Keberadaan Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam telah lama berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka. Manajemen pendidikan dalam pesantren sangatlah berbeda dengan sekolah-sekolah formal atau madrasah. Dalam pesantren para santri (murid) tinggal dan menetap bersama kyai (guru santri) untuk belajar agama dan juga arti kehidupan. Di samping itu, pesantren juga terkenal dengan tradisi gotong royong dan kebersamaannya. Hal ini menjadi tantangan bagi pesantren untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan baru dalam masa pandemi.
Banyak kegiatan dalam pesantren yang tidak bisa lepas dari kerumunan seperti solat berjama’ah, mengaji, musyawaroh bahkan makanpun selalu bersama dalam satu tapsi. Sedangkan saat ini terdapat Kebijakan baru, social distancing (menjaga jarak) untuk mengurangi potensi penyebaran Covid-19. Hal ini tentu tidak mudah untuk diterapkan di pesantren dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit karena bertolak belakang dengan kebiasaan yang sudah mengakar.
Beberapa pesantren dengan fasilitas yang memadai atau sesuai dengan kapasitas santri mungkin bisa menertibkan para santrinya untuk tetap menjaga jarak, selalu mencuci tangan dan juga memakai masker di setiap kegiatan. Namun di pesantren salaf (tradisional) yang tidur tanpa bantal apalagi kasur mewah dan terkadang kamar kapasitas 3 orang dihuni oleh 10 orang tentu sulit untuk menyesuaikan dengan kebijakan tersebut.
Alhasil banyak santri yang dipulangkan dan kegiatan pengajian dilakukan dari rumah masing-masing. Orang-orang pesantren baik kyai maupun santri terkenal sebagai makhluk yang jauh dari teknologi karena hal tersebut sangat mengganggu konsentrasi siswa dalam menuntut ilmu terlebih dalam pesantren diajarkan kesederhanaan dan zuhud (tidak bergantung pada dunia). Tetapi mewabahnya Covid-19 menjadikan mereka terpaksa untuk melakukan pengajian online sebagaimana halnya pembelajaran daring untuk anak-anak sekolah, agar ilmu-ilmu agama terus tersalurkan.
Sedangkan di era new normal seperti sekarang ada banyak pesantren yang mulai beraktifitas sebagaimana biasanya. Para santri diizinkan kembali ke pesantren dengan membawa hasil rapid test dan tidak lupa memakai masker serta mencuci tangan sebelum masuk kedalam lingkungan pesantren. Beberapa pesantren juga menganjurkan para santri untuk membawa alat makan bagi diri mereka sendiri. Hal tersebut dimaksudkan agar kesehatan santri tetap terjaga dan mengurangi potensi timbulnya kluster baru penyebaran virus corona.
Tradisi baru ini mungkin masih asing bagi santri yang identik dengan kebersamaan tapi mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan pola hidup yang lebih bersih dan sehat agar terhindar dari virus yang mewabah saat ini
Baca Juga
-
Mulai Menulis Bersama Yoursay, Kenapa Tidak?
-
Jenis Pertanyaan Basa-Basi yang Mengusik Mental
-
3 Hal Istimewa Kursus Bahasa Arab di Pare, Pakaian hingga Tipe-tipe Murid
-
Rekomendasi Buku Tentang Problematika Perempuan yang Harus Masuk List Bacaan!
-
4 Keuntungan Kuliah Sambil Nyantri, Tinggal di Pesantren Tidak Masalah
Artikel Terkait
-
Mau Bentuk Dirjen Pesantren, Menag: Pesantren Harus Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
-
Ulasan Novel 'Ranah 3 Warna', Buah dari Kesabaran dalam Meraih Cita-cita
-
Tragis! Niat Sembunyi karena Bolos Pengajian Rutin, 4 Santri di Sukabumi Tewas Tertimpa Tanggul Longsor
-
From Pesantren with Laugh: Tawa dan Persahabatan dalam Kehidupan Pesantren
-
Resensi Novel Lari dari Pesantren: Sebuah Renungan dari Kisah Dua Santri
News
-
Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Toleransi dan Harmoni
-
Sukses Digelar, JAMHESIC FKIK UNJA Tingkatkan Kolaborasi Internasional
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Jalin Kerjasama Internasional, Psikologi UNJA MoA dengan Kampus Malaysia
-
Bicara tentang Bahaya Kekerasan Seksual, dr. Fikri Jelaskan Hal Ini
Terkini
-
Teka-teki Eliano Reijnders Dicoret STY dari Skuad, Ini Kata Erick Thohir
-
Pilihan Hidup Sendiri: Ketika Anak Muda Memutuskan Tidak Menikah, Salahkah?
-
3 Rekomendasi Film Kolaborasi Memukau Ryan Gosling dan Emma Stone
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Garuda Belum Pernah Menang?
-
Hikayat Sarjana di Mana-mana