Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ sangatlah membutuhkan bimbingan dan bantuan orang tua di rumah. Hal penting dan utama yang harus diperhatikan adalah keteraturan belajar, tidak harus dituntut bisa semua mata pelajaran dan tugas untuk diselesaikan dengan benar atau sempurna. Kesabaran orang tua membimbing anak-anaknya belajar di rumah selama pendemi Covid-19 menjadi modal utama agar anak tetap semangat belajar dan senang belajar.
Kalau tidak bisa mengerjakan soal atau tugas selalu dibentak apalagi dipukul, maka anak akan semakin mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Guru juga jangan memberikan penugasan terlalu berat bahkan sampai tidak dikoreksi atau diberikan tindak lanjut dari penugasan yang diberikan, apalagi pada anak-anak usia sekolah dasar yang mungkin saja baru mengenal huruf dan angka atau baru sekedar bisa membaca dan menulis.
Penting adanya komunikasi dan perlu dikomunikasikan kondisi, kesulitan, hambatan, kekurangan, dan bahkan kelebihan anak, karena setiap anak tentunya berbeda dan tidak sama. Baru-baru ini kita melihat di televisi nasional adanya pasutri di sebuah rumah kontrakan Kecamatan Larangan Kota Tangerang Banten yang tega menganiaya anaknya sendiri sampai menimbulkan korban jiwa hanya gara-gara anak mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh. Untuk itu para guru dan orang tua harus selalu membangun komunikasi yang baik selama kegiatan belajar dari rumah (BDR). Peran guru yang digantikan orang tua siswa haruslah dilakukan dengan memperhatikan tumbuh kembang dan kemampuan anak.
Guru dan orang tua adalah orang dewasa yang bisa dengan mudah menceritakan apa yang dirasakan selama pendemi, namun sangatlah berbeda dengan anak-anak, mereka akan merasa kesulitan untuk menceritakan perasaan tidak nyaman yang mereka alami.
Hal ini jika tidak disikapi oleh guru dan orang tua bahkan jika dibiarkan berlama-lama akan bisa menjadi gangguan psikologis yang serius. Pola belajar dalam mengejar capaian akademik pada saat belajar dari rumah (BDR) bisa menyebabkan tekanan psikologis bagi anak. Hal ini dikarenakan masih terjebaknya pola belajar instansi pendidikan dengan pola belajar sebelum pendemi, selain itu juga belum mampunya orang tua beradaptasi dalam membimbing belajar anak-anaknya.
Untuk menyelamatkan psikologis anak lantaran bosan dan jenuh, guru harus mulai kreatif dalam memberikan bahan ajar selama belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh ini. selain itu, orang tua juga diminta untuk menyesuaikan diri, mempelajari bahan ajar yang harus diberikan ke anak serta menyesuaikan cara penyampaiannya yang kita semua tidak tahu sampai kapan pendemi Covid-19 ini akan berakhir dan pembelajaran normal di sekolah dimulai.
Selain pola belajar, orang tua juga diminta menyisihkan waktunya baik untuk berinteraksi dengan anak maupun dengan guru atau sekolah. Perjuangan orang tua harus ekstra untuk mendukung pembelajaran jarak jauh/online anak-anaknya, selain pengeluaran lebih besar juga adanya kesulitan untuk mengajari anaknya dalam memahami pelajaran yang diberikan setiap harinya. Untuk itu baik guru maupun orang tua haruslah bersikap bijak dalam menyikapi situasi seperti saat ini, sehingga hak anak untuk memperoleh pendidikan menjadi tidak terabaikan.
Baca Juga
-
Pelajar Perlu Bijak dalam Pemakaian 5 GB Kuota Internet Gratis Kemdikbud
-
Guru SDN Mustikajaya VII Kota Bekasi Jaga Kesehatan Jasmani di Masa Pendemi
-
Pentingnya Memanusiakan Manusia di Masa Pendemi Covid-19
-
Kasus Kriminal Laeli Atik dengan Pentingnya Keseimbangan Emosional, Intelektual, dan Spiritual
Artikel Terkait
-
Semangat Banget, Video Cara Mengajar Guru TK Saat Belajar Online Jadi Viral
-
Perjuangan Belajar Online, Warganet Ini Sampai Bawa Laptop ke Kamar Mandi
-
Fakta Baru! Siswi Tewas Dibunuh Ibu karena Susah Diajari Belajar Online
-
Terkuak! Bocah Dalam Kuburan Misterius Dibunuh Ibu Karena Susah Belajar
-
TV Dapat Jadi Media Edukasi, Fahri: Mas Menteri Jangan Sibuk Mikirin Pulsa
News
-
Lebih dari Sekadar Musik, UMKM Lokal Ramaikan Prambanan Jazz Festival 2025
-
5 Potret Kenangan Ira Wibowo di Lokasi Jatuhnya Juliana Marins di Gunung Rinjani
-
Tanpa Ahmad Dhani, Ketua AKSI dan VISI Akhirnya Bertemu, Bahas Apa?
-
Rumah DAS Menjaga Eksistensi Seniman Melalui Pameran BOX TO BOX
-
Gemakan #SuaraParaJuara Versimu! Ikuti Kompetisi Menulis AXIS Nation Cup 2025, Menangkan Hadiahnya!
Terkini
-
Sedot 31 Ribu Fans, RIIZE Sukses Buka Konser Solo RIIZING LOUD di Seoul
-
Ikon Wi-Fi di Windows 11 Ngilang? Tenang! Ini Cara Mengembalikannya
-
Piala Presiden 2025 dan Ironi Kualitas Persepakbolaan Indonesia di Laga Persib Bandung vs Port FC
-
4 Inspirasi Gaya Simpel ala Yuqi I-DLE yang Bikin Penampilan Tetap Stylish
-
Cetak Rekor Lagi, F1 Jadi Film Apple Pertama yang Tembus 250 Juta Dolar