Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | M. Fuad S. T.
Pertandingan antara Persib Bandung melawan Port FC di Piala Presiden 2025 (dok. IG Piala Presiden)

Hari pertama gelaran turnamen pramusim Piala Presiden 2025 menjadi ajang unjuk gigi bagi para tim tamu, sekaligus memberikan nestapa bagi tim-tim tuan rumah. Dua kontestan yang berstatus sebagai tim undangan, yakni Port FC asal Thailand dan Oxford United dari divisi Championship lig Inggris, berhasil membungkam lawan-lawan mereka di laga pembuka grup masing-masing.

Dilansir laman Suara.com (6/7/2025), pertandingan antara Port FC melawan Persib Bandung yang juga sekaligus sebagai laga pembuka turnamen, diakhiri dengan kemenangan bagi tim asal Thailand tersebut.

Melawan tim yang berstatus sebagai juara Liga 1 Indonesia edisi terakhir, klub yang diperkuat oleh Asnawi Mangkualam tersebut sukses membungkam sang lawan dengan dua gol tanpa balas melalui lesakan dari Bordin Phala di menit ke-45+2 dan Peeradol Chamratsamee melalui titik penalti pada menit ke-68.

Seolah tak ingin ketinggalan dengan aksi impresif dari Port FC, tim undangan lainnya, Oxford United yang turun di pertandingan kedua juga tampil mengamuk. Menghadapi kumpulan para pemain terbaik di Liga 1 Indonesia yang diberi label Liga 1 All Stars, klub yang diperkuat oleh Marselino Ferdinan dan Ole Romeny tersebut berhasil mencukur sang lawan dengan skor 6-3 pada sebuah pertandingan berhiaskan 9 gol.

Dari statistik pertandingan disebutkan, enam gol kemenangan Oxford United diciptakan melalui brace M. Harris pada menit ke-4 dan 30, kemudaian M. Helik di menit ke-45, Bradshaw di menit ke-52, Placheta di menit ke-56 dan Keersmaecker pada menit ke-68.

Sementara tiga gol balasan dari Liga Indonesia All Stars diciptakan oleh Rico Simanjuntak di menit ke-14, Rizky Dwi Febrianto di menit ke-74 dan ditutup oleh Eksel Runtukahu pada menit ke-80.

Kekalahan telak para wakil Indonesia atas tim tamu ini tentunya membawa sebuah ironi tersendiri bagi persepakbolaan Indonesia. Pasalnya, dua tim yang berlaga di hari pertama tersebut, dapat dikatakan sebagai perwakilan terbaik yang dimiliki oleh Indonesia saat ini.

Persib Bandung yang ditundukkan oleh Port FC, adalah tim dengan label sebagai juara terakhir di kompetisi sepak bola paling elit di negeri ini. Ditambah dengan status mereka sebagai tuan rumah, yang mana pertandingan tersebut dimainkan di Stadion Si Jalak Harupat Bandung, seharusnya bisa membuat mereka memiliki keuntungan berlebih untuk menaklukkan Port FC di laga tersebut sekaligus mengamankan jalan mereka untuk bisa menuju babak semifinal gelaran.

Pun demikian halnya dengan laga lainnya yang mempertemukan Oxford dengan Liga Indonesia All Stars. Meskipun tim Liga Indonesia All Stars ini baru dibentuk, namun patut digarisbawahi bahwa dalam tim tersebut bercokol pemain-pemain terbaik di gelaran kompetisi musim lalu.

Belum lagi di tubuh skuat Liga Indonesia All Stars juga bernaung para pemain yang kerap menghiasi daftar panggil Timnas Indonesia, atau bahkan mereka yang pernah menjadi andalan Pasukan Merah Putih di laga-laga sebelumnya. Sehingga, secara asumsi kasar, seharusnya tim ini memiliki kualitas untuk bisa bersaing dengan tim manapun, termasuk Oxford United.

Namun apalah daya, di hari pertama ini dua tim berlabel tuan rumah, justru harus terkapar di hadapan tim-tim tamu mereka. Status tuan rumah, kualitas para pemain dan dukungan langsung dari para suporter yang hadir, ternyata masih kurang untuk membuat mereka bisa memetik kemenangan atas tim tamu yang tampil lebih baik di pertandingan hari pertama ini.

Jika dipikir-pikir, bukankah ini berarti persepakbolaan Indonesia butuh pembenahan besar-besaran untuk bisa bersaing di level yang lebih tinggi ya?

M. Fuad S. T.