Presiden Amerika Serikat, Joe biden, menyebut Presiden China, Xi Jinping, sebagai pemimpin diktator. Pernyataan itu disampaikan saat dirinya melakukan kampanye di hadapan ratusan warga Kentfield, California pada Selasa (20/6/2023).
Dalam pernyataannya, pria berusia 80 tahun tersebut juga menyinggung perihal penembakkan balon udara mata-mata China yang dilakukan oleh AS pada Februari lalu. Ia menyebut Xi Jinping merasa sangat kesal usai kejadian tersebut.
“Alasan mengapa Xi Jinping merasa sangat kesal ketika aku menembak jatuh balonnya dengan dua mobil boks yang penuh dengan peralatan mata-mata adalah dia tak tahu bahwa itu ada di sana. Itu adalah hal yang amat memalukan bagi seorang diktator seperti dirinya (Xi Jinping) saat mereka tak mengetahui apa yang sedang terjadi,” kata Biden dilansir dari CNBC.
Perdana Menteri Selandia Baru tak setuju dengan pernyataan Joe Biden
Tindakan Biden yang menyebut Xi Jinping sebagai pemimpin diktator pun sontak menuai respons dari berbagai pemimpin dunia. Salah satunya dari Perdana Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins.
Dalam pernyataan yang disampaikan pada Kamis (22/6/2023) menjelang keberangkatannya ke China akhir bulan ini, Hipkins menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Biden. Sebab, ia menyebut Xi Jinping bukanlah pemimpin diktator.
Selain itu, Hipkins juga menyinggung soal bentuk pemerintahan yang dimiliki China. Ia mengatakan bahwa semua hal yang berkaitan dengan bentuk pemerintahan China merupakan urusan China, bukan urusan negara lain.
“Tidak. Bentuk pemerintahan yang dimiliki China adalah urusan mereka. Jika China ingin mengubah bentuk pemerintahan mereka, maka itu akan menjadi urusan mereka,” kata Hipkins.
BACA JUGA: Sempat Alami Syok Septik, Fajri Pengidap Obesitas 300 Kg Dikabarkan Meninggal Dunia
Hipkins dikabarkan akan melakukan kunjungan ke China pada 25 hingga 30 Juni. Kunjungan itu dilakukan dalam rangka memperkuat hubungan perdagangan antara Selandia Baru dan China. Di sana, Hipkins dikabarkan akan menemui Xi Jinping, Perdana Menteri China, Li Qiang, dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, Zhao Leji.
China juga merespons pernyataan Joe Biden
Selain Chris Hipkins, pemerintah China ternyata juga turut merespons tindakan Joe Biden yang menyebut Xi Jinping sebagai pemimpin diktator. China menyebut pernyataan tersebut merupakan hal yang sangat tak masuk akal.
Selain itu, China juga menyebut bahwa Biden ingin membuat provokasi politik dengan menyerukan pernyataan tersebut di hadapan warganya. Hal itu disampaikan langsung oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, pada Rabu (21/6/2023).
Menurut pengamat, tindakan Biden yang menyebut Xi Jinping sebagai pemimpin diktator berpotensi merusak hubungan kedua negara. Apalagi, kini, Negeri Tirai Bambu tersebut juga sedang bersitegang dengan Amerika Serikat usai peristiwa penembakkan balon mata-mata milik mereka.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Malaysia Akan Ambil Langkah Hukum untuk Menuntut Meta, Kenapa?
-
Kasus Infeksi Penyakit oleh Nyamuk Meningkat di Eropa, Apa Sebabnya?
-
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim Temui Jokowi di Istana, Ada Apa?
-
Presiden Jokowi Kembali Beri Kode Soal Reshuffle Kabinet Indonesia Maju
-
Johnny Plate dan NasDem Bantah Kabar Pengunduran Diri sebagai Menkominfo RI
Artikel Terkait
News
-
Antusiasme Hangat untuk Musikal Untuk Perempuan: Tiga Pertunjukan Sold Out, Ratusan Hati Tersentuh
-
Haru! Pelepasan Siswa Kelas XII SMAN 1 Kalidawir Berjalan Khidmat
-
Kemenag Karanganyar Borong Juara dalam Ajang Penyuluh Agama Islam Award Jateng 2025
-
Bekali Dosen dengan Pelatihan AI, SCU Perkuat Literasi Digital dan Riset di Era Kecerdasan Buatan
-
Mahasiswa Psikologi UNJA Tanggapi Darurat Pelecehan Seksual Lewat MindTalks
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang