Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Talitha Rahma P
Ilustrasi kuliah online. [Shutterstock]

Social distancing merupakan salah satu kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19. Dengan dibuatnya kebijakan ini, pemerintah berharap agar masyarakat dapat menjaga jarak fisik dengan sesama. Social distancing harus diterapkan di setiap aktivitas masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan.

Untuk mendukung kebijakan social distancing itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran Kemendikbud Dikti No.1 tahun 2020, yang berisikan intruksi untuk melakukan pembelajaran secara daring.

Kebijakan tentang pembelajaran daring ini tentu saja menimbulkan dampak positif dan negatif. Menurut jurnal berjudul Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi Covid-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia, Suhartono menjelaskan hasil penelitian, di mana hasil nilai rata-rata yang didapat mahasiswa saat belajar daring lebih baik dibanding dengan hasil nilai rata-rata sebelum menggunakan pembelajaran daring. Ia menambahkan bahwa pembelajaran daring dapat mempengaruhi kemampuan literasi mahasiswa secara signifikan.

Namun, perolehan nilai yang tinggi tidak dapat menjadi acuan mahasiswa paham dengan materi perkuliahan. Disisi lain, dalam jurnal Aktifitas Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi Tasikmalaya, disebutkan bahwa pembelajaran daring dinilai kurang efektif karena dosen terlalu fokus untuk memberikan tugas dibandingkan materi.

Akses internet juga mempunyai peran besar dalam pembelajaran daring. Belum meratanya ketersediaan internet di Indonesia menyebabkan sebagian mahasiswa kesulitas untuk mengakses materi pembelajaran. Hal ini menyebabkan mahasiswa kesulitan untuk memahami materi pembelajaran.

Menurut jurnal Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi Covid-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia, Melani Kartika Sari menjabarkan bahwa terdapat 38,57% mahasiswa yang mengalami stress sedang, 28,57% stress berat dan 32,86% mengalami stres ringan. Rasa stres ini juga ditumbulkan karena mahasiswa merasa kesulitan untuk memahami materi dengan pembalajaran daring, juga karena rasa khawatir tertular Covid-19.

Bedasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring memang membuat mahasiswa mendapat hasil nilai yang lebih baik. Namun, dibalik nilai yang lebih baik tersebut, terdapat beberapa kendala yang dirasakan oleh mahasiswa itu sendiri, seperti tidak pahamnya materi, gangguan akses internet, juga rasa stress yang menimpa mahasiswa.

Oleh karena itu, pemerintah diharapkan untuk dapat mecari solusi yang baik agar mahasiswa mampu mengatasi kendala-kendala ini. Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir sehingga pembelajaran dapat kembali normal seperti sedia kala.

Daftar Pustaka:

  • Argaheni, Niken Bayu. 2020. Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi Covid-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia. Placentum, 8(2), 101-103.
  • Rosali, Ely Satiyasih. 2020. Aktifitas Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi Tasikmalaya. GEOSEE, 1(1), 25-19.

Talitha Rahma P

Baca Juga