Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | fadhil firmansyah
Pedagang di pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (5/6).

Sebentar lagi umat muslim akan menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Tetapi, pada tahun ini mungkin akan sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan wabah COVID-19.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB sebagai upaya pencegahan COVID-19. Terhitung sejak tanggal 10 April 2020 PSBB wilayah Jakarta diberlakukan, sedangkan untuk wilayah Bodetabek diterapkan pada 15 April 2020. Selama PSBB dilakukan masyarakat dihimbau untuk bekerja dirumah, belajar dirumah serta beribadah dirumah agar PSBB dapat berjalan secara efektif. Selain itu transportasi juga lebih dibatasi dalam mengangkut penumpang serta jam operasionalnya.

Hal ini tentu membuat masyarakat bersiap terlebih dahulu sebelum PSBB dilakukan agar tidak terlalu sering keluar rumah. Dalam masa PSBB ini masyarakat akan lebih memilih untuk menyetok barang dan keluar berbelanja hanya jika stok tersebut habis.

Beberapa harga komoditas pangan juga mengalami kenaikan ditengah pandemi COVID-19. Oleh karena pembelian yang banyak dalam satu waktu, masyarakat akan mengeluarkan uang lebih banyak dan apabila harga barang kebutuhan pokok naik, maka hal tersebut akan semakin membebani masyarakat.

Berikut merupakan data rata-rata harga kebutuhan pokok yang dilansir dari hargapangan.id (per 15 April 2020). Beras KS I RP 13.200/kg, gula pasir lokal Rp18.700/kg, cabe rawit merah Rp49.100/kg, cabai rawit hijau Rp 35.000/kg, bawang putih ukuran sedang Rp43.150/kg, bawang merah ukuran sedang Rp43.200/kg, telur ayam ras Rp25.850/kg, dan minyak goreng curah Rp12.350/kg.

Diharapkan kepada pemerintah dapat membuat sebuah kebijakan untuk kembali menstabilkan harga kebutuhan pokok dipasaran. Seperti pelaksanaan operasi pasar guna menekan harga Kembali normal.

Tetapi, bukan hanya kebijakan yang berpihak kepada pembeli saja. Karena dampak wabah ini juga mengakibatkan pedagang dipasar merugi akibat barang dagangan mereka sepi pembeli, apalagi bahan makanan yang dijual cenderung tidak dapat bertahan lama bila tidak disimpan dengan baik.

Sebagai masyarakat kita juga tidak bisa hanya menunggu pemerintah bergerak mengeluarkan kebijakannya. Tetapi kita juga harus memutar otak untuk mencari alternatif dari naiknya harga kebutuhan pokok ditengah pandemi COVID-19 ini.

Alternatif bukan hanya dapat diartikan sebagai mencari barang pengganti yang lebih murah. Tetapi bisa juga alternatif terhadap cara hidup kita tentang mengolah, mencari atau memanfaatkan bahan pangan lebih hemat dan jangka waktunya bisa lebih lama. Karena saat pandemi seperti ini kita diharapkan tidak terlalu sering keluar rumah. Jadi, sebisa mungkin dengan satu kali belanja di pasar kita sudah dapat mencukupi kebutuhan dalam beberapa hari kedepan tanpa memaksakan kondisi ekonomi kita masing-masing.

Berikut merupakan alternatif yang bisa dicoba dalam masa pandemi ini:

1. Belanja Dipasar Tradisional

Jika biasanya sering memilih supermarket karena masing-masing bahan pangan sudah memiliki kemasan tersendiri dan lebih mudah untuk diletakkan dirumah atau karena suasana tempat belanjanya yang lebih nyaman. Untuk kali ini bisa dicoba beralih ke pasar tradisional karena, harga barang dipasar tradisional lebih murah dibandingkan dengan supermarket. Hal ini juga bisa lebih menghemat pengeluaran selama masa PSBB diberlakukan.

Jika masih ingin tetap memilih belanja di supermarket, bisa diakali dengan mencari harga termurah diantara produk-produk yang ditawarkan dengan kualitas yang tidak jauh berbeda.

2. Prioritaskan Bahan Pangan Tahan Lama

Dalam masa pandemi ini tentu kita perlu memiliki stok bahan pangan, oleh karena itu perlu di prioritaskan membeli bahan pangan selain beras yang dapat disimpan dalam jangka waktu lama, seperti kentang dapat bertahan selama 2 pekan bila disimpan ditempat yang sejuk dan gelap.

Kita juga dapat menggunakan metode tertentu agar bahan pangan itu dapat tahan lama. Misalnya merendam sayuran yang memiliki akar seperti kangkung di dalam wadah berisi air dan merebus daging terlebih dahulu sebelum disimpan. Jika memiliki kulkas maka akan lebih awet lagi.

3. Menanam Bahan Makanan Sendiri

Bagi yang bingung atau bosan dirumah saja selama pandemi, mungkin bisa mengisi waktu bosannya dengan menanam bahan-bahan makanan. Selain mengisi waktu saat bosan kita juga bisa lebih berhemat dengan menanam sendiri.

Untuk rumah yang memiliki halaman atau sisa lahan bisa digunakan untuk mencoba bercocok tanam dan jika yang tidak memiliki lahan bisa menggunakan metode hidroponik. Hasil tanam hidroponik tidak jauh berbeda jika dibandingkan tanaman beli pada umumnya. Untuk cara penanaman serta perawatan sudah tersedia tutorialnya di berbagai web, jadi sangat mudah untuk di cari.

4. Merencanakan Menu Untuk Sehari-hari

Sangatlah penting untuk merencanakan sesuatu agar segalanya terhitung dan dapat dikendalikan secara efektif. Misalnya dengan merencanakan menu, kita dapat mengetahui kapan bahan pangan yang kita beli habis. Setelah itu kita dapat mengatur jadwal keluar rumah untuk membeli kebutuhan pokok agar tidak mendadak keluar disaat pandemi yang kondisinya tidak menentu ini.

Dengan merencanakan menu, maka bahan pangan yang kita beli akan dapat digunakan secara baik dan efektif dalam artian tidak berlebihan dalam satu hari sehingga bahan pangan tersebut cepat habis dan mengharuskan kita keluar rumah untuk membelinya lagi.

Oleh: Fadhil Firmansyah / Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

fadhil firmansyah