Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Haqia Ramadhani
Ilustrasi pengamen. (Unsplash.com/ Pradamas Gifarry)

Melihat banner yang ada di perempatan lampu lalu lintas merupakan hal biasa. Kebanyakn banner yang dipasang di sana yakni banner untuk promosi, pengumuman atau kampanye jika sedang musim pemilihan umum. 

Namun, banner yang ada di perempatan lampu lalu lintas ini beda dari yang lain. Banner tersebut berisi sindiran menohok kepada pengamen

Akun media sosial Instagram indorider150up menunjukkan penampakan banner berisi sindiran menohok kepada pengamen. Rekaman video memperlihatkan sebuah banner berukuran besar yang di pasang di pojokan perempatan lampu lalu lintas di Desa Adat Kerobokan, Bali. 

Banner itu dibuat dengan latar belakang berwarna merah putih. Bagian banner yang latar belakangnya putih bertuliskan 'Yowana Cakra Dharma Desa Adat Kerobokan'.

Sedangkan bagian banner yang latar belakangnya berwarna merah dengan ruangan lebih besar bertuliskan sindiran menohok kepada pengamen yang sering mangkal di perempatan ini. Sindiran itu membandingkan bagaimana susahnya orang lain bekerja demi keluarga beda dengan pengamen di jalanan. 

"BUAT YANG SUKA NGAMEN DI SINI. Lihat Dong Orang Lain Kepanasan dan Kehujanan Kerja Keras Demi Keluarga di Rumah," tulisan di banner berlatar belakang warna merah. 

Pengamen yang ada di sana ditanya kapan mereka akan bekerja seperti orang lain. 

"KALIAN KAPAN?" lanjutan tulisan di banner.

Pada bagian paling bawah ada tulisan kecil hastag yang kalimatnya tak kalah menohok jika dibaca pengamen di sana. 

"#malusamapacar," tulisan paling bawah. 

Beri Sindiran Menohok ke Pengamen

Banner di perempatan lampu lalu lintas. (Instagram/ indorider150up)

Hingga artikel ini disusun, video tersebut sudah mendapatkan 4,3 juta tayangan di reels Instagram. Video viral banner berisikan sindiran kepada pengamen itu menarik perhatian warganet

Warganet berdebat mengenai isi banner yang menyindir pengamen. Ada warganet yang setuju namun ada pula yang kontra dengan banner berisi sindiran untuk pengamen ini. 

"Kalau ngamen plis pakai parfum dan juga modal alat ya, jangan tepuk tangan saja," ungkap warganet. 

"Ngamen kalau sopan sih enggak apa-apa, tapi ada saja yang ngamen maksa," imbuh yang lain.

"Harusnya di sampingnya ditulis lowongan kerja tanpa syarat yang menyulitkan pengamen," ujar lainnya.

"Ngamen sih mending, dia jual suara atau bakat musik, yang ngemis itu lo. Tapi pengamen sekarang juga nyeleneh, gejreng-genjreng doang nyanyi kagak," komen warganet yang lain.

Haqia Ramadhani