Bisa melihat dan membaca adalah sebuah anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia. Walau demikian, tidak semua manusia beruntung bisa melihat deretan huruf dan angka hingga membuatnya bisa membaca.
Para tunanetra yang memiliki keterbatasan dalam penglihatannya tentu cukup kesulitan untuk membaca layaknya orang normal pada umumnya.
Untungnya, ada sebuah sistem tulisan timbul yang dapat digunakan oleh para tunanetra dengan cara menyentuh atau merabanya sehingga bisa membantu para tunanetra untuk tetap bisa membaca, huruf timbul tersebut lebih dikenal dengan sebutan huruf braille.
Lalu bagaimanakah sejarah penemuan huruf braille? Siapakah penemunya? Dilansir dari National Today berikut adalah sejarah peringatan Hari Braille Sedunia.
BACA JUGA: Mengenal Huruf Braille: Tulisan Sentuh untuk Penyandang Tunanetra
Sejarah penemuan dan peringatan Hari Braille Sedunia
Louis Braille, adalah seorang tunanetra yang sangat berjasa di balik hadirnya huruf braille yang kini bisa dimanfaatkan oleh para tuna netra di seluruh dunia.
Karena itulah huruf braille merupakan nama yang diambil dari penemu huruf tersebut, Louis Braille.
Braille Lahir pada tanggal 4 Januari 1809 di Perancis. Braille awalnya terlahir dengan mata normal layaknya manusia pada umumnya, namun nahas, sebuah kecelakaan menimpanya saat ia berusia 3 tahun.
Braille diketahui tertusuk matanya oleh jarum milik ayahnya, sejak saat itulah ia tidak bisa melihat. Sejak usia 10 tahun, Braille menghabiskan banyak waktunya di Royal Institute for Blind Youth di Prancis, di mana ia merumuskan dan menyempurnakan sistem titik timbul yang akhirnya kini lebih dikenal sebagai huruf Braille.
Dari situlah Louis Braille mulai mengembangkan huruf braille yang awalnya hanya berupa sel dengan enam titik, yang memungkinkan ujung jari merasakan seluruh unit sel dengan satu sentuhan agar dapat bergerak cepat dari satu sel ke sel berikutnya.
Perlahan dunia mulai mengakui hasil kerja keras Braille tersebut, namun sayangnya ia meninggal di tahun 1852 sebelum sempat Braille melihat seberapa berguna penemuannya tersebut bagi dunia.
Atas jasanya yang besar maka pada November 2018, United Nations General Assembly (UNGA) memutuskan bahwa pada tanggal 4 Januari disahkan sebagai Hari Braille sedunia, di mana pada tanggal tersebut, seorang yang sangat berjasa menemukan huruf braille lahir.
Demikianlah sejarah awal mula huruf braille ditemukan dan alasan mengapa tanggal 4 Januari dipilih sebagai Hari Braille sedunia. Semoga dengan huruf braille yang diciptakan oleh Louis Braille, kehadirannya dapat dimanfaatkan oleh seluruh tunanetra yang ada di dunia ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Terungkap! Motif Armor Toreador Lakukan KDRT ke Cut Intan Nabila, Polisi Dalami Kasus
-
Video Detik-detik Penangkapan Armor Toreador Usai Viral Lakukan KDRT pada Cut Intan Nabila
-
Armor Toreador Terlilit Utang Miliaran Rupiah, Alvin Faiz Jadi Korban
-
Kartika Putri Murka Disebut Hijrah karena Takut Ketahuan Prostitusi: Fitnahan Terkejam!
-
Selebgram Cut Intan Nabila Alami KDRT, Unggahan Sebelumnya Diduga Jadi Kode
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Sejarah Sirkus OCI Taman Safari, Jadi Sorotan Publik karena Dugaan Eksploitasi
-
Sejarah Telur Paskah dan Maknanya, Tak Hanya Melukisnya Warna-warni
-
5 Tips Membaca Buku ala Raim Laode agar Lebih Mudah Paham
-
Sinopsis The Remarried Empress, Drama Korea yang Dibintangi Shin Min Ah dan Lee Jong Suk
News
-
Lawson Ajak Jurnalis dan Influencer Kenali Arabika Gayo Lebih Dekat
-
Resmi Cerai, Ini 5 Perjalanan Rumah Tangga Baim Wong dan Paula Verhoeven
-
Mahasiswa PPG FKIP Unila Asah Religiusitas Awardee YBM BRILiaN Lewat Puisi
-
Jobstreet by SEEK presents Mega Career Expo 2025: Temukan Peluang Kariermu!
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
Terkini
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern