Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara
Ilustrasi nyamuk demam berdarah dengue (DBD) (Pexels/Pixabay)

Kasus infeksi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk sedang meningkat di Eropa. Kabar itu disampaikan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) saat konferensi pers pada Kamis (22/6/2023). Beberapa penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tersebut meliputi zika, demam berdarah dengue (DBD), dan chikungunya.

Menurut ECDC, peningkatan kasus infeksi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk terjadi lantaran adanya perubahan iklim. Selain itu, banyaknya persebaran nyamuk pembawa penyakit juga disinyalir menjadi salah satu penyebab.

Pasalnya, ECDC menyebut nyamuk Aedes albopictus, spesies nyamuk yang menyebarkan penyakit chikungunya dan demam berdarah dengue, telah menyebar ke arah barat dan utara Eropa. Selain itu, nyamuk Aedes aegypti, spesies nyamuk yang menyebarkan penyakit demam kuning, juga diprediksi akan menyebar ke Eropa.

Direktur ECDC angkat bicara

Menanggapi hal tersebut, Direktur ECDC, Andrea Ammon, angkat bicara. Ia mengatakan bahwa jika kasus infeksi terus meningkat, maka kasus kematian juga diprediksi akan turut meningkat.

“Jika ini (kasus infeksi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk) berlanjut, kita bisa melihat lebih banyak kasus dan kemungkinan korban meninggal akibat penyakit demam berdarah dengue, chikungunya, dan demam Nil Barat,” kata Ammon seperti dikutip dari Reuters.

Lebih lanjut, Ammon juga menegaskan bahwa diperlukan upaya serius untuk menanggulangi kasus infeksi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di Eropa. Salah satunya ialah dengan cara mengendalikan populasi nyamuk.

“Usaha perlu difokuskan untuk mengendalikan populasi nyamuk, meningkatkan pengawasan, dan meningkatkan tindakan perlindungan pribadi,” tambahnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga angkat bicara. Mereka memberi peringatan kepada seluruh warga Eropa akan adanya potensi peningkatan kasus infeksi. Peringatan tersebut diserukan oleh Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (21/6/2023).

Sebab, saat ini, sedang terjadi fenomena El Nino yang akan berdampak pada pola cuaca di seluruh dunia. Hal tersebut dinilai membuat penyebaran nyamuk pembawa penyakit akan meningkat, terutama di Kawasan Eropa.

“WHO sedang bersiap untuk segala macam kemungkinan. Sebab, pada 2023 dan 2024, akan terjadi fenomena El Nino. Peristiwa itu akan meningkatkan penyebaran penyakit demam berdarah dengue dan penyakit lainnya yang ditularkan oleh nyamuk, seperti zika dan chikungunya,” ungkap Tedros.

Sebagai informasi, El Nino merupakan fenomena meningkatnya suhu air laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Fenomena yang terjadi 2 sampai 7 tahun sekali ini bisa menyebabkan kekeringan di Benua Australia dan di beberapa bagian Benua Asia serta hujan lebat di Benua Amerika.

Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara