihadapinya, terutama ketika dala pertandingan.
Supaya atlet, memiliki ketahanan mental, atlet harus dilatih mentalnya dalam proses latihan yang sistematis, kontinu, dan berkesinambungan. Alasannya adalah ketahanan mental bukanlah sesuatu yang diwariskan kepada atlet, tetapi mental harus dipelajari.
Ungkapan tersebut diperkuat oleh pendapat Loehr (1982: 10) bahwa ketahanan mental itu dipelajari, tidak diwariskan selanjutnya Vealey (1988) menjelaskan bahwa kemampuan mental layaknya kempuan fisik, bisa dipelajari dalam tingkatan tertentu.
Oleh karena itu, latihan keterampilan mental merupakan sebuah pendekatan edukatif di mana kemampuan mental dipandang sebagai suatu hal yang bisa dipelajari. Kedua pendapat tersebut menegaskan bahwa latihan mental seperti layaknya latihan fisik agar bisa dikuasai dengan baik oleh atlet harus diajarkan oleh pelatih dan dipelajari oleh atlet.
Dengan demikian, latihan keterampilan mental tidak begitu saja bisa dikuasai oleh atlet setelah atlet yang bersangkutan menguasai beberapa kemampuan fisik, teknik, mental dalam proses Lathan.
Bahwa keterampilan mental berhubungan dengan teknik kognitif-somatik yang secara umum meliputi latihan visualisasi, latihan gerak visual, terapi kognitif, bio-feedback, meditasi relaksasi otot secara progresif.
Dengan demikian latihan keterampilan mental harus diberikan kepada atlet sesuai dengan kebutuhannya, dengan menggunakan berbagai metode dan teknik latihan yang tepat.[1]
[1] Komarudin, Psikologi Olahraga, Cet. Ke-6, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2016), hlm.1-5.
Oleh: Maghfirotul Munawaroh / Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan Kampus IAIN Pekalongan
Email: anasajjalah44@gmail.com
Baca Juga
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda
Artikel Terkait
-
DPRD DKI Jakarta Perjuangkan Sekolah Gratis Tanpa Hapus KJP
-
Targetkan Penerapan Sekolah Gratis Juli 2025, DPRD DKI Bakal Revisi Perda Pendidikan
-
Pendidikan Mentereng Anak Razman Arif Nasution, Disebut Beda Level dari Putri Nikita Mirzani
-
Riwayat Pendidikan di Singapura Janggal, Gibran Ternyata Punya Surat Penyetaraan SMA di Australia
-
Bantu Hilangkan Stres, Ini 5 Alasan Pantai Baik untuk Kesehatan Mental
News
-
Dari Kelas Berbagi, Kampung Halaman Bangkitkan Remaja Negeri
-
Yoursay Talk Unlocking New Opportunity: Tips dan Trik Lolos Beasiswa di Luar Negeri!
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
Terkini
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda