Bagi kalian yang ingin menulis puisi, sudah barang tentu kalian harus mencari referensi buku-buku puisi. Selain untuk referensi, buku-buku puisi juga sangat berguna, lho, untuk perkembangan gaya penulisan kalian di kemudian hari.
Ada banyak sekali buku puisi yang cocok untuk dijadikan referensi dari berbagai penyair dan tentunya dari beragam zaman yang ada. Dan pada ulasan kali ini akan dibahas mengenai buku-buku puisi yang cocok dan menarik untuk referensi kalian dalam menulis puisi.
Tapi eitss ingat ya, ulasan ini hanya berisi rekomendasi, selebihnya kalianlah yang harus mencari sendiri referensi buku puisi yang cocok dengan gaya kepenulisan kalian. Mari, langsung saja!
1. Mata Pisau-Sapardi Djoko Damono
Dalam buku kumpulan puisinya yang diberi judul Mata Pisau ini, Sapardi Djoko Damono tak lagi menggunakan gaya kepenulisan sajak yang berbait-bait. Penggayaan dan bentuk kepenulisan beliau pada buku ini cenderung mengandalkan efek imajinasi dengan bentuknya yang seakan bercerita (mendongeng).
Ada beberapa judul puisi yang sudah gandrung dalam buku ini, di antaranya adalah Percakapan Malam Hujan dan Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari.
2. Celana-Joko Pinurbo
Dalam kumpulan puisinya yang diberi judul Celana ini, penyair asal Jogja tersebut mampu menyihir barang-barang sederhana menjadi sebuah puisi yang luar biasa.
Celana merupakan buku puisi pertamanya yang berhasil diterbitkan olehnya pada tahun 1999. Dalam buku puisi ini juga terdapat salah satu puisi yang mungkin sudah gandrung kita kenali, yaitu Celana Ibu.
3. Aku Ini Binatang Jalang-Chairil Anwar
Beberapa sajak dari buku kumpulan puisi Chairil Anwar ini memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Akan tetapi, puisi-puisinya yang sudah familiar di telinga kita tersebut belum sepenuhnya kita baca dalam buku kumpulan puisinya yang satu ini. Kalian tertarik untuk membaca keseluruhan puisinya dalam buku ini?
4. Tigris-Goenawan Mohamad
Dalam buku kumpulan puisinya yang diberi judul "Tigris" ini, sang penyair melukiskan kembali pengalamannya saat sedang berkunjung ke Tigris, sebuah sungai yang melintasi Turki.
Penulisan nama-nama tempat yang digunakan oleh Goenawan Mohamad ini seringkali membingungkan pembacanya, karena menggunakan nama-nama tempat yang belum kita kenal. Akan tetapi, gaya bahasa yang digunakannya cukup menarik karena berbeda dengan penyair lainnya.
5. Kembang Sepasang-Goenawan Maryanto
Dalam buku kumpulan puisinya yang diberi judul Kembang Sepasang ini, Goenawan Maryanto mencoba melukiskan kejadian sehari-hari dengan berbagai metafora.
Pada penggayaan yang ia gunakan, sesekali ia memasukkan bahasa Jawa ke dalam puisi-puisinya, sehingga puisi-puisinya membuat orang semakin penasaran.
Itu tadi merupakan ulasan mengenai rekomendasi buku-buku puisi yang cocok dan menarik untuk menemani kalian menulis puisi, dan untuk selebihnya silakan kalian lebih selektif dalam memilih karya-karya puisi.
Di akhir, kurang atau lebihnya saya ucapkan terima kasih.
Baca Juga
-
Ulasan Film Never Back Down: Kisah Remaja yang Mendalami Mix Martial Arts
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Artikel Terkait
News
-
Mencicip Pindang Khas Jambi di Telago Biru: Rasa, Cerita, dan Suasana yang Mengikat
-
Cherrypop Festival 2025 Hari Kedua: Genre dan Penonton yang Lebih Beragam
-
Lebaran Skena di Cherrypop Festival 2025 Day 1, Kumpulan Band Memukau
-
CREAFEST UI 2025: Ajang Kreativitas Siswa SMA/SMK Siap Hadapi Masa Depan
-
Tingkatkan Kepuasan Kerja, Psikologi UNJA Gelar Pelatihan bagiDosen PPPK
Terkini
-
Jangan Asal Tentang, Menang Lewat Taktik dengan Strategi Formasi Futsal
-
Makeup Anti Longsor! Ini 4 Rekomendasi Primer Lokal untuk Kulit Berminyak
-
Futsal Zaman Now: Sportivitas di Tengah Ledakan Hype Culture
-
Emosional! Intip Highlight Medley Album Single Baru 8TURN 'Electric Heart'
-
Menyusuri Struktur Futsal dan Ikatan Sosial Lewat Kacamata Sosiologi