Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Siti Eirene
Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat. [Shutterstock]

Magang tanpa bayaran di Gedung Putih mungkin merupakan cara yang bagus untuk maju dalam dunia kerja dan dalam politik. Namun dulu, itu jelas bukan cara yang bagus untuk menghasilkan uang. Akan tetapi, kini semuanya berubah. Gedung Putih akhirnya akan mulai membayar pekerja magangnya pertama kali dalam sejarah. Meskipun mungkin programnya sudah lama tertunda, hal ini jelas merupakan langkah ke arah yang benar.

Menurut pengumuman dari Gedung Putih, mulai musim gugur 2022, pekerja magang Gedung Putih akan dibayar sekitar 750 dolar Amerika atau senilai Rp 10,8 juta per minggu, didistribusikan dalam dua bagian. Ini adalah langkah besar. Program magang penuh waktu mengharuskan perusahaan mengatur akomodasi pekerjanya. Pemagang di Washington, D.C., rata-rata mendapatkan akomodasi mencapai lebih dari 2.200 dolar Amerika atau senilai Rp 31,8 juta per bulan, menurut RentCafe

“Terlalu sering, magang federal yang tidak dibayar telah menjadi penghalang bagi siswa dan profesional pekerja keras dan berbakat, yang mengurungkan mereka untuk menyumbangkan bakat dan keterampilan mereka ke negara dan menahan mereka dari peluang kemajuan karir federal,” kata Gedung Putih dalam rilisan pers pada Kamis (2/6/2022) seperti dilansir Elite Daily.

Pada tahun ini, kandidat pekerja magang bisa mengirimkan lamaran mereka ke laman WH.gov/intern antara 6 Juni hingga 24 Juni 2022. Calon pekerja magang juga bisa mempelajari lebih lanjut di halaman FAQ magang Gedung Putih.

Dalam beberapa tahun terakhir, magang yang tidak dibayar dalam lintas industri telah menuai pro kontra karena membatasi peluang bagi orang-orang yang mampu bekerja secara gratis. Pendukung mengatakan bahwa mereka telah memberikan pengalaman kerja yang berharga bagi siswa. Sementara pihak kritikus mengatakan itu adalah eksploitasi tenaga kerja siswa yang tidak dibayar dan memperburuk ketidaksetaraan. 

“Tonggak penting dalam membayar pekerja magang Gedung Putih ini akan membantu menghilangkan hambatan terhadap kesempatan yang sama bagi siswa berpenghasilan rendah dan profesional generasi pertama di awal karir mereka,” tambah siaran pers tersebut.

“Mereka yang diterima magang di Gedung Putih dan yang akan menjadi bagian penting dari jalur kepemimpinan di seluruh pemerintah federal nantinya akan mencerminkan keragaman Amerika.”

Dana untuk membayar pekerja magang Gedung Putih ditarik dari tagihan pengeluaran kongres yang ditandatangani Presiden Joe Biden menjadi undang-undang pada Maret 2022. Ini adalah bagian perubahan yang cukup besar. Dana yang dialokasikan untuk gaji magang berjumlah 4,5 juta dolar Amerika atau senilai Rp 65 miliar, mencakup pekerja magang di Gedung Putih dan Kantor Wakil Presiden.

Langkah Gedung Putih terjadi sekitar tiga tahun setelah Kongres mulai membayar pekerja magang mereka juga, meskipun lebih sedikit. Mulai tahun 2019, pekerja magang Capitol Hill mulai menerima kompensasi maksimum 1.800 dolar Amerika atau senilai 26 juta rupiah per bulan. Setiap kantor DPR AS memiliki 20 ribu dolar Amerika atau senilai 289,2 juta rupiah per tahun untuk tunjangan magang, sementara anggaran magang Senat bergantung pada ukuran negara bagian.

Siti Eirene