Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Oktavia Ningrum
The Academy's Genius Swordsman (webtoon)

Kalau biasanya kisah-kisah webtoon didominasi oleh pemeran utama dari sudut pandang wanita, kali ini kita disuguhi sama ketengilan dan kegantengan sosok Ronan di The Academy's Genius Swordsman. Kalau kamu suka manhwa bergenre aksi-fantasi kamu gak boleh melewatkan baca Webtoon satu ini! 

Tidak hanya menyuguhkan sudut pandang laki-laki, visualisasi ceritanya juga gak kalah keren dan smooth. Belum lagi tiap babak yang diselipkan humor fresh yang remaja cowok abis. Tapi meski begitu, nilai moral dan makna tersirat di webtoon satu ini cukup dalam lho. 

Ketika Masa Depan Bergantung pada Seorang Pendekar Muda

Bayangkan dunia yang porak-poranda oleh monster raksasa dan makhluk bersayap delapan yang tak terkalahkan. The Academy’s Genius Swordsman, webtoon karya C.H (ilustrator) dan SeoGwando (penulis), membawa pembaca ke dalam kisah penuh aksi, strategi, dan tragedi yang membuat napas tercekat.

Tokoh utamanya, Ronan, bukan sekadar seorang pendekar hebat. Ia adalah manusia yang berhasil mengalahkan raksasa Ahayute, musuh yang bahkan pasukan elit pun tak mampu menyentuhnya. Tapi kemenangan itu tak datang tanpa harga mahal. Tubuh Ronan melemah parah, dan ia sudah bersiap menyambut kematian.

Momen Penentu: Kelereng Pemutar Waktu

Di saat-saat kritis, muncul sosok yang paling ia kagumi: Jenderal Adeshan. Adeshan, pemimpin perang yang tangguh dan penuh pengorbanan, memaksa Ronan menelan kelereng pemutar waktu. Artefak misterius itu hanya bisa memutar waktu sebanyak empat kali—dan Adeshan sudah gagal dalam tiga percobaan sebelumnya.

Dengan sisa satu kesempatan terakhir, Adeshan menyerahkannya pada Ronan. Harapan tipis menyelimuti mereka. Apakah kali ini akan berhasil? Atau dunia akan berakhir seperti tiga percobaan sebelumnya?

Tanpa sempat menjawab, Ronan mendapati dirinya kembali ke masa remajanya—sepuluh tahun sebelum bencana monster dimulai. Ia tak percaya tentang apa yang ia alami. Ronan bahkan sempat berpikir bahwa itu adalah mimpi atau halusinasi sebelum ajal menjemput.

Namun, itu saat ia menyadari semua yang terjadi padanya adalah nyata, Ronan langsung bergegas mencari kekuatan untuk mengalahkan Ahayute. 

Masa Keempat, Kesempatan Terakhir

Kini, dengan ingatan utuh tentang peperangan di masa depan dan kemampuan pedangnya yang sudah mencapai puncak, Ronan memulai perjalanan penuh strategi untuk mempersiapkan diri menghadapi invasi raksasa dan delapan sayap yang akan datang.

Cerita ini tidak hanya tentang aksi laga yang memompa adrenalin, tetapi juga menyuguhkan lapisan emosi tentang pengorbanan, penyesalan, dan harapan. Ronan bukanlah protagonis “tak terkalahkan” yang langsung menyelesaikan semuanya dengan mudah. Ia harus berhadapan dengan konflik batin: bisakah ia mengubah takdir dengan satu kesempatan tersisa?

Kenapa Wajib Dibaca?

  • Karakter Kompleks: Ronan bukan tipikal pahlawan sempurna. Ia keras kepala, namun punya prinsip yang teguh. Adeshan, dengan aura kepemimpinan dan rasa tanggung jawabnya, menjadi sosok yang meninggalkan kesan mendalam.
  • Dunia yang Detail: Dunia yang dibangun SeoGwando sarat akan intrik politik, strategi militer, dan teknologi magis seperti kelereng waktu yang membedakan cerita ini dari webtoon aksi lainnya.
  • Visual Dinamis: C.H menyajikan ilustrasi pertarungan pedang yang memukau, adegan monster yang megah, hingga ekspresi karakter yang emosional.

The Academy’s Genius Swordsman adalah kisah tentang kesempatan kedua dan harga dari sebuah pengorbanan. Di antara pertarungan epik dan strategi mematikan, terselip pertanyaan besar: apakah satu orang bisa mengubah takdir dunia?

Untuk kamu penggemar webtoon aksi-fantasi seperti Solo Leveling atau Return of the Disaster-Class Hero, karya ini jelas rugi banget kalau dilewatkan! 

Oktavia Ningrum