Sebelumnya, Riset Bloomberg menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk mencapai kekebalan kelompok/herd immunity. Prediksi tersebut didasarkan fakta bahwa laju vaksinasi Indonesia saat itu hanya 60.000 vaksin perhari, dan hanya mampu meningkat dua kali lipat. Jika tren ini terus berlangsung, maka butuh sepuluh tahun agar masyarakat mendapatkan keuntungan kekebalan kelompok.
Pemerintah Indonesia tentunya sudah menyadari hal ini dan tidak hanya bertindak diam. Untuk mempercepat laju vaksinasi, “kran” Program Vaksin Mandiri dan Vaksin Gotong Royong dibuka.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menerbitkan aturan mengenai Vaksin Mandiri/Gotong Royong Melalui Permenkes Nomor 10 Tahun 2021. Program tersebut ditujukan kepada individu, karyawan, maupun keluarga yang pendanaanya dittanggungkan kepada Badan Usaha.
Berikut adalah 3 keuntungan Program Vaksin Mandiri dan Gotong Royong:
1. Meringankan Beban Pemerintah
Selama ini, program Vaksin Gratis hanya menggunakan sumber daya pemerintah. Baik dari pendanaan, fasilitas kesehatan, dan tenaga kesehatannya semua menggunakan badan negara, seperti RSUD dan Puskesmas.
Dengan dibukanya Vaksin Mandiri dan Vaksin Gotong Royong, vaksin yang masuk tidak hanya menggunakan fasilitas negara, tetapi juga melalui lembaga kesehatan lain seperti rumah sakit swasta.
Selain masalah fasilitas dan tenaga kesehatan, pendaan yang sebelumnya hanya melalui APBN/dana pemerintah, kini diperingan dengan adanya dana dari vaksin mandiri/gotong royong.
Dengan begitu, tanggung-jawab program vaksinasi tidak hanya di debankan kepada badan negara, tetapi juga swasta.
2. Mempercepat Herd Community
Program Vaksin Mandiri/Gotong Royong dapat menambah jumlah vaksin yang masuk dan menambah jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan penunjang vaksin (vaksinator)
Dengan bertambahnya jumlah vaksin yang masuk dan bertambahnya fasilitas penunjang vaksinasi, maka laju vaksinasi atau vaccination ade akan meningkat.
Jika sebelumnya laju vaksinasi hanya mencapai 60.000 vaksin perhari melalui lembaga pemerintah, maka dengan dibukanya program Vaksin Mandiri/Gotong royong dapat meningkatkan laju vaksinasi.
Dengan begitu, target 75% masyarakat tervaksinasi untuk ketahanan masyarakat bisa lebih cepat dicapai.
Pernyataan Presiden Jokowi bahwa Indonesia bisa selesai krisis Covid-19 akhir tahun ini menjadi lebih realistis.
3. Mempercepat pemulihan ekonomi
Dampak krisis Covid-19 memaksa sebagian peruahaan untuk mengencangkan ikat pinggang untuk tetap bertahan. Tidak sedikit karyawan yang mendapat pemotongan gaji, dirumahkan, atau bahkan di-PHK.
Dengan kebijakan Vaksin mandiri/gotong royong diharapkan mampu mempercepat laju vaksinasi (vaccination rate) di indonesia.
Oleh karena itu, kantor pun bisa kembali beroperasi seperti normal tanpa kecemasan berlebihan akan risiko Covid-19.
Mengapa Vaksin Mandiri juga dibeli melalui pemerintah ?
Kami belum mendapatkan rilisan resmi mengenai pertanyaan tersebut. Namun, mengingat bahwa vaksin menyangkut kepentingan orang banyak, maka masuk akal bila pembelian vaksin adalah urusan pemerintah.
Pemerintah bisa melakukan pendataan dengan baik mengenai siapa saja yang mendapatkan vaksin melalui program Mandiri/Gotong Royong.
Selain masalah pendataan, pembelian melalui pemerintah juga bisa mencegah monopoli swasta. Sehingga, harga vaksin Mandiri/Gotong Royong tetap terkontrol.
Benarkah Vaksin Mandiri Mengganggu Pemerintah ?
Banyak beredar bahwa dengan dibukanya program Vaksin Mandiri dan Vaksin Gotong Royong, maka program vaksin dari pemerintah menjadi terganggu.
Padahal, Program Vaksin Mandiri menggunakan merk vaksin, fasilitas kesehatan, dan petugas kesehatan yang berbeda dengan program vaksinasi dari pemerintah.
Dengan begitu, program Vaksin Mandiri tidak akan mengganggu Vaksin Gratis dari Pemerintah. Sebaliknya, kerja pemerintah diringakan, karena vaksinasi akan dibantu oleh pihak swasta.
Walaupun dibeli melalui pemerintah, pendanaanya juga dari dari badan usaha. Dengan begitu, vaksin mandiri tidak menambah beban pemerintah.
Jika sebelumnya vakinasi gratis hanya dilaksakan melalui Puskesmas dan Rumah Sakit Negri, maka dengan adanya vaksin mandiri/gotong royong, ada tambahan fasilitas dan tenaga kesehatan yang menangani program vaksinasi.
Hal ini tentunya sangat membantu pemerintah. Tidak hanya mengenai pendanaan pembelian vaksin, tapi juga distribusi dan penyuntikanya.
Benarkah Vaksin Mandiri hanya menguntungkan Borjuis, Kapitalis, dan Pengusaha?
Banyak beredar di media sosial, bahwa Vaksin Mandiri/Gotong Royong adalah kebijakan yang pro-kapitalis. Benarkah demikian?
Kenyataanya, yang diuntungkan bukan hanya masyarakat kelas atas yang bisa mengikuti vaksin mandiri.
Program vaksin mandiri dan gotong royong dapat membantu mempersingkat antrian vaksin. Artinya, masyarakat kelas bawah bisa divaksin lebih cepat, karena yang sudah ikut vaksin mandiri tidak ikut antrian vaksin gratis.
Dengan program vaksin gotong royong Pekerja juga diuntungkan. Pekerja tidak perlu lagi membayar vaksin secara penuh, tetapi dibantu oleh badan usaha/perusahaan.
Tidak hanya itu, pekerja juga tidak perlu lagi menunggu antrian vaksin gratis yang panjang.
Secara umum, dengan semakin cepat dan banyaknya masyarakat yang divaksin, yang diuntungkan pun bukan hanya golongan masyarakat tertentu, tetapi juga masyakat luas.
Program vaksin bukan hanya menguntungkan orang yang sudah divaksin, tetapi juga orang orang yang disekitarnya.
Jadi, Jelas sudah bahwa baik Program Vaksin Mandiri atau Gotong Royong itu menguntungkan seluruh mayarakat.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
5 Contoh Motivation Letter Beasiswa Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
-
Ulasan Buku "Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah" Karya Kwon Rabin
-
Resensi Buku 'Menua dengan Gembira' Karya Andina Dwifatma
-
Ketika Kita Punya Kecemasan yang Sama: Esai Ringan dan Satire
-
Belajar Memanusiakan dari Seekor Hewan Lewat Buku "Anjing Hachiko dan Hilangnya Kemanusiaan Kita"
News
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
Terkini
-
Makna Perjuangan yang Tak Kenal Lelah di Lagu Baru Jin BTS 'Running Wild', Sudah Dengarkan?
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans